Lima🌻

106 87 29
                                    

Hola

Ketemu lagi nih😁
Gimana kabar kalian? Semoga baik yah.

Sebelumnya, aku mau minta maaf. Kemarin-kemarin aku jarang update. Yah, kemarin itu aku lagi PAS. Tugasnya juga banyak yang numpuk😁

Jadi, aku putusin, aku harus fokus dulu ketugas dan PAS.
Dan sekarang, PAS sama tugas udah selesai, yeyy😄

Nah, sekarang aku update lagi.
Siapa yang seneng, cung🙋‍♀️?

Hepiriding okeh😉

🌻🌻🌻

Vasha berjalan masuk ke sekolah barunya.
Mengedarkan pandangan, Vasha mencari teman-temannya.

"VASHA" teriak seorang melambaikan tangan.

Vasha berlari pelan, begitu melihat sang peneriak adalah Ais.

"Sekolahnya gede yah" kagum Vasha setelah berada di depan mereka.

"Iya, aku juga enggak nyangka bakal belajar di sekolah yang gede gini" Ais yang ikut melihat sekelilingnya.

"Udah ayo, kita ke aula" Jeje menarik kedua lengan mereka.

Melangkah menuju aula, mereka melihat sekeliling dengan raut wajah yang tak jauh dari kekaguman.

"Ck, gak main-main gak main-main" decak Ais.

"Apa?" tanya Jeje heran.

"Yaa ini, sekolahnya. Gede banget gilaa!!" teriakkan tertahan terdengar dari mulut Ais.

"Dek, jangan norak deh! SMP kita dulu juga 11-12 kayak gini" jengah Jeje.

"Ihh, 11-12 nya gimana? Jelas-jelas gedean ini tau."

"Huhh, iya-iya terserah kamu" ucap Jeje dengan malas.

Vasha yang dari tadi menyimak, hanya bisa terkekeh melihat perdebatan si kembar ini.

"Udah-udah ayo, udah pada ngumpul noh" tunjuk Vasha kearah para murid yang mengenakan seragam putih-birunya.

Mencari tempat duduk, mereka akhirnya duduk di tengah-tengah ruangan.

"Nah, kan gini enak. Masih bisa liat" ujar Vasha menduduki bangku nya.

"Kenapa sih harus di tengah kayak gini? Kenapa enggak di depan aja sekalian coba?" tanya Ais sedikit nge-gas.

"Yah kan kalau di depan takutnya kita disuruh-suruh maju, kalau di belakang kita susah liatnya" jelas Vasha sekalian.

"Ooh, oke-oke" menempelkan jari telunjuk dan ibu jarinya membentuk seperti huruf 'O'.

"Ssstt, udah-udah ngobrolnya. Udah ada panitia noh" mengedikkan kepalanya, Jeje langsung duduk diam memerhatikan panitia yang sedang memulai acara MPLS kali ini.

🌻🌻🌻

Sedangkan di tempat lain, namun dengan waktu yang sama, terdapat gerombolan remaja laki-laki berjumlah sekitar limapuluhan sedang memenuhi sebuah cafe yang terletak tak jauh dari SMA Garuda Bangsa.

"Wihh boss, kemana aja nih baru nongol" teriak salah satu dari mereka yang dibalas sorakan bertanya juga kepada seseorang yang dipanggil bos itu.

Yang ditanya pun hanya melirik malas pada sekitar.

"Biasa" ucap laki-laki itu, memesan pada kasir.

Tanpa menunggu balasan, laki-laki itu berjalan melangkah menuju meja yang berisikan lima orang lelaki, dengan meja berbeda dari yang lain.

Melakukan tos ala cowok, laki-laki itu segera duduk di kursi yang memang tersedia 'khusus' hanya untuk dia seorang.

"Dari mana lo? Biasanya lo yang paling cepet dateng ke sini" tanya seorang laki-laki berambut klimis.

"Hm, biasa" yang ditanya pun hanya menjawab dengan malas.

Mengangkat sebelah alisnya, kini seorang laki-laki yang berkumis tipis bertanya "ada apa lagi?"

Memutar bola mata jengah, sang lelaki yang dari tadi ditanya tak berniat untuk membalas.

Sang penanya pun berdecak kesal melihat sikap cuek salah satu sahabatnya itu.

"Ini jusnya," tiba-tiba datang pelayan cafe menaruh segelas jus alpukat pesanan sang lelaki tadi.

Berdiri kaku sebentar -ingin mendengar ucapan terimakasih dari sang pembeli-, sang pelayan bergegas pergi meninggalkan meja tadi, ketika penghuni meja itu hanya melirik malas.

"Hari ini MPLS?" tanya seorang lelaki -kali ini dengan tindik yang ada ditelinga sebelah kiri- kepada penghuni meja.

"Emm, iya kayaknya" balas seorang lelaki yang lain -kali ini dengan topi berwarna hitam polos terbalik bertengger dikepalanya yang bisa kita panggil Leon- dengan nada lumayan ragu.

"Iya, sekarang lagi MPLS. Jadi, ini saatnya kita untuk apa ALFA?!!?!" teriak tiba-tiba lelaki berkumis tipis.

"Cari DEGEM, anjay." sorak lelaki bertindik yang kita ketahui bernama Alfa.

"Yok, kita capcuss, ayo guys!!" ajak Eko, sang lelaki berkumis tipis.

"BERISIK ANJ*NG!! GUE LAGI MENGHAYATI NIH BANG*AT!!" bentak Adan yang sedang menonton vidio anime kesukaanya, sang lelaki berambut klimis.

Sedangkan 2 lelaki yang dari tadi diam -memakai headphone yang melingkar dilehernya atau yang biasa dipanggil Andra dan sang 'bos' - hanya tersenyum geli melihat tingkah laku para sahabatnya ini.

"Yee, sante dongg. Gak usah nge-gas juga KALEE" balik teriak Alfa.

"Brisik!" ucapan tajam itu keluar dari seorang lelaki 'bos' -yang akhirnya jengah juga-, membuat mereka serentak tak berbicara satu huruf pun lagi.

Berdecak malas melihat keadaan sekitar, lelaki itu menenteng tas hitam di pundak kanannya, dan menggenggam jus alpukatnya.

"Ayo ke sekolah" ujarnya, yang tentu membuat mereka -yang tak sabar melihat degem- bersorak kesenangan.

🌻🌻🌻

Huh(mengelap keringat)

Akhirnya aku update juga😁.
Maapkeun guys😪 aku jarang update✌

Jadi...
Giamana pendapat kalian tentang chapter ini?

Semoga makin seru yaa...

Okeh guys,see you on next part👋👋👋👋👋.

Okeh guys,see you on next part👋👋👋👋👋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Excessive FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang