"Selalu ada orang baru yang datang dihidup kita dan akan menemani setiap langkah kita"
Aku ngerasa kalimat ini cukup kejam, apalagi kalau harus dipikir tengah malam, waktu banyaknya orang overthinking sama segala sesuatu dalam hidup entah yang terjadi di hari itu atau besok dengan segala ketakutan yang padahal bisa jadi gak ada.
Aku setuju kalimat itu, tapi terkesan menyayat banget seolah ditampar sama realitas yang ada. Hukum alam, semua yang datang akan pergi satu persatu dan diganti dengan yang baru. Siklusnya seperti itu, bahwa bahagia cuma bagian dari titipan yang akan usang dimakan waktu, dan dinikmati sebagai rasa rindu berselimut kalbu ketika terulang dalam rekaman memori.
Kehilangan, aku belum nemuin kata kehilangan terparah yg aku alamin dalam hidup aku.
Aku tahu satu waktu nanti aku akan temuin kejadian itu, dan aku harus siap akan rasa yang tiba-tiba datang tanpa di duga.
Semesta itu benar-benar suka ngagetin, padahal aku lagi diam sejenak mencoba untuk mendalami peran yang entah kapan bahagianya datang.
Aku enggak lagi ajak semesta buat bercanda, tapi semesta suka ajak aku bercanda yang kelewat batas. Berlakon di dalamnya yang padahal aku gak kehibur sama sekali.
Yang jahat siapa? Aku? Atau mereka yang meninggalkan. Tinggalkan sejuta kenangan akan kehilangan yang entah kapan usang.
Soal kenangan, kehilangan dan orang-orang baru yang hadir, semua bergilir terus berganti.
Kalau dipikir-pikir sama kalimat itu, yang setia sama aku ya cuma diriku sendiri. Setiap orang yang datang tugasnya hanya untuk menemani, mengiringi dan membantu. Peran utama gak jatuh ke siapa-siapanya, aku peran utama dikehidupanku sendiri.
Jadi, aku yang kuat ya. Soalnya akan ada banyak rasa kehilangan yang bakal aku rasain nantinya....
Mungkin gak sekarang, tapi nanti...
Kamu, pernah merasa kehilangan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pijar Nirmala
De TodoCome, Journal with me. Aku, tentang aku dan bagianku yang hilang...