Lima

4.1K 477 3
                                    

Budayakan vote sebelum baca-!Kenapa? Karena bikin cerita itu harus memutar otak, dan nggak gampang hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Budayakan vote sebelum baca-!
Kenapa? Karena bikin cerita itu harus memutar otak, dan nggak gampang hehehe

Maaf kalau ada typo, setelah end insyaallah revisi

Udah vote? Terimakasih

⏱️⏱️⏱️

Aleth duduk di salah satu kursi ruang jamuan sudah terhidang banyak makanan pembuka hingga penutup. Matanya berbinar dan terus-menerus menjilati bibirnya sambil menatap satu persatu makanan yang berjejer rapi. Di sampingnya ada Spincer sedangkan Leonard duduk di arah yang berlawanan dengannya.

Di sini hanya dirinya saja yang perempuan, sisanya anggota kerajaan yang berpengaruh. Aleth menompang dagu mengamati bosan mereka asik berbicara.

"Gra, gue laper," bisiknya kepada laki-laki disampingnya malah sengaja menulikan telinga.

"Oke, lo nggak mau dengerin gue? Yaudah jangan ngamuk kalau gue bikin ribut."

Tetap tidak mendapat tanggapan, karena perutnya sudah keroncongan, Aleth lebih dulu menyambar paha ayam bakar dan langsung menggigitnya.

Melirik sekilas ke semua orang yang terkejut dengan aksinya, Aleth lebih memilih tetap melanjutkan makannya, menaikkan kaki kanan ke atas kursi lalu meminum entah minuman apa itu tapi rasanya seperti fanta namun warnanya ungu.

"Turunkan kakimu!" Gertak Spincer.

Aleth tidak mendengarkan perintah Spincer, puas liat muka kesal Spincer ia kembali mengambil lauk baru, melahapnya cepat.

"Aleth parah sekali kau ini," ucap Leonard.

"KAKAK!"

Semua orang mengalihkan pandangannya menatap seorang gadis tidak jauh dengan umur Leonard. Gadis bergaun hijau tua dilengkapi perhiasan yang senada juga bak seorang Ratu. Gadis itu langsung memeluk leher Spincer dari belakang masih belum menyadari keberadaan Aleth yang memandangnya bingung.

"Kakak, akhirnya aku sampai di kerjaan Brilliance. Kakak tau apa yang guruku ajarkan di asrama? Guru mengajarkan aku berlatih pedang."

Aleth terus menyimak perkataan gadis yang baru datang itu. Meminum kembali minumannya, tiba-tiba suara sendawa lumayan keras membuat seluruh perhatian menuju padanya. Tanpa merasa bersalah ia memamerkan cengirannya ditambah jari yang berbentuk huruf V.

"Hehehe baru ini yang dinamakan makan, makasih untuk raja dan semuanya sudah ngijinin gue makan bersama."

Aleth berdiri dari duduknya, membersihkan mulut menggunakan kain yang tersedia untuk mengelap sisa makanannya di tangan. Menatap lumayan lama gadis yang baru datang, dirinya mengakui bahwa gadis itu sangat cantik.

"Eh? Siapa lo?" Tanya Aleth.

"Kau yang siapa kenapa duduk di kursi ku?"

Aleth melirik kursi yang ia duduki tadi sekilas. "Oh, kursi lo? Gimana ya ... Gua aja disuruh duduk di situ. Noh, tanya aja ke Agra." Aleth menunjuk Spincer juga menatapnya.

Dunia Berbeda (END✅) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang