007 : Gilang Berulah

328 99 46
                                    

Happy Reading!
Denoument - chapter seven

Happy Reading! Denoument - chapter seven

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Gilang, lelaki ini tengah asik menatap layar televisi-tidak-tidak, bukan layar televisi tetapi 'temannya' yang tengah duduk di lantai.

"Udah lama nggak ngobrol gini, ya? Susah banget kita dapet waktu ngobrol berdua gini,"

Gilang mengangguk, meng-iyakan pembicaraan 'temannya' itu tadi. "Iya, kangen gue ngobrol sama lo,"

"Gilang,"

Gilang menaikan satu alisnya, seraya menanyakan 'apa' pada 'temannya' itu.

'Temannya' itu hendak bicara, akan tetapi kini mata Gilang malah mendapati sesosok remaja lelaki dengan rambut yang disisir ke arah kiri itu tengah berdiri di hadapan Gilang, yang secara tak langsung membuat 'temannya' Gilang terhalang olehnya.

Gilang berdecak sebal, kenapa sih dia malah berdiri di sini? "Ji, bisa berdiri di tempat lain, nggak? Jangan ngalangin," ujarnya dengan sebal. Matanya berusaha mencari keberadaan 'temannya' yang terhalang oleh tubuh Fajri-sesosok remaja lelaki di hadapannya itu.

Fajri mengernyit, menghalangi apa sih maksudnya? Bahkan televisi saja tidak menyala sama sekali. Lantas, ia menghalangi apa? Gilang ini matanya siwer atau bagaimana? "Maksud lo?" tanya Fajri heran.

Gilang menghela napas. Ia berusaha bicara, "Lo ngehalangin 'temen' gue!" jawabnya dengan nada sedikit judes.

Fajri celingak-celinguk mencari siapa 'temen' yang di maksud oleh Gilang itu. Namun matanya sama sekali tak menemukan siapapun di belakangnya, sisinya, atau bahkan di ruangan lain. Lalu, siapa 'temen' yang di maksud oleh Gilang?

Matanya kini mulai menatap Gilang yang nampak terus mencari keberadaan 'temannya' itu. "Temen siapa, sih? Di sini bahkan cuma ada gue dan lo, yang lain pada di kamarnya," tanya Fajri heran.

"Temen gue! Udah minggir lo, gue belum selesai ngobrol sama dia!" jawab Gilang ketus.

Fajri menggeleng, ia malah tetap diam di tempat. Yang secara tak langsung sudah membuat Gilang marah. Wajahnya bahkan sudah merah padam sekarang.

"Minggir, Ji!" titah Gilang tak kalah ketus dari sebelumnya.

Fajri menggeleng, ia tetap tak ingin minggir juga. Yang membuat Gilang naik pitam. "Nggak mau, lo itu kenapa sih, Bang? Mata lo siwer? Atau kenapa? Jelas-jelas di sini nggak ada siapa-siapa." ujar Fajri heran.

Gilang menatap Fajri dengan tatapan tajam, sementara Fajri masih menunggu jawaban darinya. "Di belakang lo ada 'temen' gue, Ji! Minggir!" ujarnya lagi.

Fajri menggeleng lagi, ia tak ingin pergi juga. "Lo kenapa sih?" tanya Fajri lagi.

"Minggir! Lo jangan ngalangin 'temen' gue!" usir Gilang lagi.

Denoument - UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang