5) Tunangan

29.8K 3.6K 339
                                    

Sebelumnya vote dan komennya jangan lupa ya sayangku.

terima kasih dan happy reading~

*****

Sesuai perintah kedua orang tua mereka. setelah kembali dari kampus, keduanya langsung menuju pada lokasi yang telah di kirimkan.

hanya menempuh perjalanan sepuluh menit dari kampus keduanya tiba didepan sebuah rumah mewah berlantai dua.

penjaga gerbang tampak berlari membuka pintu agar mobil Jeno bisa masuk. Jaemin hanya melirik dari balik mobil bangunan bercat putih itu.

hingga mobil Jeno mendekat dan berhenti didepan teras dimana sudah ada mobil Daddy dan Ayah disana.

Jaemin turun dan disusul Jeno. keduanya langsung masuk dan mendengarka keributan kecil dari percakapan kedua orang tua mereka.

"Udah nyampe. sini sayang" Panggil Taeyong melambaikan tangannya, Jaemin hanya tersenyum lalu duduk disamping Taeyong.

"Gimana rumahnya?" Tanya Taeyong lagi

Jeno dengan malas duduk samping Jaehyun.

"Liat-liat dulu rumahnya" Titah Jaehyun menepuk paha putranya.

"Nanti aja deh Dad" Jawab Jeno malas

"Besok biar Ayah dan Buna aja yang mulai nyicil bawain barang kamu kesini" Ucap Yuta

"Ini namanya mengusir dengan gaya" Celetuk Jeno melirik kearah Jaehyun dan Taeyong

"Bukan ngusir. kan biar kalian makin deket, sukur-sukur kalo kalian kemudian cocok. bisa sampe nikah" Jelas Taeyong

"Nanti biar kita aja yang nyicil barang-barang kalian, pokoknya setelah tunangan kalian udah bisa nempatin rumah ini" Tambahnya

"Nanti kalo Nana gak suka sama dekorasinya, biar diatur sendiri lagi ya?" Sahut Winwin yang dibalas anggukan oleh Jaemin.

"Oh ya, gedung dan semua masalah pertunangan udah sembilan puluh persen selesai" Timpal Yuta

"Lusa kalian Dateng ya ke butik, buat fitting baju" Ucap Winwin, Jaemin dan Jeno hanya mengangguk.

"Ya udah, sana liat-liat dulu rumahnya" Titah Taeyong

Jaemin beranjak dari duduknya berjalan hendak memeriksa isi rumah mereka. tak berselang lama Jeno menyusul.

Jeno naik ke lantai dua menyusul Jaemin, dia melihat pemuda cantik itu memasuki sebuah kamar.

saat Jaemin hendak berbalik, dia terkejut mendapati Jeno berdiri dihadapannya. tubuhnya hampir saja terjungkal jika Jeno tak sengaja menarik pinggangnya.

tangan kekar Jeno sontak menarik pinggang Jaemin, menghapus jarak diantara mereka. iris hitam Jaemin membola saat wajah keduanya terasa begitu dekat.

tatapan mata Jeno nampak tajam membuat Jaemin bergidik, dia dengan cepat melepaskan tangan Jeno yang melingkari pinggangnya.

"Ngagetin aja sih" Dengus Jaemin

Jeno tak menjawab.

"Kamar utamanya ini?" Tanya Jeno yang dibalas anggukan oleh Jaemin, pemuda itu berjalan keluar hendak menyusuri area lain, Jeno hanya melihat sekilas.

kepalanya mengangguk menyadari bahwa rumah yang dipilih oleh keluarga mereka tak terlihat buruk.

setelah menyusuri area rumah, Jaemin kembali lebih dulu menghampiri keluarganya. dia langsung beringsut manja dalam dekapan Yuta.

"Kalo buat berdua, bukannya ini rumahnya ke gedean ya Ayah, Daddy?" Tanya Jaemin

"Nanti Ayah kerjain beberapa pembantu biar ga sepi" Jawab Yuta, merapikan poni Jaemin.

FAKE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang