41) Hospital

19.1K 2K 82
                                    

HAPPY READING BESTIE~

***********

Jeno dengan tatapan yang sarat akan kemarahan langsung menghampiri Samuel yang jatuh tersungkur, jemari beruratnya menarik kerah kaos yang dikenakan pria bule itu. membuat iris coklatnya bertemu dengan milik Jeno.

"Salah gue apa sama Lo bangsat?" Tanya Jeno.

"Kalo Lo benci sama gue, bales ke gue. bukan ke Nana apalagi calon anak gue. Brengsek Lo El" Bentak Jeno seraya melayangkan satu bogem mentah tepat mengenai pelipis Samuel.

pria itu tersungkur jatuh tapi Jeno seolah tak memberinya peluang sekadar menghirup oksigen. Jeno langsung menghajar Samuel tanpa ampun.

"Bajingan. Lo udah gue anggep adek. tega Lo nyakitin gue. kurang apa gue sama Lo, bedebah" Umpat Jeno seraya memukuli wajah Samuel, pria itu mencoba meraih kesadarannya dengan menahan tangan Jeno yang membabi buta menyerangnya.

"Mas udah" Rintih Jaemin, pria itu masih memegangi area perutnya yang mendadak kram.

tapi suaranya terlalu lirih untuk didengar oleh Jeno yang menimbulkan kebisingan dari pertengkarannya dengan Samuel.

Jaemin sudah tak tahan.

"Jeno... Udah Jen, udah" Sahut Jaehyun

Beruntung Yuta dan Jaehyun tiba bersama beberapa orang polisi. Jaehyun langsung menarik tubuh Jeno yang mengusung Samuel dibawahnya, asik memberikan tinjunya.

tak perduli jika tangannya juga sakit. tapi dia rasa itu tak seberapa dari apa yang dia dan Jaemin dapatkan.

Jeno menghirup oksigen sebanyak-banyaknya kala Jaehyun menariknya. dia masih memberontak, meminta agar Jaehyun melepaskannya. mengabaikan Jaemin yang masih merintih sakit dilantai.

"BAJINGAN" umpat Yuta dan satu pukulan tepat mengenai area bibirnya. setelahnya, Samuel tampak tak sadar diri.

"Yut! Udah! Udah ada polisi" bentak Jaehyun menarik Yuta.

"Mas..." Rintih Jaemin

"Dek..."

Jeno dengan panik langsung merengkuh tubuh Jaemin dan sesaat setelah pria mungil itu dapat merasakan dekapan hangat suaminya. tubuhnya terkulai pingsan dalam pelukan Jeno.

"Dek... Sadar dek... Na, bangun sayang" Racau Jeno panik, dia menepuk pipi Jaemin yang nampak pucat. mata terpejamnya membuat Jeno panik setengah mati.

pria itu dengan cepat menggendong Jaemin untuk keluar dari basecamp. dan tepat saat ia tiba didepan pintu, ambulance pun datang.

dua petugas rumah sakit langsung mengeluarkan brankar dan memasang alat bantu nafas pada Jaemin. Jeno dengan segala kepanikannya ikut masuk kedalam ambulance.

selama dalam perjalanan, jemarinya tak lepas menggenggam jemari mungil Jaemin yang terasa dingin dan pucat. bahkan wajahnya sudah sangat merah, tak lagi perduli pada sekitarnya. air matanya tumpah.

"Dek... bertahan ya sayang. ada anak kita" Lirih Jeno seraya mengusap kepala Jaemin sayang, dia lihat jemarinya yang berdarah sebab aliran dari jemari Jaemin.

melihat bagaimana tubuh suami cantiknya terkulai dengan darah dimana-mana.

dia benar-benar takut dan panik. tentang Jaemin dan tentang calon anak mereka.

******

Jeno menoleh saat mendengar suara derap langkah kaki begitu berisik ditengah lorong yang sepi. dilihatnya Taeyong dan Winwin berlari dengan panik menghampirinya.

"Jeno... Nana, gimana Nana?" tanya Winwin, irisnya bergerak gelisah menatap ruangan bertuliskan UGD pada pintu.

"Win tenang dulu" Timpal Taeyong lirih, mengusapi punggung Winwin.

FAKE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang