A piece of fanfiction from pairing Taejin that typically can be read in one sitting and focuses on a erotic romance stories, with the intent of evoking a "single effect" or mood.
This book is dedicated to celebrating Taejincember month.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku bisa merasakan lidahnya membelai area sensitifku yang menonjol hingga aku nyaris meledak dan berhenti sebelum aku mendapatkannya.
Itu adalah mimpi yang sama yang sudah kualami selama hampir delapan belas bulan ini, sejak ibuku menikah kembali dan suami barunya memiliki anak laki-laki paling memesona dan tampan yang pernah kulihat—Kim Taehyung namanya. Usianya hanya tiga tahun lebih tua dariku.
Kim Taehyung, dua puluh satu, dengan sepasang mata hitam legam yang dalam dan rambut cokelat yang selalu tampak seksi berantakan, belum lagi otot-otot tubuhnya yang menggiurkan kebiasaan nge-gym bertahun-tahun. Saat tidak terlalu sibuk berkeringat di gym, dia akan bisa ditemukan di universitas atau sedang berkencan.
Rata-rata gadis yang dikencaninya cantik luar biasa, tetapi hanya itu. Menurutku, mereka berotak kosong dan sama sekali bukan tipe Taehyung. Dia hanya berkencan untuk bersenang-senang. And I am serious. Mengapa aku bisa berkata demikian? Saat umurnya 19, Taehyung pernah patah hati parah. Kekasih yang sangat dicintainya mengkhianati Taehyung dengan sahabat karibnya sendiri. Kakak tiriku itu terpojok dan selama beberapa bulan, dia menutup diri. Setelah itu dia berubah menjadi pria yang suka bergonta-ganti. Tak lama, kedua orang tua kami menikah.
Mungkin karena usia kami berdekatan dan kami anak tunggal, aku dan Taehyung menjadi dekat. Bahkan lebih dekat dari kebanyakan saudara kandung. Kami saling memberitahu segala hal, saling bercerita, tentang apa yang terjadi di kampus, siapa saja yang kami kencani dan apa yang kami lakukan di setiap kencan.
Kami bahkan mengakui jika kami berhubungan seks dengan pasangan dan apakah mereka hebat ataukah tidak. Terkadang, kami saling bercerita tentang bagaimana kami merayu mereka dan aku mendapati bahwa cerita-cerita ini membuatku bergairah. Aku mendapati bahwa aku menyimpan keinginan terpendam pada kakak tiriku itu. Dan pernah suatu ketika, aku juga mendapati bahwa Taehyung juga bergairah, tonjolan halus itu menekan di balik celana ketika dia mendengarku bercerita.
Lalu di satu Sabtu malam, ketika aku sedang berjalan dari kamar tidurku ke kamar mandi luar, yang letaknya persis di sebelah kamar Taehyung, aku mendengar suara-suara dari dalamnya. Awalnya, aku tidak tahu apa yang sedang dilakukannya, lalu aku sadar kalau dia sedang bersama dengan seseorang. Saat aku sadar, aku tidak bisa mencegah diriku berfantasi di dalam kamar mandi bahwa akulah yang ada di dalam kamarnya, di bawah tubuhnya, bahwa Taehyung sedang menghujamkan kejantanannya itu ke dalam diriku.
Aku tidak sanggup menahan diri dan mulai memainkan jemariku sampai aku benar-benar meledak. Takut kalau-kalau seseorang mendengar suara-suara yang kubuat, aku dengan cepat keluar dan kembali ke kamarku. Sekitar lima menit kemudian, kakak tiriku datang mengetuk pintu kamar.
