Mozzarela | Part 8

704 41 15
                                    

Ingat, dia cuma penasaran bukan suka beneran
-Mozzarella

___________

"Hun, masih lama?" Moza berdiri disamping Sehun yang sedang mengisi formulir pemesanan kamar villa karena sebelumnya lupa memesan kamar secara online, entahlah Moza jadi mikir Sehun sebenarnya nggak niat liburan. Sedangkan Dimas menunggu dengan duduk santai di kursi tunggu.

Moza menatap julid ke arah Dimas, siapasih yang sebenarnya bos disini? Semuanya Sehun yang Ngurus, sedangkan Dimas yang notabenenya asisten hanya santai sambil senyum-senyum.

"Udah. Ayo, Pak Dim!" Sehun memberikan kunci kamar, diterima dengan senang hati oleh cowok itu.

"Gue? Kamar gue?" Moza bertanya pada Sehun yang langsung melengos tanpa memberikan kunci kamar pada Moza.

Seperti biasa. Moza di kacangin

Karena tidak mau tersesat, Moza segera mengejar Sehun dengan menyeret koper mininya. Sangat jauh dari ekspektasi Moza, yang dibayangkannya dia liburan, lalu diperlakukan layaknya queen oleh Sehun. Mending Moza nggak mengiyakan ajakan Sehun kemaren.

"Hun! Kunci kamar gue nggak ada?"

Sehun mengangkat kunci ditangannya. "Sekamar sama gue."

Mata Moza membulat antara senang dan deg degan. Walau hatinya ikhlas, tapi logikanya menolak. Sehun cowok normal, Moza juga cewek normal. Tidak segampang itu terlepas dari godaan setan kalau sudah berada di dalam satu kamar.

"Nggak bisa, Hun. Gue nggak mau tidur sekamar sama lo."

"Sama Dimas mau?"

Moza mendengus kesal. Maunya Sehun itu apa sih? Masa ceweknya sendiri ditawari ke cowok lain.

Sehun masuk ke villa diikuti Moza dari belakang. Karena kamar cuma satu, Moza tidak langsungnya masuk ke kamar, cewek itu rebahan di sofa yang menghadap kolam renang villa itu.

"Kopernya masukin ke kamar aja. Bersih-bersih aja dulu, setelah itu kita makan siang."

"Gue tidur aja ya, pegel banget nih badan gue."

Sehun mengangkat kaos hitamnnya membuat perut sixpacknya terlihat setengah, hal itu membuat Moza segera bangkit dari sofa, menyeret kopernya masuk ke kamar. Aura mengintimidasi Sehun kelihatan banget kalau lagi ngancam. Sebenarnya Moza mau dipolosin Sehun tapi nikah dulu.

"Gue tunggu 15 menit!"

Sehun duduk di kursi tepi kolam renang, matanya terfokus pada ponsel yang ia genggam ditangannya. Untuk 2 hari ini Sehun meminta bantuan mamanya untuk memantau tim di perusahaan, mengabarkan kalau apa-apa yang terjadi.

Sehun melihat arlojinya, ternyata sudah lebih dari 15 menit ia menunggu Moza bersiap-siap. Sehun bangkit dari duduknya, berhasil ke depan pintu kamar.

"Gue hitung sampai 5, kalau Lo belum keluar abis Lo sama gue!"

"Satu!"
"Dua!"
"Ti..ga!"
"Empat!"
"Li_"

Brak!!

"Gue udah keluar anjir!"

Pintu terbuka dengan kasar, Sehun melihat Moza keluar dari kamar dengan napas terengah-engah. Celana jeans dan baju kaos putih yang masih menggantung di lehernya.

"Ngapain make baju begitu? Mau pamer beha lo?"

Boleh tidak Moza memukul mulut Sehun sekali saja?

"Gegara lo lah! Gue belum selesai ganti baju lo udah ngancam aja."

"Yaudah lo rapihin gih baju lo, DISINI AJA."

Moza menatap sengit ke arah Sehun, yang ditatap juga membalas tak kalah sengit. Cewek itu segera memakai kaosnya dengan benar. Andai kekuatan cowok dan cewek itu sama, maka Moza lebih memilih gelut dengan Sehun daripada dijadiin kucing jinak sama cowok itu. Persis seperti sekarang.

MOZARELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang