1

662 50 0
                                    

Seorang gadis cantik, berkulit pucat dengan rambut panjang terurai sedang merapihkan bajunya dan bersiap memulai hari dengan menyenangkan. Mobil mewah berwarna putih berhenti tepat di depan pintu masuk sekolah. Gadis itu keluar dengan percaya diri berjalan mencari ruang kelas miliknya.

"2-1, dimana ya?"
"Ini 2-3, 2-4" gumamnya pelan.

Setelah melewati beberapa kelas, akhirnya gadis itu menemukan dimana kelasnya.

"Nah ini dia" lagi-lagi dia berbicara sendiri.

Gadis itu melihat kesekeliling kelas, mencari tempat duduk yang nyaman untuknya.

"Eh itu dia"
"Mana-mana?"
"Itu depan pintu" bisik orang lain kepada teman sebelahnya.

Gadis itu Memang sudah menjadi pusat perhatian sejak turun dari mobilnya tadi. Seluruh orang yang berselisih dengan gadis itu memperhatikan dirinya dari atas hingga kebawah. Jelas, kedatangan anak bungsu dari perusahaan besar korea telah mencuri perhatian mereka. Siapa yang tidak tahu Son Seungwan, anak dari Son Dongwoon pemilik perusahaan obat-obatan terbesar dikorea. Bahkan kepulangannya ke korea menjadi berita hangat sepekan ini.

Lonceng istirahat berbunyi, sebagian murid berlomba-lomba keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Berbeda dengan Seungwan yang lebih memilih mendengarkan lagu dari Ponsel terbaru miliknya dari pergi makan ke kantin. Dengan wajah datar Seungwan memilih lagu mencari lagu yang sesuai dengan mood hatinya. Siapapun yang melihat pasti mereka berfikir bahwa Seungwan adalah gadis yang jutek, cuek dan kasar. Tetapi dia adalah orang yang ramah dan ceria jika kalian mengenalnya.

"Hey, Wendy ya?"
"Benarkan Wendy?"
"Waduh Wendy sudah lama sekali kita tidak bertemu"

Sapa seorang wanita yang memiliki poni mangkok dan mata monolid. Ternyata gadis itu adalah Seulgi teman satu kelasnya saat SMP. Wendy dan Seulgi memang tak sedekat itu saat SMP tapi mereka satu kelas yang membuat mereka tahu satu sama lain. Wendy melepas Airpod nya kemudian tersenyum sambil memeluk Seulgi.

"Berapa tahun ya ga ketemu?"
"4 Tahun?"
"Wah lama sekali ya" ucap Seulgi.

Kemudian Wendy meminta Seulgi untuk duduk disebelah nya, kebetulan bangku sebelah kanan milik nya kosong. Dengan senang hati Seulgi meng-iyakan permintaan temannya itu.

•••

Setelah beberapa minggu, pertemanan Wendy dan Seulgi semakin dekat. Banyak teman lain yang mencoba untuk berteman dengan Wendy tapi tentunya memiliki maksud lain di belakang. Wendy menjadi sangat populer dengan kecantikan, kepintaran dan kekayaannya. Bahkan banyak siswa lain datang ke sekolah hanya untuk melihat Wendy. Tentu saja hal ini membuat para siswi lain iri. Pergi ke sekolah diantar dengan mobil, selalu menggunakan barang-barang branded dan terbaru, Kulit pucat, senyum manis, rambut indah nya. Karena kecantikan dan kepribadiannya yang ramah membuat Wendy semakin populer hingga dijuluki "Dewi Son".

Wendy dan Seulgi sore ini terlihat digedung olahraga yang tak jauh dari sekolah nya. Meraka duduk dijajaran penonton basket, dengan sebotol Pocari dan sepotong roti. Seulgi dengan riuh ikut menyorak seperti penonton lain memberi semangat untuk kakak nya Kang MinHyun bernomor punggung 9. Berbeda dengan Wendy yang hanya diam sambil memakan roti miliknya. Tentu saja kedatangan Wendy membuat penonton lain heboh membicarakan nya. Wendy hanya diam duduk saja orang lain heboh, bagaimana jika Wendy bertingkah?

Pertandingan telah berakhir, pemenangnya adalah SOPA Sebagian penonton turun kelapangan memberi selamat pada para pemain. Mata Wendy tertuju pada salah satu lelaki yang memiliki nomor punggung 3. Lelaki itu sama sekali tidak menunjukan kebahagian wajahnya hanya datar bahkan tersenyum pun tidak padahal dia menang.

"Wen?"
"Kenapa bengong?" Tanya seulgi.

"Ng? Ah tidak apa"
"Mana Oppa mu? Apa sudah selesai?"

"Dia sepertinya masih dibelakang"
"Ayo kita tunggu diparkiran saja"

Wendy dan Seulgi meninggalkan kursi penonton. Berjalan menuju parkiran dan menunggu MinHyun.

"Wen, pulang saja duluan"
"Aku menunggu Oppa ku disni" ucap seulgi.

"Aku akan menunggu hingga Oppa mu datang"

"Tidak apa-apa"
"Sebentar lagi dia datang kok"

"Tidak aku akan menunggu, bagaimana mungkin aku meninggalkan sahabat ku menunggu sendiri"

Ucapan Wendy membuat Seulgi tersenyum manis. Betapa sayangnya Seulgi kepada Wendy.

"Apa kamu tidak merasa risih?"
"Setiap orang lewat mereka selalu memperhatikan mu" tanya Seulgi.

"Aku tidak perduli dengan itu"

"Sulit ya rasanya menjadi Dewi Son?"

"Aish siapa yang memberikan panggilan menggelikan itu"

"Baiklah, mulai sekarang aku akan memanggil mu Dewi son"

"Kau mau ku pukul?"

Nada ketus Wendy tentu saja membuat Seulgi tertawa. Seulgi suka sekali menjahili Wendy. Pipinya yang putih gembul akan berubah menjadi merah jika Wendy merasa kesal atau malu.

🦋✨🤍🦋

Haloo
Buat beberapa temen-temen yang baca mungkin agak ga asing sama aku, dulu aku pernah bikin cerita juga. Udah lumayan readers nya, tapi aku ngerasa banyak banget kesalahannya dan gajelas gitu jadi aku Unpub 🥲. Judul ceritanya Posesif (Wenga). Jadi ini bukan cerita pertama aku. Mohon saran dan kritik nya ya.

Jangan lupa Vote dan Comment🦋🤍

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang