005 : Kebetulan Yang Aneh

396 101 62
                                    

Happy Reading!
Denoument - Chapter Five


Pagi kembali menyapa penghuni kos Anggrek Bulan, termasuk Fajri yang kini sudah rapi dengan seragam sekolahnya, jadi sekarang tinggal mengajak Fiki untuk berangkat bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi kembali menyapa penghuni kos Anggrek Bulan, termasuk Fajri yang kini sudah rapi dengan seragam sekolahnya, jadi sekarang tinggal mengajak Fiki untuk berangkat bersama.

"Fik-" seketika ia mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu kamar Fiki, Fajri menghela nafas kasar. "ah, iya ... gue lupa kalau dia belum balik sehat."

Fajri cuma bisa pasrah, semakin hari ia hanya semakin dibuat resah sejak tinggal di indekos ini. "Terus gue berangkat sama siapa, ya? Zweitson?" Ia menggeleng lagi, mana mungkin Zweitson mau ia ajak berangkat bersama, anak itu terlalu sulit didekati, bahkan semenjak kejadian Fajri menolong Zweitson, dia belum juga mau menceritakan keluhannya dan alasan kenapa Zweitson mendapat perlakuan seperti itu.

Fajri juga penasaran sih, ada apa dengan Zweitson sebenarnya? Ah, tapi nyatanya tidak hanya Zweitson, semua penghuni kosan Anggrek Bulan terasa misterius, mereka susah ditebak, dan seolah memiliki rahasia masing-masing yang berusaha ditutupi. Apa lagi Fenly, sejak kapan Fenly bisa jadi tukang rukyah begitu?

"Mau bareng gue aja nggak, Ji?" bariton seseorang menyadarkan lamunan Fajri, ia mendapati presensi laki-laki jangkung berambut gondrong yang matanya selalu tampak beler itu.

"Eh, Bangsen. Boleh?"

Shandy mendengus. "Ya menurut lo? Udah santai aja, kampus gue satu jalur sama sekolah lo, kok."

"Oke, ayo."

Akhirnya mereka berdua berangkat bersama menggunakan mobil Shandy, mobil hitam metalik itu tak lama mulai membelah jalanan ibu kota menuju sekolah Fajri.

Di tengah perjalanan Fajri hanya memandangi jalan raya, sesekali bersenandung mengikuti alunan radio yang saat ini tengah memutar lagu Restu Waktu, salah satu lagu boyband Indonesia kesukaan Shandy.

"Lo suka lagu ini, ya?" tanya Fajri, ia baru pertama kali mendengar lagu tersebut, dan ternyata liriknya cukup membuat Fajri merasa sesak.

"Iya ... ini lagu pas banget sama keadaan gue sekarang soalnya."

Fajri menaikkan sebelah alisnya, lirik lagu ini menggambarkan tentang kerinduan yang begitu dalam, memangnya Shandy sedang rindu siapa? "Lo lagi kangen sesuatu, Bang?"

"Gue kangen banget sama keadaan gue yang dulu, waktu keluarga gue masih lengkap."

"Lengkap? Berarti sekarang-"

"Iya, udah nggak lengkap, gue nggak tahu mereka di mana dan hilang kontak, gue kangen banget pengen ketemu orang tua gue."

"Emm ... sorry to hear that, gue enggak tahu." Fajri sedikit merasa bersalah menanyakan hal privasi Shandy seperti ini, tapi kalau dipikir-dipikir, situasi Shandy juga mirip dengan situasi Fajri. Setelah bertahun-tahun berlalu Fajri belum juga bisa bertemu dengan ayahnya, sekadar di mana keberadaan ayahnya saja Fajri tidak tahu, padahal Fajri juga rindu.

Denoument - UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang