• • • • •
UTAITE x READER (Y/n)
Y/n = Your Name
• • • • •
Y/n mengerjap sambil memikirkan sebuah nama laki-laki untuk menyembunyikan identitasnya di depan Senra. "N-namaku ... (ketik nama laki-laki yang kamu pikirkan di kolom komentar ya (◐∇◐*))"
Senra menaikkan sedikit seringainya. "Mungkin kamu bisa membohongi saudaraku dengan penampilan pelayan laki-laki ini. Tapi nggak denganku. Aku dah terbiasa ngadepin rubah kecil kayak kamu. Kenapa? Mau nyolong kolorku juga?"
Y/n teringat Sakata pernah bercerita mengenai penyusup yang masuk ke istana dan mengambil kolor milik salah satu pangeran. Ternyata kolor bergambar maung ngerokok itu milik Senra.
Istana tempat kediaman sebelas pangeran ini pernah beberapa kali dimasuki oleh penguntit wanita yang ingin bertemu Senra dan Shima. Kedua pangeran ini memang idola, padahal mereka hanya suka memberi harapan palsu kepada para gadis dan mendekati mereka hanya untuk mendapatkan informasi rahasia.
Y/n menepis tangan Senra lalu mendorong pangeran bersurai kuning itu. "Ngambil kolormu? Untuk apa, hm?! Ku pakai pun pasti melorot," ucap Y/n dengan ketus.
"Kamu menepis tanganku? Bahkan gadis di luar sana berebut mau memegang tanganku loh. Sok jual mahal?" goda Senra.
"Siapa yang kamu bilang jual mahal? Aku nggak jualan kok," sahut Y/n, "hanya karena wanita di sekelilingmu murahan, jangan kamu nilai semua wanita sama!"
Senra agak terkejut, baru kali ini ada gadis yang berani meninggikan suara padanya. Ia menyipitkan matanya, lalu memindahkan jemarinya ke belalang kepala Y/n, menarik gadis itu ke arahnya dan memberikan sebuah tanda di sisi kanan leher gadis itu.
Y/n memejamkan matanya, ia merasakan sisi kanan lehernya tersentuh sesuatu saat Senra memiringkan kepala di dekat lehernya. Sebuah kissmark?
"Hei," panggil Senra dengan suara rendah. Y/n membuka matanya perlahan, menatap iris mata Senra, kemudian buliran air terkumpul di pelupuk matanya. Y/n tidak terima dengan perlakuan Senra padanya.
Pupil Senra melebar saat menatap Y/n. "K-kenapa kamu nangis? Apa tadi aku nempelinnya terlalu dalam sampai kamu kesakitan?" tanya Senra sambil menunjukkan sebuah stempel berpola rubah kecil miliknya.
Seketika Y/n menyedot kembali air matanya dan segera mengusapnya. Ia tadi mengira Senra telah memberikan kissmark padanya. Ternyata hanya sebuah stempel.
Senra selalu memberikan tanda itu kepada gadis-gadis penguntit yang masuk ke istana. Tanda itu bersifat permanen, tidak bisa dihilangkan meski dikucek dengan Rin***so sekalipun. Tidak ada alasan khusus ia memberikan cap rubah itu, hanya iseng.
"Kam nih minta terus, nanti habis punyaku nah...."
"Pelit banar heh. Dikit aja tuh mintanya."
Samar-samar Y/n dan Senra mendengar suara Sou dan Eve.
"Eh? Y/n-chang sama siapa itu?" Sou menyipitkan matanya, mengamati seseorang yang berada di dekat Y/n namun tidak terlihat karena terhalang pohon kelapa atau dalam bahasa latinnya adalah Nyiur Tuha. Sou berteriak memanggil Y/n sambil melambaikan tangannya.
"Kayaknya bang Sak," jawab Eve sambil mengunyah boba goreng rasa sambal ijo yang barusan dibelinya.
Orang yang tidak berkepentingan dilarang memasuki istana, termasuk para penjual jajanan. Sehingga Sou Eve barusan sampai rela memanjat pagar agar bisa membeli jajanan yang mereka inginkan dan berebut antrian dengan anak-anak kampung.
"Y/n-chang? Tunggu. Mereka kenal kamu?!" tanya Senra dengan heran.
"Astaga dragon, bang Senra ...." Mulut Sou membulat saat ia sudah dekat dengan Y/n dan menyadari sosok yang terhalang pohon tadi adalah Senra.
"K-k-k-kok udah pulang bang?!" tanya Eve.
Senra melirik saat menyadari kedatangan dua adiknya itu. Ia menatap Sou dan Eve dengan dahi berkerut. Dua pemuda bersurai fungi itu pun tersenyum lebar sambil menelan salivanya.
Mereka berdua khawatir akan dimarahi Senra karena telah menerobos pagar istana demi se-plastik boba goreng.
Senra berdiri di depan kedua adiknya itu dan langsung menyambar plastik boba goreng milik Eve.
"Wuan***jer ... nikmat mana yang kau dustakan!!! Teringat dulu gue sampe ngelompat pagar demi makan ni jajan bareng Urata, Shima, Sakata," batin Senra sambil mengunyah boba goreng sampai memejamkan matanya, saking enaknya.
Melihat Senra sedang asik memakan hasil rampasannya barusan, Eve dan Sou hendak melangkahkan kakinya menghampiri Y/n. Namun mereka segera mengurungkan niatnya saat ditegur Senra.
"Kalian nih beli dimana. Eh, maksud gue. Kalian kenal gadis itu?" tunjuk Senra ke Y/n.
Eve dan Sou saling pandang, ternyata Senra sudah mengetahui tentang penyamaran Y/n. Eve pun menceritakan yang sebenarnya kepada Senra.
"Dari masa depan? Sulit dipercaya—"
"Maaf tuan," tegur seorang penjaga dengan janggut terkuncir menghampiri Y/n dan ketiga pangeran. "Pangeran Urata ... memanggil pangeran Sou dan Eve."
"Dipanggil bang Ur? Sou, apa kamu lupa nyiram kotoranmu?" bisik Eve.
Sou membalas pertanyaan Eve dengan pukulan di bahu. "Nggak lah. Kamu kali' yang jemur celana dalam nggak rapi!"
"Udah rapi, kok. Kususun dari yang polos sampe berwarna sesuai ukuran," sahut Eve.
Di sisi lain, Urata berdiri dengan geram di kamar Eve dan Sou sembari meremas kertas lalu membakarnya dengan api yang muncul dari tangannya.
"Darimana ... dua bocah itu tau tentang ini!"
-Bersambung-
22 Desember 2021
Republish : 1 Agustus 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
『𝕾𝖈𝖆𝖗𝖑𝖊𝖙 𝕳𝖊𝖆𝖗𝖙』
Fiksi Penggemar[INI RECEHAN] 13+ [Transmigrasi, Romance, Comedy] Udah kayak kursi DPR, direbutin. "Loh kok enam? Tadi beneran ada tujuh orang!" "Cewek friendly itu memang nggak worth it untuk dimiliki. Tapi sejatinya dia bisa bedain mana kekasihnya, mana teman, d...