Perempuan Sang Pengagum Rahasia (Bag. 26 Tamat)

268 5 0
                                    

Jalan yang dilewati semakin jauh meninggalkan keramaian kota. Di kanan dan kiri jalan membentang sawah. Ujung jalan terlihat masih jauh. Dengan kecepatan tinggi, Frans terus memacu mobilnya. Sambil mengendarai dan mengamati kanan-kiri jalan, dikeluarkan telepon genggam dari saku. Dibuka foto alamat lokasi yang tadi dipotret dari komputer.

Saat sedang mencocokkan keadaan daerah yang ia lihat di kanan-kiri jalan dengan tampilan di foto, sebuah iring-iringan kendaraan besar pengangkut kayu meluncur dari arah berlawanan. Frans tidak menyadari jika mobilnya telah bergeser ke tengah jalan, mengambil jalur lintasan kendaraan yang datang dari arah depan.

Teeet ...!

Klakson iring-iringan truk besar dibunyikan nyaring sekali.

"Ya, ampun!"

Frans berteriak terkejut. Cepat-cepat dibanting stir ke kiri menghindari iring-iringan kendaraan berat di depan.

Criiit ...!

Suara ban mobil tergesek aspal saat Radit menarik rem tangan. Ekor mobil pun terbanting mengikuti putaran saat ia membelok dengan cepat menghindari kendaraan tadi.

"Huuugh!"

Sambil menghembuskan napas dengan keras, kepala dibentur-benturkan ke stir mobil. Lalu, pelan-pelan Frans menginjak pedal gas dan meneruskan perjalanan. Jalan panjang itu mulai menanjak. Frans terus mengamati kanan dan kiri jalan, sambil satu tangaa memegang telepon genggam.

Di kejauhan ia melihat sebuah persimpangan. Dilihatnya lagi foto di telpon genggam. Kemudian dipacu mobil ke arah itu. Saat berada di persimpangan, Frans berhenti sejenak. Dilihatnya kembali ke kanan dan ke kiri jalan. Dicocokan dengan tampilan di foto. Lalu perlahan mobil membelok ke kanan jalan.

Ternyata jalan di belokan ke kanan itu cuma jalan tanah. Ujungnya tak terlihat. Kanan-kiri pepohonan. Perlahan Frans menjalankan mobil sambil terus memperhatikan kanan dan kiri. Sekitar satu kilometer dari simpang tadi, Frans melihat sebuah rumah yang menjorok masuk ke sebuah gang kecil.

Dilihat foto di telepon genggam. Lalu dimasukan telepon genggam itu ke dalam saku celana. Diputarnya setir mobil bergerak ke sebelah kiri gang. Lalu, diparkirkan. Setelah mematikan mesin mobil, diambilnya stik yang ia bawa dari rumah. Dikencangkan ikat pinggang agar pistol yang ia selipkan tak terjatuh.

Mengendap-endap Frans mendekati rumah itu. Sebuah rumah besar dengan halaman yang luas. Sebuah mobil terlihat terparkir di situ. Frans sengaja berjalan memutar untuk masuk dari belakang rumah. Dilihatnya ada pagar tembok tinggi yang mengelilingi rumah itu. Tembok tinggi itu dipagari kawat. Frans mengamati tempat ia bisa memanjat naik. Sambil mencari sebuah batang kayu yang cukup kuat, Frans menemukan bagian tembok yang bisa ia lewati.

Diseretnya sebuah batang kayu yang ia temukan dan didekatkannya ke dinding. Sambil merundukkan kepala, ia mencapai atas tembok. Sesaat diamatinya sekeliling. Dilihatnya ke bawah di dalam tembok. Namun Frans memilih nekat. Setelah dapat berdiri sambil menginjak kawat berduri itu, Frans bersiap hendak melompati ke bawah.

Bruuuugh ...!

Frans jatuh bergulingan di tanah untuk menghindari rasa sakit akibat jatuh dari ketinggian.

Sambil terpincang-pincang, Frans segera berlari menuju sebuah gardu kecil di belakang rumah itu. Secepatnya ia masuk dan mengintip dari celah-celah. Matanya mencari dimana pintu belakang. Sesaat ia menunggu sambil mengintip sekitar halaman belakang rumah. Tidak ada siapa pun yang terlihat.

Perlahan-lahan gelap menyelimuti tempat itu. Suara jangkrik terdengar bersahutan.

Dengan mengendap-endap Frans berjalan keluar dari dalam gardu. Tangannya masih menggenggam stik yang dibawanya dari rumah. Saat telah mendekati pintu belakang, ia langsung merapatkan punggungnya ke dinding. Tak ada cahaya sama sekali yang keluar dari celah-celah pintu belakang itu. Semua lampu dimatikan.

Perempuan Sang Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang