Urata bernapas gusar, mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar Eve dan Sou yang penuh dengan coretan tulisan abjad. Maklum, Eve dan Sou sedang semangat belajar sehingga sampai menggunakan dinding kamar untuk media tulisnya.
"Ada apa, bang Ur?" tanya Sou. Ia datang bersama Eve dan Senra. Y/n tidak ikut serta karena diminta membantu Nqrse memerah susu lumba-lumba di kolam besar sebelah selatan istana.
"Coretan apa ini? Darimana kalian mempelajarinya? Apa karena ini kalian jadi terlambat berlatih pedang, hm?" tanya Urata.
Rahang Eve mengeras saat melihat selembar kertas bertuliskan seluruh huruf alphabet yang dibuat Y/n, hampir terbakar habis di tangan Urata. Eve pun merebut kertas itu dari tangan Urata lalu refleks meremasnya untuk mematikan apinya. "Kenapa dibakar, bang Ur!"
Senra segera meraih tangan Eve yang memerah lalu meminta pelayan mengambilkan handuk dan air untuk memberikan pertolongan pertama pada luka bakar di tangan Eve.
"Dengar, Eve. Saat kita perang nanti, yang dibutuhkan adalah ketangkasan, kekuatan dan penyusunan strategi yang tepat untuk melawan. Belajar begini cuma ngabisin waktu! Lihat? Bahkan lo sampai nggak datang latihan?! Sou, lo juga kan?"
Sakata dan Mafu menghentikan permainan perang sarungnya dan segera masuk ke istana saat mendengar suara Urata yang bernada marah. Dilihatnya Sou nampak berdiri dengan kepala menunduk dan Senra sedang membalut handuk basah ke tangan Eve yang sedikit melepuh.
"Ur, kenapa ini? Baru pulang marah-marah, ngajak berantem?" ucap Mafu sambil menyuapkan permen pilkita rasa sayange ke mulut Urata.
"Apaan sih tuh di dalam kok ribut banget," gerutu Nqrse saat sedang asik memerah susu lumba-lumbanya. "Eh bentar ya, gue lihat ke dalam dulu. Abis ni lo tuang susunya ke kuali besar tuh, jangan diminum!" perintah Nqrse ke Y/n.
Baiknya Y/n hanya menurut dan mengerjakannya dengan suka cita sambil bernyanyi lagu (ketik lagu favoritmu di kolom komentar)
"Maf! Masa lo nggak tau mereka belajar beginian?!" tegur Urata.
"Ur ... kenapa lo harus semarah ini? Di usia mereka memang masa dimana rasa ingin tahu mereka besar, biarkan-"
"Jangan dibela, Maf. Lo lihat onii-sama ngabisin waktunya belajar beginian dan apa hasilnya?" Urata menaikkan seringainya sambil berdesis, "ngelawan gue aja kalah. Lemah. Udah gitu kurang ajar pula. Nggak ada gunanya belajar beginian!"
Eve menggertakkan giginya, sedikit mendongak dan menatap tajam Urata yang telah membuat tangannya melepuh. "Uruse na, omae (berisik lo)."
Semua pangeran yang berada di sekitar Eve terkejut mendengar ucapannya, tak terkecuali Urata. Pangeran ke-dua itu pun naik pitam, ia mengepalkan tangannya lalu menarik kerah baju Eve.
Sakata segera melerai mereka, ia menahan badan Urata agar pemuda bersurai coklat itu tidak melakukan kekerasan kepada Eve.
"Ini lah alasan gue ... ngelarang kalian belajar beginian!!! Lihat Eve, udah ngerasa sok pintar, sampai berani ngelawan abangnya!!!"
"Lo kalo teriak jangan di kuping gue, wahyu!" protes Sakata sambil mendorong bahu Urata.
"Apa?! Mau gue bakar juga tuh kuping?!"
"A-ampun bang."
Tiba-tiba dari arah belakang istana terdengar suara reruntuhan, ditambah suara cicitan seekor rakun. Urata menoleh ke sekitarnya dan tidak menemukan peliharaan yang biasa memijat pundaknya.
"Ya-yamad mana?!"
"Suara apa itu?! Bunyinya dari sebelah selatan istana," ucap Mafu.
Nqrse yang belum sampai masuk ke istana menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang. "Y/n-chan?!"
Debu bertebaran tak jauh dari kolam lumba-lumba milik Nqrse, kayu-kayu besar dan kecil berserakan di tanah, terdapat seonggok bunga pasir yang masih basah dan nampak tergeletak seorang pelayan tengah memeluk seekor rakun. Ia melindungi hewan mungil itu dari runtuhan kayu bakar yang sebelumnya tersusun tinggi dan rapi.
"Untunglah ... kamu nggak terluka ...," bisik Y/n sambil mengusap tubuh mungil rakun bangsawan yang gemetaran di pelukannya.
🍎
Y/n dibawa ke kamar yang biasa digunakan khusus untuk tamu. Nqrse terus menerus mengumpat, menyalahkan dirinya karena telah meninggalkan Y/n. Mafu berusaha membujuk Y/n agar lukanya diobati namun gadis itu mengatakan bahwa ia baik-baik saja.
"Kamu sudah menyelamatkan Yamad, maka khusus untukmu, aku mau Sakata yang ngobatin. Bukan tabib abal-abal yang nyembuhin pasiennya pake air bekas celupan batu sakti yang katanya didapat pas dia disambar gledek. Sakata lebih ahli dari mereka," tutur Urata.
Sakata dan Amatsuki adalah pangeran yang memiliki keahlian di bidang medis. Bahkan pangeran ke-tujuh bersurai merah itu dikenal sebagai ahli pengobatan khusus para bangsawan sedangkan kakaknya, Amatsuki saat ini masih sedang mempelajari lebih dalam tentang ilmu medis di negeri seberang sekaligus usaha sampingan jualan popkron.
Kayu-kayu itu telah meninggalkan luka lebam dan beberapa goresan di punggung Y/n. Gadis itu merasa malu jika luka di punggungnya harus diperlihatkan kepada pangeran yang saat ini mengelilinginya sehingga ia berusaha menahan sakitnya.
"Maaf sudah membuat kalian khawatir, tapi aku beneran nggak apa-apa kok!" ucap Y/n sambil tersenyum meyakinkan, namun tak lama kemudian ia berteriak kesakitan saat Sakata tiba-tiba menepuk punggungnya.
"Sakata Aho!!!" umpat Y/n dalam hati.
Semua pangeran yang sudah mengetahui identitas Y/n sebenarnya mengerti kekhawatiran gadis itu. Namun mereka tidak bisa memanggil tabib perempuan, khawatir akan mengundang kecurigaan Urata.
"Kalian keluar dah. Pelayan satu nih memang malu-malu anjing. Biar gue yang urus dia," ucap Sakata sembari mengendus beberapa tanaman obat yang cocok untuk Y/n.
"Maksudnya lo berduaan sama dia, Sak?! Nggak. Gue tetap disini!" ucap Senra.
"Gue juga," timpal Mafu.
"Sou juga!"
"Kalian keluar, gue aja sama Sakata dah," imbuh Nqrse.
"Kalian apa-apaan dah. Berebut mau lihat punggungnya pelayan laki-laki ini?! Mending punggung gue nah lebih mulus," celetuk Urata.
Urata masih belum mengetahui identitas Y/n yang sebenarnya.
"Kalian nggak percaya sama gue, hm? Gue nggak doyan kali' sama pelayan ini. Dah kalian tunggu diluar sana," usir Sakata sambil menggiring saudara-saudaranya keluar dari kamar lalu menutup rapat pintunya.
Sakata terkekeh pelan, mengangkat seringainya lalu berbalik menghadap Y/n. "Nah ... sekarang tinggal kita berdua, Y/n-chan ...."
-Bersambung-
25 Desember 2021
Repub : 18.08.2024
KAMU SEDANG MEMBACA
『𝕾𝖈𝖆𝖗𝖑𝖊𝖙 𝕳𝖊𝖆𝖗𝖙』 𝚄𝚝𝚊𝚒𝚝𝚎𝚡𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛
Fanfiction[INI RECEHAN] 13+ [Transmigrasi, Romance, Comedy] Udah kayak kursi DPR, direbutin. "Loh kok enam? Tadi beneran ada tujuh orang!" "Cewek friendly itu memang nggak worth it untuk dimiliki. Tapi sejatinya dia bisa bedain mana kekasihnya, mana teman, d...