•••••
Dan kau hadir,
Mengubah segalanya•••••
Saat menyadari ada orang di belakangnya, tanpa menoleh Y/n segera melompat keluar dari air. Namun saat ia hendak berlari, sosok di belakangnya itu menangkap lalu membalik badannya.
Sakata menghirup aroma manis di sekitarnya dan menyadari bahwa pelayan di depannya itu orang yang sama dengan pelayan di kamar Nqrse tadi.
Y/n memejamkan mata karena Sakata belum mengancing seluruh bajunya, "C-cepat pakai bajumu yang benar!"
"Lo malu liat gue begini? Kita kan sama-sama lelaki. Ngapain malu?" tanya Sakata di depan Y/n.
Pangeran bersurai merah itu mengamati Y/n. Salah satu sudut bibirnya terangkat, ia pun mendorong Y/n, mengukung dan mengangkat dagu gadis di depannya. Ia segera mengetahui bahwa orang di depannya adalah seorang gadis.
"Beberapa minggu lalu ada penyusup masuk ke istana ni dan nyamar jadi prajurit laki-laki, demi bisa ngelihat aniki gue. Saking sukanya, kolor aniki gue sampe dicolong! Apa sebutannya, sasaeng? Ha! Jangan-jangan... lo salah satu dari mereka?" tuduh Sakata.
Y/n menggeleng cepat dengan mata yang masih tertutup.
"Lo laki bukan?" tanya Sakata.
"L-Laki lah!"
"Laki-laki bukan?!" tanya Sakata lagi dengan nada meninggi.
"Laki-laki!!! Laki-laki... Laki-laki...." Nada bicara Y/n makin merendah, kemudian tiba-tiba disambungnya dengan lagu, "Seollenda Me Likey, Me Likey Likey Likey,
Me Likey Likey Likey-"*Twice - Likey
Sakata hanya melongo dan menatap orang di depannya dengan bingung.
"Barusan... lo ngomong apa?"
"Eh?" Y/n membuka matanya. Seketika ia terkejut saat melihat wajah Sakata begitu dekat dengannya. Ia pun refleks mendorong pangeran bersurai merah itu ke kolam pemandian.
Y/n segera berlari keluar menjauh dari Sakata sembari menoleh ke belakang, khawatir Sakata mengejarnya.
Namun saat hendak belok di tikungan, tiba-tiba Y/n tak sengaja menabrak seseorang.Mereka berdua terjatuh.
Y/n melihat seorang pemuda itu terdiam sebentar dan terlihat setetes darah jatuh dari hidung pemuda itu.
"Hidungmu berdarah? Wajahmu pasti tadi terbentur ya?! Maaf...." Y/n mengusap hidung pemuda bersurai fungi di hadapannya itu dengan lengan bajunya. Sosok itu adalah Eve.
"Hm... apa matamu nggak gatal? Tertutup poni seperti ini?" Y/n menyingkirkan poni yang menutupi mata Eve. Hal itu membuat Y/n dan Eve saling menatap.
Pupil Eve melebar, baru kali ini ia menatap dekat wajah seseorang selain saudara-saudaranya.
Terlebih lagi sosok itu adalah seorang wanita.
Y/n tidak menyadari, bahwa penutup kepala yang dipakai untuk menyembunyikan identitasnya, terlepas saat ia terjatuh tadi. Rambutnya terurai, tertiup pelan oleh angin malam.
Eve bergeming menatap Y/n, menggerakkan jemarinya, menyentuh ujung rambut gadis di hadapannya.
"Dirimu selembut sutra, cahayamu sebening kaca, cantikmu seindah mentari, bahasamu sewangi mawar berduri...."
"Wah... kata-kata yang bagus!" puji Y/n sambil menepuk tangannya.
Wajah Eve merah padam, ia tak sadar dengan apa yang barusan diucapkannya. Kata-kata itu terlontar begitu saja. "K-kenapa ada wanita disini?!"
Senyum Y/n memudar, ia memegang kepalanya dan baru menyadari pelindung kepalanya telah lepas.
"Pelayan gila!!! Kemana tadi larinya."
Wajah Y/n menegang. Ia hampir lupa urusannya dengan Sakata. Pangeran bersurai merah itu sudah pasti mengejarnya.
Y/n kelabakan mencari persembunyian. Ia pun masuk ke dalam sebuah guci besar yang berada tak jauh darinya.
"Heh Jamir!!! Kaget gue... lo ngapain tengah malam ngesot disini?!" Sakata mengatur napasnya, sudah lelah berlari, ia juga dikejutkan oleh penampakan Eve yang gabut duduk di lantai.
"Aku tadi terjatuh. Cepatlah ganti baju basahmu, nanti kau masuk angin, bang Sak," tegur Eve dengan suaranya yang halus.
"Lo lihat ada orang nggak? Pake baju pelayan! Gila, dia ngedorong gue sampai basah begini!!!"
"Nggak lihat. Lagian, kau senang sekali mandi tengah malam. Mungkin yang mendorongmu tadi... hantu penjaga kolam pemandian."
Sakata mencengkram kerah baju Eve, "Ja-jangan ngadi-ngadi ya, Jamir! Mana ada hantu-"
Tiba-tiba guci besar di sebelah mereka terjatuh, kedua pangeran yang berdiri tak jauh dari guci itu pun terkejut. Tak terkecuali Sakata, ia sampai lari tunggang langgang ke kamarnya. Bahkan ia hampir menginjak biawak yang kebetulan lewat.
Y/n keluar dari guci besar tempat persembunyiannya, "Aduh... kepalaku...." Ia tadi tak sengaja tersandar dan membuat guci besar berbentuk tabung itu tidak seimbang sehingga membuatnya terjatuh seperti tadi.
Eve melirik ke Y/n, jarak diantara mereka cukup jauh, sekitar 2 meter. "Jangan mengusik kami. Pergilah, perempuan harusnya nggak kesini. Istana ini cuma untuk laki-laki, akan berbahaya kalau sampai onii-sama yang menemukanmu, " ucap Eve lalu pergi meninggalkan Y/n, membiarkan gadis itu masih terduduk di lantai.
Y/n memicingkan mata, mengamati benda yang dipegang Eve. Ia pun segera berlari menghampiri Eve dan menahan lengan baju pangeran bersurai fungi itu.
"Ini kan, buku temanku! Jamir dapat dimana??? Tasku, apa kamu juga menemukannya?!"
Saraf Eve tiba-tiba terasa kaku, menelan saliva dengan susah payah. Ia melirik lengan kanannya yang digenggam erat oleh Y/n. Perlahan wajahnya mulai hangat lalu berwarna merah padam.
"N-Namaku Eve... b-bukan J-Jamir!!! Dan... M-menjauhlah... dariku! A-atau kau...."
-Bersambung-
4 Desember 2021
Thanks for reading!
Gimana ujiannya? Hoho(◐∇◐*)
Ya, semoga yang udah ujian ntar dapat hasil terbaik. Untuk yang masih ujian, semoga dimudahkan ngerjainnya supaya dapat nilai yang terbaik.
Ganbatte Kudasai🍎 L. Lawliet
KAMU SEDANG MEMBACA
『𝕾𝖈𝖆𝖗𝖑𝖊𝖙 𝕳𝖊𝖆𝖗𝖙』 𝚄𝚝𝚊𝚒𝚝𝚎𝚡𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛
Fanfiction[INI RECEHAN] 13+ [Transmigrasi, Romance, Comedy] Udah kayak kursi DPR, direbutin. "Loh kok enam? Tadi beneran ada tujuh orang!" "Cewek friendly itu memang nggak worth it untuk dimiliki. Tapi sejatinya dia bisa bedain mana kekasihnya, mana teman, d...