•••••
Y/n = Your name
•••••
Y/n mengeringkan seragamnya di beranda kamar Nqrse, pangeran ke-9 alias pemuda yang menyapanya di tempat pemandian tadi.
Y/n menyipitkan matanya kepada sang Surya kemudian menghela napasnya dengan raut wajah sedih.
"Aku bisa sampai sini karena genangan itu. Apa aku harus nunggu ujan supaya bisa balik ke taman itu lagi?" monolog Y/n.
"Tapi ini zaman apa sih? Zaman edan?" Y/n memukul dahinya sambil berdecak kesal, "Gini nih kalau setiap pelajaran sejarah malah ngantuk. Kayaknya Pak Mawar pernah ngejelasin tentang kerajaan-"
Tiba tiba terdengar ketukan dari pintu kamar bernuansa pink itu. Y/n mempersilahkan seseorang disana untuk masuk dan muncullah pemilik kamar tersebut.
"Ini kan kamarmu, tuan. Kenapa harus mengetuk pintu?" tanya Y/n.
Nqrse mengalihkan pandangannya, "Biarpun gue cantik begini kan, gue juga laki-laki! Gimana kalau gue masuk pas lo masih ganti baju, hm?" ucapnya dengan bibir mengerucut.
"Ah ya juga. Maaf kupinjam dulu pakaianmu... akan segera kukembalikan kalau seragamku sudah kering," ucap Y/n dengan sopan.
Nqrse mempunyai jalan ninja sendiri. Tidak seperti saudaranya, ia lebih menyukai berpakaian seperti seorang putri daripada pangeran.
"Gue males pake baju yang udah dipake orang. Daripada ntar gue buang, jadi lo ambil aja-"
Terdengar suara ketukan lagi dari pintu kamar Nqrse. Seorang pemuda bersurai putih bermanik ruby memasuki kamar, Mafu, pangeran ke-6 diikuti adek bungsunya, Sou. Ia datang untuk mengintrogasi Y/n.
"Masa depan?" tanya ketiga pangeran itu saat mendengar jawaban Y/n.
"A-aku juga nggak tau kenapa bisa sampai kesini. Tapi tenang aja, begitu dapat jalan keluar... aku akan cepat pulang kok!" ucap Y/n percaya diri namun nada bicaranya sedikit terdengar gemetaran karena ia agak takut menghadapi tiga pria dewasa yang mengelilinginya.
Apalagi sedaritadi Sou senang sekali memainkan rambut Y/n di jarinya.
Seseorang menepuk pelan pucuk kepala Y/n, sentuhannya begitu halus. Y/n mendongak dan melihat Mafu menatapnya sambil tersenyum, "Santai aja, nggak perlu buru-buru pergi kok."
"Weh, jangan asal nepuk-nepuk pala anak orang," cibir Nqrse.
"Ye, lo juga kalo dielus-elus kesenengan kan?" balas Mafu sambil mengusap surai pink Nqrse.
"Lo merusak tatanan rambut gue, Mafeng! Duduk yang kalem!" sungut Nqrse sambil mendorong wajah Mafu.
"Nggak sopan banget sama abangnya," gerutu Mafu sambil mengusap wajahnya.
Mafu memperkenalkan Nqrse dan Sou kepada Y/n. Sebenarnya mereka ada sebelas bersaudara dengan satu ayah namun beda ibu.
Mafu dan Nqrse adalah anak dari ratu kedua, bersama Urata, Shima, Sakata, dan Senra. Sedangkan Eve dan Sou adalah anak dari ratu pertama, bersama Soraru, Amatsuki, dan Luz.
Y/n mengangguk, memperhatikan ketiga pemuda itu. "Eum... seingatku di pemandian tadi ada empat orang? Satu lagi siapa?" tanya Y/n.
"Empat orang?" Sou menatap Mafu dan Nqrse dengan tatapan bingung, "Kita tadi cuma bertiga, kan onii-chang?"
Mafu dan Nqrse mengiyakan pernyataan adik bungsunya itu.
"Apa benar kamu lihat ada empat?! Bukan matamu kah yang seliweran? Siapa coba satunya? Hantu?! Apa di istana ini menurutmu ada hantu?" tanya Sou bertubi-tubi dan sangat dekat dengan Y/n.
"Ano... mungkin... aku salah lihat," jawab Y/n sambil tersenyum kikuk.
"Sou, lo ngebuat dia ngerasa nggak nyaman tuh." Nqrse menarik kerah baju Sou dari belakang dan menyuruhnya duduk kembali. Sou hanya diam menurut dan kembali memainkan rambut Y/n.
Y/n tersenyum kecil melihat kelakuan ketiga pemuda kalem-kalem bobrok itu, "Nqrse-san mirip seperti ibu mereka, ya?"
"Hm?" Nqrse melirik Y/n dengan sinis, "Apa maksud lo? Gue kayak emak-emak gitu?! Emang gue keliatan suka marah-marah?! Hah?! Kecantikan gue bahkan ngalah-ngalahin kembang desa loh! Bisa-bisanya gue dibilang kayak emak-emak!!!"
"Sabar mak... jangan tinggikan suara lo di depan perempuan kek gitu lah." Mafu menarik pelan pundak Nqrse saat pemuda bersurai pink itu terus mengoceh di depan wajah Y/n.
"Padahal maksudku sifatnya itu keibuan... apa harusnya aku bilang kalau dia ke-bapak-an?" bisik Y/n ke Sou.
Sou menggeleng cepat lalu berbisik, "Jangan, nanti dia malah makin ngambek dan ujung-ujungnya ngancem mau minggat ke bulan."
"Hih, tak kuase aku," gerutu Nqrse sembari mengibaskan tangan ke wajahnya.
Sementara itu, tak jauh dari kamar Nqrse seorang pemuda terbangun dari tidurnya karena kegaduhan di kamar sebelahnya.
Melihat tuannya bangun, seekor anjing kecil naik ke leher tuannya, menjilat pipi pangeran yang masih terbaring di kasurnya itu.
"Ken," panggil sang pangeran kepada anjingnya, "Itu tante girang di sebelah ngapa sih ribut banget."
Bersambung
28 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
『𝕾𝖈𝖆𝖗𝖑𝖊𝖙 𝕳𝖊𝖆𝖗𝖙』 𝚄𝚝𝚊𝚒𝚝𝚎𝚡𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛
Fanfiction[INI RECEHAN] 13+ [Transmigrasi, Romance, Comedy] Udah kayak kursi DPR, direbutin. "Loh kok enam? Tadi beneran ada tujuh orang!" "Cewek friendly itu memang nggak worth it untuk dimiliki. Tapi sejatinya dia bisa bedain mana kekasihnya, mana teman, d...