Happy Reading!
Denoument - chapter nine***
Seperti biasa, pagi-pagi begini Fajri sudah berada di sekolah sesuai jadwal, begitu masuk ia langsung meletakkan tas ranselnya dengan tidak santai, lalu duduk tanpa berucap apa-apa.
Mood-nya sedang tidak baik sejak pertikaiannya dengan Fiki kemarin, ada-ada saja, masa Fajri cuma nanya baik-baik dia malah marah? Ah, tapi kalau dipikir-pikir Fajri juga salah, sih, dia asal nuduh gitu aja waktu itu.
Selang beberapa saat, muncul lah wujud Fiki yang baru saja masuk ke kelas, dan sepertinya Fiki masih sama kesalnya, yang biasanya anak itu duduk di sebelah Fajri, kini malah duduk di barisan belakang yang jaraknya tidak jauh dengan bangku milik Zweitson.
Fajri cuma mendengus melihat kehadiran Fiki tanpa berniat menyapa. Ia juga tidak sempat untuk tidur kembali di atas meja karena rupanya guru mereka sudah memasuki kelas, tanda pelajaran akan segera dimulai.
Pak Jenan, guru sejarah yang cukup berumur itu kini telah memasuki ruangan kelas 11 IPS 1 dengan setumpuk buku di tangannya. "Pagi!" sapa beliau, singkat.
"Pagi Pak Jenan."
"Hari ini absennya lengkap, ya," ujar Pak Jenan setelah melihat semua bangku terisi penuh dengan murid-murid.
"Iya, Pak."
Pak Jenan mengambil spidol tinta hitam dari sakunya, mulai menuliskan sesuatu di permukaan papan tulis dengan huruf-huruf yang ukurannya sebesar gaban. "Langsung aja, untuk nilai keterampilan semester satu kalian, saya udah punya tugas yang bisa dikerjakan secara berkelompok."
"Temanya Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia, silakan kalian bikin power point slide-nya, dan masing-masing kelompok akan presentasi besok. Kelompoknya minimal tiga anak, ya."
"Kalian boleh memilih teman kelompok sendiri, tapai ingat bagi tugasnya yang adil, paham? Oke, silakan dimulai dari sekarang."
Beberapa murid kelihatan menghela napas, selain mengeluh karena tenggat waktu tugas ini tidak lama, mereka juga belum mendapatkan teman satu kelompok lagi.
Tanpa pikir panjang, Fajri langsung menghampiri meja Zweitson, namun ternyata Fiki juga mengincar Zweitson untuk dijadikan teman satu kelompok.
Zweitson menggelengkan kepalanya, heran. "Gercep amat langsung ke meja gue?"
"Pokoknya, gue duluan yang ke sini, jadi gue yang satu kelompok sama Zweitson!" seru Fiki sewot.
"Enak aja, gue duluan kali!"
"Ogah, sana lo cari kelompok lain aja!"
"Lo tuh nyebelin banget, ya? Gue juga mau satu kelompok sama Zweitson!"
"Ya tapi gue udah duluan!"
"Gue duluan, lo tanya aja sama Zwei-"
Brak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Denoument - UN1TY
Fiksi PenggemarCollab project by @kacangtega x @zweeits. "Ini kosan atau rumah sakit jiwa, sih?" *** Tak di sangka ternyata pindah mengekos di Jakarta bukan solusi yang tepat, malah semakin membuatnya terjerumus ke dalam permasalahan yang harusnya tidak di sangkut...