Mozzarela | Part 10

1K 63 44
                                    


Deep talk yuk, jangan cuma ngajak physical touch :)
-Mozzarela

______________

Moza masuk ke salah satu bar yang terdekat dari villa, setelah kejadian tadi dia langsung nyari tumpengan kepada siapa saja, asal dia bisa sampai ke bar. Moza ketawa ngakak sampai keluar air mata, tapi banyak ditambah sesegukan. Dia memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungannya dengan Sehun.

Moza bisa menerima sikap dan perilaku minus Sehun. Tapi Big NO untuk perselingkuhan, Moza tidak bisa menormalisasikan hal itu. Tapi_ hati Moza juga tidak siap kehilangan Sehun. Moza itu udah mulai cinta sama Sehun.

"Hiks.. Moza kudu gimana?"

Ponsel Moza berdering, panggilan dari Sehun. Moza langsung menolak panggil tersebut. Cewek itu udah siap-siap kembali menolak. Tapi Sehun tidak menelpon lagi. Lihatlah, bagaimana bangsatnya Sehun, bahkan tidak ada usaha sedikitpun untuk membujuk Moza, walau akhirnya Moza juga nggak bakal mau baikan lagi.

Seorang pelayan bar menanyakan pesanan pada Moza. Tanpa keraguan Moza langsung to the point.

"Minuman yang bikin lupa sama masalah, ada nggak, Mas?"

Pelayan bar itu diam sejenak, ia menerka-nerka maksud cewek itu minuman sejenis apa. "Ada sih mbak tapi juga bisa bikin lupa diri."

"Nggak papa, Mas. Kalau ada yang bisa bikin lupa ingatan juga saya mau."

"Bisa mbak, minumnya sambil saya bantu jedotin kepala Mbak ke tembok."

"Mas becandain saya? Saya lagi sedih loh ini? Saya mau nangis sekarang juga." Mata Moza sudah berkaca-kaca ingin menangis. Bayangan Sehun selingkuh koloran di pantai sama cewek lain masih terbayang di otaknya.

"Jangan, Mbak. Saya ambilin sekarang ya." Pelayan bar itu berlalu dari hadapan Moza, mengambilkan pesanan special untuk Moza.

"Mbak kayanya bukan orang sini ya. Mukanya asing banget." Pelayan bar itu kembali mengajak Moza berinteraksi, biar Moza nggak sedih.

"Ya, Mas. Saya dari Bojong gede, kebetulan tetangga saya Ayu Ting Ting." Moza mengambil segelas minuman yang Moza tak tau warnanya apa. Karena sekarang ia tak peduli.

"Ayu Ting Ting mah dari Depok, Mbak. Bisa aja ngibulnya."

"Serah Mas deh. Saya lagi galau, jangan bahas yang berat-berat." Moza meneguk setengah minumannya degan wajah berkerut. "Ini minuman apa sih? Kok kaya bensin? Tenggorokan saya kebakar."

Pelayan bar tersebut tampak kaget. "Waduh! Mbak belum pernah mabok ya?"

"Siapa bilang? Pas lahir, saya langsung dicekokin amer kok." Moza ketawa ngakak setelah itu langsung nangis. Sepertinya Moza sudah mabok. Lah masa udah mabok aja. Padahal baru habis setengah gelas.

"Moza!"

Sikampret Sehun datang dengan wajah gelisahnya. Datang-datang langsung membentak Moza. Dikira Moza tuh nggak sakit hati apa dibentak-bentak gitu.

"Apasih, Hun. Sana selingkuh lagi!" Moza berusaha sadar saat melihat Sehun. Tapi kepalanya terasa pening, bahkan Sehun terlihat ada dua dimatanya.

"Za, dengerin gue. Ini cuma salah paham, gue kira cewe tadi elo. Bahkan gue nggak kenal sama sekali."

Percuma, Penjelasan Sehun hanya percuma. Moza nggk bakalan ngerti, apalagi dia lagi mabok. Moza ketawa ngakak ngelihat Sehun, sesekali meneguk ludahnya kasar.

"Gede banget ayamnya." Moza meraba-raba wajah Sehun dengan menjilat bibirnya, penuh napsu dan rasa lapar.

Sehun melirik gelas di meja, isinya tinggal setengah dan Sehun tau itu minuman apa. Sehun hampir gila, dirinya saja tidak pernah minum minuman keras. Lah Moza, darimana cewek itu punya keberanian untuk mencoba minuman laknat itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MOZARELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang