Langsung aja lah, cus cekidot!
*****
Vasha sedang melamun di bangkunya. Dia menopang dagu dengan tangan kiri dan tangan kanannya mencoret-coret asal halaman belakang buku tulis MPLS-nya. Dia tidak niat untuk memperhatikan materi yang sedang disampaikan oleh para kakak OSIS-nya itu.
Vasha melirik bangku sebelah kiri, tempat Rey biasa duduk. Vasha menghela napas lesu, Rey tidak berangkat hari ini. Padahal, kan ini hari terakhir mereka MPLS. Tapi Rey malah tidak berangkat. Vasha jadi kesal sendiri.
"Btw, Rey beneran enggak berangkat, Sha?" Ais dari depan mengetuk meja Vasha.
Vasha tidak menengok, dia hanya menggelengkan kepalanya tidak minat.
"Kayaknya," jawab Vasha.
"Reynand Ayudia, hadir tidak?"
Pertanyaan yang keluar dari mulut salah satu OSIS di sana membuat Vasha menegakkan tubuhnya.
Vasha menggeleng sebelum menjawab, "Tidak, Kak. Rey tidak ada keterangan juga."
"Reynand ini, dia cewek apa cowok?" tanya senior OSIS perempuan yang bertubuh mungil.
"Dia cowok, Kak," jawab Vasha.
"Ooh ..." gumam senior OSIS tadi dengan kepala yang manggut-manggut.
"Oh, ya, kalian juga kayaknya udah tau. Hari ini adalah hari terakhir kalian MPLS, itu berarti, besok Senin kalian sudah resmi menjadi murid sekolah ini."
Perkataan senior OSIS yang Vasha ingat bernama Dea disambut oleh tepuk tangan meriah. Ternyata, bukan hanya Vasha yang antusias untuk Senin besok.
"Nah, gimana kalau hari ini kita main tanya jawab aja. Maksud Kakak, tanya jawab seputar lingkungan sekolah ya, bukan pelajaran, heheh." Dea terkekeh di akhir kalimatnya.
"Iya Kak, iya!" Murid-murid yang ada di kelas menjawab dengan semangat.
"Habis itu, kalian bebas keliling sekolah sebelum kalian dikumpulin buat penutupan MPLS ini," lanjut senior OSIS yang lain.
"Siap Kak!"
"Oke, mulai ya. Siapa yang mau kasih pertanyaan duluan?" tanya Kak Bima, senior OSIS satu-satunya yang berjenis kelamin laki-laki.
"Ais, Kak!"
Vasha terkekeh pelan, anak-anak gugus sudah mengenal Ais yang sifatnya memang supel. Dia bersyukur tidak terlalu dekat dengan anak-anak kelas, bisa-bisa dia juga ditunjuk seperti tadi.
"Ais? Mana yang namanya Ais?" tanya Kak Bima.
"Di sini, Kak," jawab Ais dengan semangat mengacungkan lengan kanannya tinggi-tinggi.
Kak Bima melihat Ais dengan senyum tipis, dia mengangguk lalu bertanya, "Mau tanya apa, Ais?"
"Kalau boleh tau, nama Kakak siapa?"
Vasha membuka mulutnya lebar-lebar. Bukan hanya dirinya, yang lain pun sama.
Vasha mencondongkan badannya, dia mendorong pelan bahu Ais lalu menatap Jeje yang sedang menyandarkan badannya ke dinding.
"Dia emang enggak tau. Biarin aja, biarin dia mau tanya apa," ujar Jeje pasrah menghadapi tingkah kembarannya itu.
Vasha terkekeh, dia juga bingung dengan tingkah sepasang kembar ini.
"Nama Kakak, Kak Bima."
Vasha merapihkan duduknya kembali begitu Bima menjawab pertanyaan Ais setelah beberapa saat hening.

KAMU SEDANG MEMBACA
Excessive Feelings
Teen FictionJudul awal : Vasha & Daka. *** Excessive feelings : perasaan yang berlebihan. Sesuatu yang berlebihan memang seringkali tidak bagus. Tetapi, jika kita pergunakan sesuatu yang berlebih itu dengan baik, maka hal tersebut mungkin akan menjadi hal yang...