Dua puluh

3.1K 351 3
                                    

maaf lama up, muehehehe ingkar janji ya akuu😭Kalau ada typo/kata kurang tepat tolong dikoreksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


maaf lama up, muehehehe ingkar janji ya akuu😭
Kalau ada typo/kata kurang tepat tolong dikoreksi

Happy reading piyik'kuuu🕊️❤️
⏱️⏱️⏱️

Sepanjang malam gadis berambut hitam itu semakin mencengkram erat selimut putih, ditariknya hingga sebatas hidung, menyisakan mata selalu melirik takut-takut kegelapan di luar sana. Hatinya selalu dilanda kegelisahan bayangan-bayangan begitu cepat mondar-mandir di balik cendela kamar Aravella. Tidak hanya satu bayangan tapi banyak bahkan sampai tidak bisa terhitung.

Menggigit bibir bawah, kepalanya menoleh mengecek kondisi Aravella. Sejujurnya Aleth ingin minta ditemani namun dia takut merepotkan Aravella apalagi melihat nyenyaknya dia tertidur.

Brakk!!

Menoleh cepat mendengar suara cendela terbuka kasar, Aleth mengeryitkan keningnya, pasalnya tidak ada angin tidak ada hujan cendela kamar tersebut tiba-tiba terbuka.

"Ha?"

Aleth semakin melebarkan mata melihat kepulan asap hitam memasuki kamarnya dan menyapu bersih barang-barang yang ada menimbulkan kerusakan dan kebisingan. Barang-barang berjatuhan ke sembarang arah, Aleth melirik Aravella yang tidak merasa terganggu sama sekali.

"L-lo siapa anjir?"

Glek!

Aleth meneguk salivanya berkali-kali, kali ini asap hitam itu membentuk tubuh seperti manusia tinggi besar. Jantung Aleth semakin berdebar kencang melihat sepasang bola mata merah berbentuk api dalam gelapnya malam. Senantiasa menatap sesuatu itu meskipun matanya memanas akibat ketakutan, Aleth akhirnya memutuskannya sepihak.

"Ini cuma mimpi, ini nggak nyata!"

Aleth memejamkan matanya erat berharap semua ini bukan kenyataan, gadis itu terus menerus bergumam sampai tertelap dengan air mata yang mengering.

⏱️⏱️⏱️

Percikan air semakin banyak, membuat gadis dengan selimutnya mengerang tak suka karena rasa dingin masih bisa menyelinap masuk kedalam selimutnya.

Seseorang berdecak kesal, laki-laki jangkung bermata biru tua dengan potongan rambut curtain itu meletakkan segayung air diatas laci, menaiki kasur secara perlahan setelah mengusir pemilik aslinya beberapa menit lalu. Spincer menopang kepalanya menggunakan tangan kanannya sambil menghadap Aleth, kaki kirinya sengaja diluruskan sedangkan satunya ditekuk.

Saat gadis disampingnya membalikkan tubuh menghadapnya, Spincer menyibak paksa selimut Aleth.

"Nyenyak sekali tidurmu, Tuan putri," bisik Spincer, serak.

Dunia Berbeda (END✅) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang