A piece of fanfiction from pairing Taejin that typically can be read in one sitting and focuses on a erotic romance stories, with the intent of evoking a "single effect" or mood.
This book is dedicated to celebrating Taejincember month.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setetes darah yang mengalir di pipiku tidak ada apa-apanya daripada rasa sakit yang kini kurasakan. Kepalaku berdarah akibat lemparan bara api yang sukses membuat beberapa helai rambutku ikut terbakar. Namun tidak hanya itu, panasnya panah api kini menusuk masuk mengenai jantungku. Sebagaian dari panah itu menusuk relung hati, paru-paru, dan organ dalamku yang lain.
Aku bisa merasakannya. Semua sakit ini takkan membuatku binasa. Aku abadi di tempat ini. Mereka takkan bisa membunuhku, tapi bukan berarti mereka takkan bisa menyiksaku.
"Seharusnya, kau tidak pernah terlahir ke dunia ini, Seokjin! Kau tidak mengerti dengan baik apa tugasmu! Apa takdirmu!"
Lagi, aku merasakan ujung tombak melesat menembus jantung juga tubuhku. Semuanya hanya bisa kurasakan. Mataku kini terpejam dengan adanya lilitan sulur pohon yang menutupinya.
Tiada ampun. Tiada belas kasih. Itulah hukumanku yang kerap kujalani selama dua ratus sembilan puluh tahun hidupku.
"Aku tidak akan bisa mengerti semuanya seperti kalian! Karena kita jelas-jelas berbeda! Kalian bukan aku dan aku bukan kalian!"
"Dasar Anak Haram, beraninya kau menjawab ucapanku!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku hanya diam. Dalam pikiranku, aku membayangkan bagaimana ekspresi murka Jungkook yang sejak tadi menghukumku dengan panahnya, dengan tombak prajuritnya, dan dengan makian kata-katanya.
Semua ini wajar. Semuanya normal. Terlalu biasa. Aku terlalu sering mengalaminya.
Di Neraka, siksaan akan kau jumpai setiap hari. Terutama bagi kami, para lblis yang melakukan kesalahan saat bertugas menggoda manusia.
"Apa kau mau kutelanjangi di sini?" Aku mendengus saat Jungkook melepaskan ikatannya, tak terkecuali ikatan yang menutup mataku sejak tadi.
"Dengan tubuh seksimu itu, aku yakin banyak Iblis ataupun manusia yang akan tergoda dan mengikutimu masuk kemari. Bagaimana menurutmu?"
