013 : Rekaman Suara

492 102 34
                                    

yeey, we are bekk
maaf ya nunggu lama banget, hiksss
ini udah mulai myetok lagi kok 👍🏻

anw, jangan lupa vote + comment yaa, biar makin semangat hehehe, makasih yg udah mau baca 💗💗

13. REKAMAN SUARA

Seperti biasa, Fajri hanya mencomot asal roti tawar sebagai sarapan sambil bergegas memakai sepatu karena ia memang malas memasak sarapan lain.

Diambilnya kunci mobil dari saku celana, kemudian celingukan mencari keberadaan Fiki. "Fikkk! Buruan! Lo mau telat?"

"Sabwar, ih! Gwe lagwi makwaan!" bariton seseorang akhirnya terdengar bersamaan dengan munculnya laki-laki bertubuh jangkung yang pipinya penuh dengan bakpao rasa cokelat.

"Ditelen dulu anjir, keselek baru tau rasa!" celetuk Fajri, geleng-geleng kepala melihatnya.

"Ya lwu nyuwruh cepwet-cepwet, gimwsna, sih?"

"Astaga, ya udah buruan masuk, minum di mobil aja," final Fajri akhirnya.

"Zweitswon kwaga diajwak?"

"Lu ngomong apa, sih?"

"Zweitswon, Jwi."

Sungguh, rasanya Fajri ingin mengacak-acak surai Fiki sekarang saking jengahnya. "Orangnya udah berangkat dari jam setengah tujuh, lo-nya aja yang lelet! Udah nggak usah banyak omong, kayak bayi marmut aja lo!"

Fiki makin manyun, tapi akhirnya dua pemuda itu segera memasuki mobil Fajri yang terparkir rapi di halaman indekos, sang empunya lantas mulai menjalankan mobil menuju sekolah.

"Btw, Fik. Lo masih inget nggak kemarin Zweitson marah-marah sama Bangsen karena dia liat polaroid dari kamarnya tanpa izin?"

"Ingwet," jawab Fiki, masih dengan bakpao yang anehnya belum habis-habis dari tadi, mana di tangan masih ada satu bakpao utuh lagi.

"Nah, Bangsen kan sempet kasih tau kalau itu tuh polaroid fotonya Zweitson sama cewek gitu. Gue penasaran deh, cewek itu siapa? Soni pernah punya pacar atau temen cewek? Kok gue nggak pernah tau, sih?"

Fiki merespon dengan anggukan kecil.

"Wih, beneran? Spill dong, kepo."

"Itwu tuh mwurid—"

"ELAH LO MAKAN KAGAK SELESAI-SELESAI DARI TADI, BURUAN MINUM ABIS ITU BARU CERITA!" kesal Fajri sambil menyodorkan botol berisi air mineral dan langsung sambut oleh Fiki.

Di saat yang sama pula ponsel Fajri berdering nyaring, menampilkan notifikasi telepon dari nomor tak dikenal.

Pemuda itu berdecak singkat, ia menepikan mobilnya sejenak untuk mengangkat telepon. "Siapa, sih? Bentar ya, Fik, gue angkat telepn dulu."

Dengan gontai, ia akhirnya mengangkat panggilan yang masuk ke benda pipih itu.

"Halo?"

"...."

Hening.

Kening Fajri sukses mengerut, ia tidak mengerti siapa penelepon tak dikenal ini. "Salah sambung, ya?" tanya Fajri lagi, menunggu sahutan dari seberang sana.

Fajri menghela napas kasar, buang-buang waktu saja mengangkat telepon tidak jelas seperti ini. Namun, baru saja ia mau mematikan sambungan, seketika sebuah rekaman suara yang ditempelkan pada speaker ponsel si penelepon terputar dengan keras.

Tolong ....

Tolong Eca ....

Eca takut ....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Denoument - UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang