Dua puluh tujuh [End]

5.7K 469 95
                                    

"ALETH!"

Spincer mengernyit heran tatkala Eren di depan sana sibuk menepuk-nepuk pipi Aleth. Pria curtain itu berdecih, mengumpati kebodohan Eren, melihat teman kecilnya membaringkan tubuh lemas Aleth lalu memangku kepala Aleth, Perasaan Spincer campur aduk mengamati gerak gerik teman masa kecilnya. Baru kali ini Eren begitu memperdulikan wanita.

Bukan, bukan berarti Eren belum pernah menjalin hubungan, dia pernah menjalin hubungan dengan seorang putri kerajaan Algrist, tapi hubungan itu kandas, Eren yang memutuskannya.

Lalu sekarang, Spincer peka, temannya sedang mendekati istrinya. Meskipun ragu, ia memegang dadanya merasakan detak jantung, kenapa sekarang ia merasa kesal? Dadanya sesak? Dirinya sadar orang baik akan dipertemukan dengan orang baik juga tapi sekarang bolehkah ia egois? Hatinya merasakan kekhawatiran lebih daripada kekhawatiran kepada Gelyn.

Kembali menatap ke empat orang itu, rasa ragu kembali menghantam hatinya, mereka terlihat tidak mau menatap Spincer, alias menganggap Spincer transparan.

Spincer tertawa gentir.

Sejujurnya aku tidak ingin melepaskanmu tapi lihatlah sekarang, Eren, dia sangat peduli bahkan perhatian melebihi diriku.

Kaki jenjang Spincer mundur perlahan.

Eren mendongak mendengar gesekan antara alas kaki dan rumput serta kerikil.

Eren meraup air di wajahnya. "Spincer, kemarilah!"

Spincer menatap datar, tatapan matanya menunjukkan antara sedih dan bahagia.

"Dia lebih membutuhkanmu."

Sepasang kekasih di samping tubuh Aleth meliriknya tak suka.

"Hey, kenapa dirimu bicara seperti itu? Masih ingatkah kalau Aleth istrimu? Lupakan Gelyn untuk saat ini, Spincer."

Mata Spincer memincing. "Aku tidak memikirkan Gelyn!"

Eren meletakkan kepala Aleth ke pangkuan Dya, ia beranjak dari duduknya, mengamati wajah Spincer yang tersirat beribu-ribu makna tapi tidak bisa ia tebak.

"Ada apa denganmu?"

"Eren!"

"Ya?"

"Seandainya aku menitipkan dia kepada dirimu dan mengambilnya kembali setelah beberapa tahun kemudian, apakah dirimu siap?" Tanya Spincer agak tegas dan mengacu ke hal serius.

Eren menerka-nerka apa maksud teman masa kecilnya.

"Sepertinya aku akan pergi setelah ini," sambungnya.

"Mau kemana dirimu?" Kepala Eren menoleh ke belakang. "Apakah kau akan meninggalkan Aleth?"

"Sepertinya iya."

Eren kembali mengernyitkan kening. "Mau kemana kau? Apakah kau pergi sendiri?"

"Itu rahasiaku, bisakah kau menjaga istriku?"

"Tidak!" Eren menolak tegas. "Kau sudah tau prinsipku, aku tidak akan melepaskan apa yang sudah aku genggam. Lagi pula, kau masih sehat walafiat untuk mengurus gadis kecil itu."

"Aku tidak mau tau ... Aku titipkan Aleth, setelah dua tahun kemudian aku akan kembali mengambilnya."

BUGHHH!!

"KAKAK!"

"EREN!"

Eren melayangkan bogeman mentah ke rahang tegas Spincer, menarik kerah baju Spincer.

"KAU KIRA ALETH ITU BONEKA? PERLU DIINGAT, DIA MANUSIA! Ternyata sifat kasar dan pinplan kau sejak kecil tidak berubah."

Eren melirik sudut bibir Spincer yang terangkat.

Dunia Berbeda (END✅) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang