10. Pink raincoat

8 3 0
                                    

🥦 Happy Reading 🥦

Cukup lama mereka hanya saling diam hingga hanya suara hembusan angin yang terdengar. Yona bosan, ia pun bersuara.

"Jika kamu diam begini aku akan meninggalkanmu masuk" Yona bersiap berdiri namun ujung bajunya ditarik oleh Taehyung hingga ia kembali terduduk.

"Beri aku 1 kebohongan nyata" ucap Taehyung tiba-tiba sambil menatap Yona disebelahnya.

"Apa maksudnya?" Tanya Yona belum konek. Taehyung masih diam menatapnya hingga tiba-tiba saja Yona mendapatkan sinyal.

"Banyak kebohongan nyata di dunia ini, kamu mau yang ekstrim atau yang biasa saja?" Tanya Yona dengan senyum kecilnya.

Taehyung terkekeh, berbicara dengan gadis ini mampu membuat moodnya sedikit membaik ternyata.

"Biasa dulu, baru nanti yang ekstrim" jawab Taehyung. Yona menggeleng.

"Tidak boleh! Harus 1. Maruk sekali mau 2" marahnya dengan bibir yang mengerucut.

Reflek saja Taehyung menarik bibir tebal kecil itu hingga Yona membelalakkan matanya. Taehyung yang sadar apa yang ia lakukan itupun mengusap tengkuknya malu. Sungguh malu. Tadi hanya reflek saja. Taehyung kelepasan.

"Sakit..." Gumamnya.

"Aku tak sengaja" jawab Taehyung dingin. Ia masih membuang pandangannya.

"Jika salah, biasakan meminta maaf. Itu akan mengurangi kekesalan orang itu padamu" Yona berceramah.

Taehyung diam. Baiklah sepertinya benar ia jarang meminta maaf. Maka dari itu tak ada yang mau mendekatinya. Ia hanya dikagumi paras dan kekayaannya saja.

"Maaf" ucap Taehyung pelan. Yona tersenyum mendengarnya. Walau pelan, tapi Yona tau betul jika itu permintaan maaf.

"Ya baiklah tak apa. Jadi kebohongan manis yang biasa atau ekstrim?" Yona kembali bersuara. Ia menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga.

"Ekstrim" jawab Taehyung. Ia tak menatap Yona, namun telinganya sudah ia pasang untuk mendengarkan gadis itu bicara.

"Ayahmu membencimu." Ucap Yona. Sontak Taehyung meliriknya lewat ekor mata.

"Dengar, mana ada orang tua yang membenci anaknya. Jika ada, itu hanya 1 dari 1000 di dunia. Taehyung-ssi, cobalah memaafkan kesalahan Appamu, pikirkan kebahagiaannya" ucap Yona hati-hati.

"Memikirkan kebahagiaannya dan mengabaikan kebahagiaan Eommaku?" Yona menggeleng dan tersenyum guna menenangkan Taehyung yang kini menatapnya tajam.

"Pikirkan juga. Eommamu mana bahagia jika suami dan anaknya perang dingin begini? Sooyung Ahjumma pasti akan sedih melihatmu dan Appamu saling diam."

"Jika bukan demi kebahagiaan Appamu, maka lakukan demi kebahagiaan Eommamu. Terimalah ibu barumu itu dalam hidupmu. Walaupun kamu tak sepenuhnya dapat menerimanya, setidaknya hargai kehadirannya. Kulihat ia baik mau memasakkan anak nakal sepertimu" Yona mendorong lengan Taehyung dengan lengannya.

Taehyung sedikit terguncang, ia menatap gadis di sampingnya sambil memikirkan kalimat yang gadis itu lontarkan. Hatinya goyah. Ia tak mau Eommanya sedih. Namun ia juga tak sudi menerima wanita itu dalam kehidupannya.

"Bagaimana caraku agar bisa menerimanya? Aku sangat membencinya. Bahkan tak sudi melihat wajahnya" jawab Taehyung menunduk.

"Hmm... Mungkin dengan cara memberinya ucapan selamat pagi? Menyapanya saat kamu berangkat sekolah atau... Sekedar tersenyumlah. Perlahan aku yakin! Pasti Kim Taehyung bisa menerima kenyataan ini" ucap Yona antusias.

Hi, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang