012 : Polaroid

405 101 88
                                    

Happy Reading!
Denoument - chapter twelve

Happy Reading! Denoument - chapter twelve

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fajri bosan.

Kegiatannya yang monoton di sekolah membuat anak itu jadi mengantuk sekarang, dari tadi ia sudah mencoba menghabiskan jam istirahat dengan mendengarkan musik lewat earphone-nya, tapi nyatanya bel tak kunjung berdenting juga sehingga membuat Fajri bosan.

"Ajiiii!"

Ia mematikan musik yang terputar dalam ponselnya, lantas menoleh ke sumber suara yang ternyata adalah suara Fiki. "Apaan?"

"Temenin gue, yuk," ajak Fiki melas.

"Ke mana?"

"Ke kantin, lah."

Fajri tidak banyak mengoceh, ia langsung mengiyakan karena malas mendengarkan rajukan Fiki kalau nanti ia menolak. Lagi pula, Fajri juga sudah bosan di kelas doang, walaupun ia tidak lapar, sih. Setidaknya ia bisa memesan minuman saja nanti. "Ya udah, ayo."

"Nah, cakep."

"Eh, bentar. Zweitson mana? Nggak diajak?"

"Gue nggak tahu dia dimana, udah ngilang duluan soalnya."

Fajri hanya mengangguk seadanya, kemudian dua bocah itu beranjak keluar kelas seperti permintaan Fiki.

Sesampainya di kantin, Fiki langsung mengantre di sebuah stand penjual makanan yang ingin ia pesan, sedangkan Fajri disuruh mencari tempat duduk sekarang.

"Elah, rame banget, nyari tempat duduk di mana coba?" keluh Fajri seraya mengedarkan pandangannya.

"Eh, Zweitson?"

Netra Fajri terkunci pada pemandangan di pojok kantin, di mana ada Zweitson di sana tengah makan sendirian. Namun, kakinya berhenti melangkah ketika menyadari bahwa ada beberapa siswa telah menghampiri Zweitson lebih dulu, membuat Fajri mengernyit heran. "Siapa mereka?"

"Wah, sendirian aja, nih." Seseorang dengan seragam urakan duduk di hadapan Zweitson, memasang senyum lebar.

"Sengaja banget pengen kita samperin, ya? Haha," lanjut salah satu temannya.

"Kangen main-main sama kita kali."

Zweitson merotasikan bola matanya, mendesah kesal. "Lo pada mau ngapain lagi, sih? Gue mau makan, males debat, pergi."

"Wih, serem banget lo, Son."

"Gila, makin berani aja dia."

Denoument - UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang