IiL - Ending

3.9K 183 27
                                    

3 Bulan Kemudian.

Regan baru saja keluar dari ruang operasi, laki-laki itu langsung melepaskan topi Oka yang dia pakai.

Tangannya langsung merogoh saku bajunya dan menyalakan layar ponselnya. Menghela napasnya kasar. Kemudian kembali memasukkan ponselnya ke sakunya dan dia berjalan keluar.

Regan berjalan menuju UGD, melihat UGD yang sepertinya tampak baik-baik saja. Maksudnya tidak banyak pasien seperti hari-hari kemarin.

Dia menggerakkan lehernya yang merasa pegal dan lakinya melangkah keluar menuju ruang istirahat. Regan butuh istirahat. Dia berencana ingin tidur meskipun hanya beberapa menit.

Tetapi langkahnya langsung dihadang saat ponselnya berdering membuatnya menghentikan langkah kakinya untuk menjawab telepon masuk.

"Apaan?" Tak ada sapaan ramah darinya. Karna dia tau, jika orang ini yang menelepon dia akan menjadi babu beberapa menit lagi.

"Operasi lo udah selesai?"

"Gue gak jawab lo pasti tau," sahut Regan malas yang dijawab dengan kekehan dari orang diseberangnya.

"Ke kafe kita? Gue udah di sini sama Reyna."

"Mager."

"Gak ada penolakan. Kita tunggu lo di sini."

Tut.

Dan panggilan pun diputus secara sepihak oleh Daffin. Membuat Regan mendengus sebal.

Sepupunya yang satu itu kenapa selalu merecoki dirinya yang ingin istirahat sejenak sih? Seperti seakan-akan dia tidak boleh istirahat sejenak dan membayangkan sepenggal masa lalunya.

Regan dengan malas menuju ruang ganti untuk membersihkan diri dan mengganti pakaiannya.

Laki-laki jangkung itu mengambil kunci mobilnya yang dia letakkan di laci mejanya. Dan saat ingin keluar Almira masuk, tersenyum menatap Regan yang sudah rapih serta semakin bertambah ... tampan.

"Mau ke mana, Gan?" tanya Almira sambil tersenyum seperti biasanya.

"Kafe kita," jawab laku-laki itu datar.

"Boleh ikut gak? Aku sumpek di rumah sakit terus. Pengen jalan-jalan sama kamu," tanyanya menatap Regan penuh harap.

Regan mengangguk malas. "Ikut aja," ujarnya masih dengan nada yang sama membuat Almira tersenyum senang.

"Bentar aku buka jas putih ini dulu."

Almira segera membuka jas kebanggaannya dan mengambil tasnya kemudian memeluk lengan Regan agar mereka berjalan bersama.

Regan yang memang sedang malas berdebat atau yang lainnya, dia hanya diam dan membiarkan Almira memeluk lengannya.

Jujur saja, semenjak ditinggal Kana pergi dirinya seperti tidak memiliki gairah hidup. Rasanya hidupnya itu hambar tanpa ada manis-manisnya atau asam-asamnya. Regan memang hidup tapi dia jarang tersenyum.

Di mobil pun Regan hanya diam dan hanya akan berdehem saat Almira bertanya.

Hingga mereka sampai di kafe pun Regan masih tetap diam. Membiarkan Almira mepet-mepet padanya. Mungkin sekarang semua orang sudah mengira mereka berdua memiliki hubungan.

Infirmary in Love [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang