Dua puluh tiga

3K 357 24
                                    

JANGAN LUPA VOTE+KOMENTAR!!!

MAAF KALAU ADA TYPO, KARENA KESEMPURNAAN HANYA MILIK ALLAH!

Happy reading 💗

⏱️⏱️⏱️

Ketika mendapat panggilan dari Sang Raja, mau tak mau Aleth menelusuri istana sendirian menuju aula pertemuan. Beberapa kali dirinya hampir tersandung kakinya sendiri, meskipun tubuhnya terasa tidak vit sebisa mungkin Aleth menghargai Raja Theodore karena beliau sudah menganggapnya sebagai anak sendiri.

Seluruh mata langsung tertuju ke pada gadis bersurai hitam legam itu. Aleth membungkuk, netra coklatnya menatap bingung pria paruh baya duduk gagah di atas singgasananya.

"Kenapa Raja manggil saya? Pasti mau bagi-bagi sembako?"

Semuanya melotot kearah perempuan bergaun cream itu termasuk Spincer melirik tajam.

"Malam ini kita akan bergerak memusnahkan seluruh Rossler. Kita akan menggunakan strategi Leonard. Apakah kau siap?"

Aleth tertegun sejenak, pandangannya kosong.

"Badan gue nggak enak, kalau gue mati gimana?"

"Tenanglah Aleth, Leonard jago dalam hal menyusun strategi. Percayalah startegi kali ini tidak akan meleset."

Aleth terkesiap lalu mengangguk. Toh, meskipun dia mati tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Sudut matanya menangkap apel merah di samping singgasana Spincer, menelan ludahnya sendiri berkali-kali, dirinya tiba-tiba ingin sekali memakan apel itu.

Eh?

Tak disengaja matanya menangkap tatapan Spincer secepat kilat ia mengalihkannya. Semakin berusaha menahan rasa ingin apel itu, bibirnya bergumam cepat.

"Anjir gue nggak bisa!"

Tap

Tap

Tap

Semua pasang mata melotot melihat seorang perempuan menaiki tangga menuju takhta Spincer. Aleth langsung menyambar apel di samping Spincer lalu melahapnya. Saat dia sibuk menelan apel itu, matanya terpaku ke kelereng biru laki-laki disampingnya.

"Gue salah pake baju?"

Namun, hal itu tidak membuatnya gentar, apel sebanyak lima buah ludes dalam hitungan menit.

"Ada apa dengan mu?" Tanya Spincer akhirnya membuka suara.

Aleth mengelap bibirnya lalu melirik biji-biji apel di atas nampan.

Aleth mengedikkan bahu. "Nggak tau."

Terlihat laki-laki itu berdengkus, Aleth terpukau menatap seluruh orang dari atas takhta Spincer. Jadi seperti inikah kalau menjadi seorang pangeran, aemua hal-hal dibawah sana terlihat detail.

Aleth terpaku ke pojok ruangan di mana Gelyn menatapnya tajam, tangannya terlipat didepan dada. Aleth ingin memutuskan turun dari tangga tangannya tiba-tiba ditarik.

"Ada apa denganmu? Kenapa wajahmu pucat? Jawablah! Aku merasa dirimu menghindari ku, kenapa?"

Bola mata Aleth bergerak gelisah, mati-matian ia membuang semua isi otaknya.

"G-gue .... " Tiba-tiba perut Aleth terasa mual, menutup mulutnya menggunakan tangan yang bebas, ia berusaha menghentakkan cengkraman Spincer.

Spincer menaikkan alisnya."Kenapa?"

"Emmpphhh!" Aleth berusaha memberontak, sesekali ia melirik Dya dan Leonard namun mereka juga menyapanya bingung.

"Perut gue napa anjir?"

Dunia Berbeda (END✅) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang