•••••
UTAITE X READER (Y/n)
Y/n = Your Name
🍎
Tidak ada yang berharap, kalau tidak diberi harapan
•••••
"Maaf... aku nggak tau kalau kamu nggak suka perempuan...." Y/n tertunduk di kursi kamar Eve, memegang erat cangkir berisi pop es wasabi hangat buatan pangeran ke-10 itu.
Eve menghela napasnya sampai poninya ikut tertiup. Ia tadi hampir saja berteriak memanggil prajurit saat Y/n memegang lengannya.
"Bukan nggak suka, aku cuma nggak terbiasa. Maka dari itu setiap ada perempuan asing yang tiba-tiba mendekat, wajahku memerah kayak pantat bayi," jawab Eve. Ia duduk agak berjauhan dari Y/n.
Y/n tersenyum simpul. Ia pun beranjak dari kursinya dan duduk di sebelah Eve. Pemuda bersurai fungi itu terkejut, namun ia tak sempat berpindah.
"Tau nggak? Tadi aku ulangan salah belajar. Jadi aku pinjem buku anak kelas sebelah untuk ngoreksi jawabanku. Eh ternyata malah kebawa sampai pulang," jelas Y/n sambil memegang buku yang sebelumnya dibawa Eve. "Eh? berarti tasku-"
"B-buku? Tapi kenapa hurufnya beda ya?"
"Ini buku Fi-si-ka," ucap Y/n sembari mengeja judul buku itu.
Eve mengernyitkan dahi, "Kalau ini-"
"Nah ini-"
Y/n terdiam, begitu juga dengan Eve. Tanpa sengaja mereka berdua bersamaan menunjuk buku itu dan membuat jari keduanya saling bersentuhan.
Wajah Eve memerah lagi, ia membalikkan badannya, duduk memunggungi Y/n.
"Aku sempat mengira itu buku, tapi karena tulisannya nggak kayak yang tertulis di tumpukan kertas punya onii-sama... jadi kupikir itu cuma benda aneh," jelas Eve.
"Ah... iya karena kita beda zaman sih," sahut Y/n lalu menyeruput pop esnya.
"Seperti yang kubilang sebelumnya, aku adalah pangeran ke-10. Jauh kemungkinan nanti jadi raja. Tapi aku mau berkontribusi besar untuk rakyatku. Aku mau mereka juga bisa baca tulis. Tapi belajar seperti itu cuma untuk bangsawan dan juga butuh waktu lama mempelajarinya, karena sulit sekali."
Y/n mendekatkan dirinya, sangat dekat di sebelah Eve. Karena pemuda itu berbicaranya pelan sekali, hampir kalah dengan suara ngoroknya Nqrse di kamar sebelah.
"Mau kuajarin baca tulisan kayak ini?" tanya Y/n sambil menunjuk bukunya. "Di masa depan, bahkan ada anak umur 4 tahun udah bisa baca tulisan begini."
"Hebat. Aku umur 4 tahun masih suka berburu ubur-ubur bareng Sou," gerutu Eve.
Y/n meminta selembar kertas dan tinta beserta kuasnya kepada Eve.
"E-v-e dibaca Eve." Y/n mengeja tulisan yang dibuatnya.
"Ah... jadi begitu tulisan namaku?" tanya Eve lagi.
"Yup!" Y/n mengangguk, kemudian menulis lagi. "S-o-u, Sou."
"Sebentar sebentar. Aku coba buat tulisan namaku dulu." Eve menorehkan kuasnya di atas kertas putih dan menuliskan namanya. Ia memegang kuasnya dengan digenggam erat, seperti anak bayi yang memegang lolipop.
Y/n sedikit merasa insekyur karena tulisan Eve lebih estetod darinya.
"Huruf kayak gini lebih mudah dipelajari," kata Eve.
"W-wah... Eve-san tipe orang yang cepat belajar ya! Nah, hm... mungkin sebaiknya aku mengenalkan semua huruf dulu ya? Sebentar."
Y/n menuliskan huruf dari A sampai Z di kertas lain. Eve mengamatinya dengan seksama.
"Kalian ngapain-"
"Kan... jadi kejoret!" decak Y/n sambil menatap Sou kesal karena pangeran bungsu itu tak sengaja menyenggol tangannya.
"Udah bangun, Sou?" tanya Eve.
"Belum. Aku masih tidur," jawab Sou dengan tatapan datar. "Kalian ngapain masih subuh gini berduaan? Eh bentar."
Tiba-tiba Sou berbisik ke Y/n, "Apa kamu sudah tau kalau Eve-"
"Tenang, kami sudah saling cerita kok."
"Apa ini?" tanya Sou sambil mengangkat selembar kertas bertuliskan 'S-O-U' yang sebelumnya dibuat Y/n.
"Itu tulisan dari namamu, Sou. Nah, ini Y/n-san mau ngajarin tentang semua huruf elephant, dari A-Z kan?" tanya Eve ke Y/n.
Alphabet maksud Eve.
"Oke, jadi aku bakal ucapin huruf-huruf ini, kalian berdua ikutin setelah aku, ya?" perintah Y/n kepada dua muridnya yang bersurai fungi itu.
🍎
"Maf... gue meriang... kerokin dong...." Sakata berdiri di depan kamar Mafu dengan seluruh tubuhnya terbalut selimut tebal dari kulit badaq.
Mafu menguap, merenggangkan tubuhnya dan berjalan malas membuka pintunya. Tapi saat ia cek, ia hanya melihat cahaya yang menyilaukan. Ternyata yang dibuka malah pintu taubat.
"Ng... meriang?" tanya Mafu sambil mengucek matanya. Kali ini benar pintu kamar yang dibukanya. "Merindukan kasih sayang?"
Sakata menepuk jidat Mafu lalu menerobos masuk pintu kamar pangeran bersurai putih itu.
"Cepat kerokin. Gue meriang. Nggak lagi dah mandi malam-malam. Ngeriii." Pangeran bersurai merah itu sudah tengkurap di kasur Mafu.
"Ada pelayan loh, napa minta gue yang kerokin?" tanya Mafu sambil menggosokkan koin perunggu ke punggung Sakata.
"Roti sobek gue nih eksklusif. Orang berkasta sudra nggak boleh lihat."
"Malunya gue punya adek begini. Perut lo mah bentukannya bukan roti sobek, Sak."
"Lah terus apa?"
"Donat."
"Maksud lo perut gue bolong tengah gitu? Pengen banget gue tumbuk nih orang," gerutu Sakata sambil meringis menahan sedikit perih karena dikerokin Mafu. "Maf, tambahin minyaknya weh. Perih kena koinnya tuh."
"Lo kan biasa mandi malam-malam, Sak. Tumben nih meriang," celetuk Mafu.
"Anu... Maf. Nih ya, kayaknya istana ni beneran ada hantu. Semalam guci di dekat kamar Eve tuh jatoh. Trus pas di pemandian, ada hantu wujud pelayan kayak yang di kamar Nqrse, ngedorong gue. Pas gue kejar dia ngilang. Hantu kan itu? Semalam gue jadi nggak bisa tidur Maf!!!"
"Pelayan yang di kamar Nqrse?" pikir Mafu, "Oh... bukan hantu, dia si manis Y/n-chan."
"Ha?" Sakata menoleh ke Mafu, "Siapa Y/n-chan?"
Wajah Mafu seketika menegang, ia tak sengaja menyebutkan tentang Y/n.
"A-apa? Gue nggak ngomong apa-apa, haha."
"Tadi barusan lo ngomong, Maf."
"Nggak ada. Irama kentut lo kali'. Abis dikerokin kan angin lo keluar semua tuh."
"Maf, jujur. Siapa Y/n-chan?!" tanya Sakata dengan tatapan tajam ke Mafu.
Bersambung..
9 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
『𝕾𝖈𝖆𝖗𝖑𝖊𝖙 𝕳𝖊𝖆𝖗𝖙』 𝚄𝚝𝚊𝚒𝚝𝚎𝚡𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛
Fanfiction[INI RECEHAN] 13+ [Transmigrasi, Romance, Comedy] Udah kayak kursi DPR, direbutin. "Loh kok enam? Tadi beneran ada tujuh orang!" "Cewek friendly itu memang nggak worth it untuk dimiliki. Tapi sejatinya dia bisa bedain mana kekasihnya, mana teman, d...