PART 3 • HIS DECISION
"Ya Tuhan, kenapa semua jadi seperti ini? Aku harus gimana? Jujur aku nggak mau nikah sama dosen Gill-a itu, tapi aku juga nggak bisa lihat Papa kecewa. Dia terlihat sangat bahagia tadi," gumam Milky di depan cermin toilet restoran.
"Ma, Ky harus gimana?"
Setetes kristal meluncur dari sudut mata gadis itu. Ia merindukan almarhumah mamanya.
Saat Milky keluar dari toilet tiba-tiba pergelangan tangannya ditarik oleh seseorang. Orang itu menarik tubuh Milky untuk mengikutinya.
"Aahh, Bapak mau apa!" Bentak Milky pada Gabriel yang kini menyudutkannya di dinding.
Gabriel mengungkung gadis itu dengan kedua tangannya yang ia letakkan di kedua sisi kepala gadis itu.
"Panggil aku El!" Ucap Gabriel, menatap tajam tepat di kedua manik mata Milky, membuat tubuh gadis itu menegang di tempatnya.
"Kenapa tadi pagi kamu nggak masuk kelasku, huh?" tanya Gabriel masih menatapnya dengan tatapan elangnya.
Pertanyaan Gabriel membuat jantung Milky berpacu dua kali lebih cepat. Gadis itu tidak mungkin memberi tahu alasan mengapa ia tidak masuk ke kelas pria itu hari ini, karena jawaban itu akan membuat kenangan memalukan itu kembali teringat.
Milky menundukkan kepalanya, gadis itu tidak bisa lama-lama menatap manik mata hazel milik Gabriel, yang benar-benar mengintimidasinya itu.
"Apa kamu sedang menghindariku, hmm? Apa kerena insiden ciuman waktu itu?"
Pertanyaan Gabriel membuat Milky terkejut, gadis itu mengangkat kepalanya dan kali ini ia melihat Gabriel menyeringai padanya.
Milky menelan salivanya sendiri ketika dengan perlahan Gabriel menundukkan kepala sambil sedikit memiringkannya. "Ba-bapak mau apa?" tanya Milky susah payah, tenggorokannya terasa tercekat.
Gabriel menaikkan sebelah alisnya. "Menurutmu?"
"Bapak jangan macam-macam ya!" Ancam Milky berusaha mundur, tapi sayang ia terjebak di antara dinding dan dosen Gill-a itu.
"Atau…." Milky kembali menelan salivanya sendiri.
"Atau apa, hmm?" tantang Gabriel.
"Atau saya teriak!" Ucap Milky lantang.
"Ohh…lakukan saja, jika hal itu kamu lakukan mungkin pernikahan kita akan segera dipercepat. Apa kamu mau seperti itu hmm?" ucap Gabriel menyeringai jahil.
Milky terbelalak dengan ucapan dosen Gill-a itu.
Sial! Dasar dosen Gill-a!!! Batin Milky mengumpat.
Gabriel menyapukan jemarinya di sepanjang rahang gadis itu, sentuhan jemari Gabriel membuat seluruh tubuh Milky merinding. Napas gadis itu mulai memburu dan detak jantungnya berpacu tiga kali lebih cepat dari sebelumnya.
Perlahan Gabriel menempelkan bibirnya di atas permukaan bibir Milky yang ranum dan lembut itu. Gadis itu terlalu shock sampai-sampai susah sekali untuk bergerak bahkan matanya pun tak sempat terpejam karena terlalu terkejut.
Gabriel menyapu lembut permukaan bibir Milky, lembut dan ringan, seringan bulu. Hal itu membuat Milky merasakan banyaknya kupu-kupu beterbangan di dalam perutnya.
Gabriel tersenyum sambil mengusap permukaan bibir bawah Milky. "Itu balasan untuk kejadian kemarin, karena kamu sudah berani menciumku," ucap Gabriel tersenyum jahil lalu meninggalkan Milky.
Milky belum sepenuhnya tersadar, gadis itu masih menyaring perkataan dosen Gill-a itu.
Apa yang dikatakannya tadi? Balasan?
Langkah Gabriel terhenti saat Milky menyerukan suaranya. "Tunggu!"
"Itu kecelakaan, Pak! Lagi pula waktu itu Bapak sendiri yang menarik lengan saya. Makanya, kalau mau jatuh jangan ngajak-ngajak!" Tukas Milky kesal.
"Aku nggak terima alasan apa pun dari kamu, Susu," ucap Gabriel sambil menyeringai lalu pergi meninggalkan Milky yang tertegun di tempatnya.
Su--susu???
"Dasar dosen Gill-a!!!"
•••••
Isshh! Ngapain juga sih, si Gill-a ini pake nawarin diri buat nganter aku pulang, aku kan bisa pulang sama Papa dan Kak Andra. Ahh, Papa juga sih pakai ngijinin segala! Racau batin Milky di sepanjang perjalanan.
Saat ini gadis itu tengah berada di samping Gabriel yang masih fokus pada jalan yang ada di hadapannya. Pria itu melajukan mobilnya ke arah rumah Milky.
Mobil yang dikendarai Gabriel berhenti di dekat taman kompleks perumahan Milky. Gabriel sengaja memberhentikan mobilnya, karena ada hal yang ingin ia bicarakan dengan gadis itu secara empat mata.
"Loh kok berhenti? Rumahku masih lumayan jauh Pak!"
Milky menatap tajam Gabriel yang saat ini tengah menatapnya balik.
"Kalau Bapak memang nggak niat mau nganterin saya pulang, kenapa pakai nawarin diri buat nganter sih!" Ucap Milky kesal.
"Aku sudah bilang panggil aku El! Jangan panggil aku 'Bapak' kalau sedang di luar kampus, memangnya aku ini bapak kamu apa!" Tukas Gabriel ketus.
"Ada yang mau aku bicarakan sama kamu. Ayo turun!" Gabriel melepas safety belt-nya dan keluar dari mobil.
Milky masih diam terpaku di tempatnya.
Apa panggil dia siapa? El?
Milky masih berkelana dengan ucapan Gabriel yang tadi menyuruhnya untuk memanggilnya dengan nama El.
"Ayo turun!" Ucap Gabriel setelah membuka pintu penumpang di sebelahnya, karena sedari tadi Milky tak juga kunjung turun.
Milky menatap tajam pada Gabriel. Gabriel menghela napas. "Aku nggak akan macam-macam sama kamu," dengan tanpa seizin dari Milky, Gabriel melepaskan safety belt yang masih terpasang di tubuh Milky.
"Eehh, aku bisa sendiri!" Pekik Milky saat separuh lengan Gabriel melingkari tubuhnya untuk melepaskan safety belt itu.
"Sudah diam!" Sergah Gabriel.
Milky bisa mencium aroma mint dari tubuh Gabriel. Entah mengapa ia menyukai aroma tubuh pria itu, ia merasa nyaman.
Gabriel menggenggam tangan Milky dan menarik gadis itu keluar dari mobilnya, lalu menggiringnya ke sebuah bangku taman yang terletak di bawah pohon yang cukup rimbun. Gabriel melepaskan genggamannya dan duduk di bangku itu terlebih dulu. Milky masih berdiri memerhatikan Gabriel.
Cukup lama suasana hening melingkupi mereka, hingga pada akhirnya Gabriel yang memulai percakapan itu lebih dulu.
"Aku akan menerima perjodohan ini. Aku akan menikahimu Milky Audrey."
•••••
Copyright©by.RennySande
Jangan lupa Like & Comment, thx.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying the Hot Guy? #Seri1
RomanceKisah cinta mereka berawal dari perjodohan, sejak awal mereka memang sudah saling tidak menyukai satu sama lain, terutama gadis itu. Gadis bernama Milky Audrey itu sangat tidak menyukai calon suaminya -Gabriel Gillbert- yang ternyata adalah dosenny...