12. Jealous(?)

3 3 0
                                    

🥦 Happy Reading 🥦

Malam yang cukup menyedihkan. Taehyung berdiam diri di kamarnya. Ia melamun. Merindukan wanita yang selama ini sudah merawatnya dan menghujaninya dengan cinta. Sooyung, Eommanya. Entahlah, tiba-tiba saja rasa rindunya pada sang Eomma datang tanpa diduga.

Cklek...

Taehyung melirik pintu yang terbuka menampilkan Taehyeong dengan jas kerjanya. Sepertinya Appanya ini baru pulang. Ah tapi Taehyung tak terlalu peduli dengan itu. Ia kembali menatap jendela.

"Taehyung-ah. Berhentilah berdiam diri di kamar begini. Besok lusa adalah hari pernikahan Appa. Setidaknya keluarlah dari kamarmu dan ajak Heejin adikmu berbicara" ucap Taehyeong duduk di tepi ranjang. Tepat disamping anak lelakinya.

"Kasihan dia. Sendirian, ia bahkan mengatakan jika ia takut untuk tinggal disini karena sikapmu sangat dingin padanya" ujar Taehyeong yang membuat senyuman sinis terbit di bibir Taehyung.

"Kalau begitu bagus. Dengan demikian, mereka tak akan mengusikku dengan tinggal disini" ucapnya santai.

"Jaga bicaramu itu Taehyung! Dia akan menjadi adikmu! Hargai Heesung sebagai ibumu dan Heejin sebagai adikmu!" Bentak Taehyeong yang malah membuat hati Taehyung terasa tak enak.

"Kalau Appa kemari hanya untuk urusan tak penting ini, ku sarankan keluar." Ketus Taehyung tanpa menatap Appanya.

Taehyeong menghela nafas. Sepertinya anak tunggalnya belum bisa untuk diajak bicara saat ini. Sorot matanya hanya menyinarkan kemarahan dan kekecewaan. Tiba-tiba satu ide muncul di benak Taehyeong.

"Apakah kamu menyukai anak tetangga kita? Kamu menyukai anak bibi Yura?" Taehyung terdiam melirik Taehyeong lewat ekor matanya. Mendengus.

"Tidak usah mengalihkan. Ini tak ada sangkut pautnya dengan gadis itu." Jawab Taehyung. Tanpa ragu ia menyesap rokok di depan Appanya.

"Appa bisa bantu kamu dekat dengannya" ucap Taehyeong. Sejenak Taehyung terdiam sambil menikmati nikotin yang saat ini berada diantara telunjuk dan jari tengahnya.

"Tidak usah. Aku tak perlu bantuanmu. Lagipula aku tidak menyukainya. Kembalilah dan urusi dirimu sendiri." Ucap Taehyung menyambar jaketnya lalu melenggang keluar kamar. Meninggalkan Taehyeong di kamar.

"Appa akan melakukan segala cara agar kamu mau menerima calon ibumu, Taehyung. Bagaimanapun Appa tak bisa membuatmu terus larut dalam kesedihan" gumam Taehyeong lalu keluar dan menutup kembali kamar anaknya.

.

.

✨❤️✨

.

Mood yang tadinya anjlok kini malah bertambah anjlok saat melihat Yona sedang tertawa bersama seorang lelaki di depan mesin pencapit boneka. Taehyung meremas kaleng sodanya.

"Shit!" Umpatnya. Ia membuka paksa tutup kaleng dan menikmatinya. Tiba-tiba saja sepasang tangan melingkar di pinggangnya. Membuat aktifitasnya meminum soda harus terhenti.

"Apalagi?" Tanya Taehyung malas saat melihat Yeri, perempuan yang pernah mengisi hatinya itu tengah berdiri di belakangnya.

"Ayolah Taehyung... Aku tau kamu tak benar-benar ingin memutuskan hubungan denganku. Kamu.. masih mencintaiku bukan?" Tanya Yeri, tangannya terus memegang lengan Taehyung.

Namun seolah tuli, lelaki bermarga Kim itu tak mendengarnya. Ia hanya terfokus pada Yona yang semakin tertawa lebar. Bahkan perempuan itu tak pernah tertawa selebar itu ketika bersamanya. Siapa lelaki yang bersama gadis itu? Apakah secepat itu Yona melupakan perasaannya? Apakah semudah itu? Pikir Taehyung.

Hi, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang