010 : Pencopet

328 86 52
                                    

Happy Reading!
Denoument - chapter ten

Happy Reading! Denoument - chapter ten

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bruk!

Fajri mendongakkan wajahnya saat ia tadi tak sengaja menabrak seseorang yang nampaknya jalan terburu-buru.

Saat ia melihat wajahnya ia menautkan alisnya bingung, wajah itu ... kenapa mirip dengannya?

Bapak-bapak yang cukup tinggi, berpakaian layaknya preman, wajahnya agak ganteng, sih. Mirip juga sama mukanya Fajri kalau di liat-liat. Ah! Fajri jadi teringat sesuatu, jangan-jangan itu ....

"AJI DOMPET LO DIAMBIL SAMA BAPAK-BAPAK ITU ANJIR JANGAN NGELAMUN DOANG!"

Teriakan dari Fiki berhasil membuatnya terbuyar dari lamunannya. Benar saja, Bapak di hadapannya ini sudah mengambil dompetnya yang terletak di saku celana belakang. Bapak itu menyengir lalu pergi setelah uang yang ada di dalam dompet Fajri diambil habis tak tersisa. Dompetnya dilempar asal ke bawah, membuat Fajri membulatkan matanya spontan. Pencopet kurang ngajar!

"WOI BALIKIN DUIT GUE!" teriak Fajri pada Bapak itu namun sama sekali tak di gubris. Membuat Fajri menghela napas dan mengambil dompetnya yang dilempar asal oleh Bapak itu tadi ke aspal.

"Untung KTP gue nggak ilang, duit bisa minta tf sama Tante Om di Bandung." gumamnya pasrah namun masih ada rasa jengkel.

Sementara Fenly malah menggelengkan kepala terheran-heran. "Lo sih ngapain pake melamun segala,"

"Lo berdua ngerasa nggak sih kalau mukanya Bapak-bapak pencopet tadi mirip gue?" tanya Fajri yang membuat Fenly dan Fiki saling melirik lalu mengedikan bahu.

"Sebenernya sih, gue tahu suatu hal. Tapi ini masalah privasi, gue nggak mau ungkapin dan malah jadi masalah baru. Mending nanti lo tahu sendiri." kata Fenly yang semakin membuat Fiki dan Fajri bingung.

Fenly ini ya jadi orang ngeselin banget! Kalau tahu suatu hal itu harusnya di kasih tahu, nggak solidaritas banget. Emang dasar anak indigo! Di satuin sama anak indobego nggak akan bisa nyatu!

"Fen kalau lo ngeselin terus gue jual lo di syopi mau nggak?" celetuk Fajri sebal.

"Promoin gratis ongkir plus dapet hohi satu box, kesel punya temen yang nyembunyiin masalah kayak begini. Mentang-mentang anak indigo,"

"Kita yang anak indobego cuma bisa apa atuh. Rasanya mau jual Fenly aja,"

"Jual-jual lo berdua pikir gue barang?" ujar Fenly ngegas. Kan-kan, gini nih. Udah mah indigo, ngeselin, sukanya ngegas lagi! Bener-bener minta dijual. Ada yang mau beli nggak? Gratis hohi satu box.

"Ya gimana ya, lo nya nyebelin abis sih. Kirain anak indigo kalem, nggak ngegas, kan maen sama makhluk gaib pasti sabar. Taunya nggak sabaran plus nyebelin abis kayak gini." kata Fajri seadanya.

Fenly diam, ya iya sih nggak salah. Anak indigo kebanyakan kalem, lah dia? Nggak ada kalem-kalemnya! Kerjaan mau granat orang, ternak granat emangnya?

Denoument - UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang