2

326 42 2
                                    

Wendy dan Seulgi sedang menyantap bekal siang mereka diatap sekolah. Sambil menikmati angin sejuk dan pemandangan sekolah yang bagus.

"MinHyun Oppa"
Wendy menunjuk seorang lelaki tinggi sedang berjalan dengan teman-temannya di bawah mereka. Seulgi hanya mengangguk dengan mulut penuhnya. Wendy melihat lelaki dengan nomor punggung 3 kemarin tak tampak senyum sedikit pun diwajahnya berbeda dengan teman-teman disekitarnya yang sedang bencanda tertawa.

"Lelaki itu aneh" ucap wendy.

"Siapa? Oppa ku?"

"Bukan"
"Lelaki paling belakang yang berkulit pucat dan pendek"

"Suga Oppa?"

"Ah iya itu, aku baru ingat namanya"
"Dari kemarin aku melihat dia tidak pernah tersenyum"
"Bahkan sekarang saat teman-teman nya tertawa dia hanya diam"

"Tidak mungkin kau tidak tau"
"Dia adalah anak pertama dari perusahaan Min Corp"

"Aku tidak tau, tetapi aku tau perusahaan Min Corp"

"Dia adalah Salah satu sahabat Minhyun Oppa. Mereka sering berkumpul dirumahku"
"Suga Oppa memang begitu, aku hampir tidak pernah melihatnya senyum dia sangat dingin"

"Tapi dia lumayan tampan"

"MinHyun Oppa pun bilang begitu, tapi dia lebih tampan jika tersenyum. Banyak sekali perempuan yang mendekatinya tetapi Suga Oppa selalu tidak mau"

"Mengapa?"

"Entah lah, tidak ada yang tau"

"Apakah kau sangat dekat dengan MinHyun Oppa?" Tanya Wendy.

"Tidak juga, kadang kala kami bertengkar, kadang berbaikan"
"Kau sendiri bagaimana dengan Namjoon Oppa?"

"Aku hampir tidak pernah melihatnya dirumah"
"Bahkan weekend pun aku tidak melihatnya"
"Karena dia selalu sibuk perjalanan bisnis keluar kota atau negri"

"Tetapi perusahaan masih dipegang oleh ayah mu, mengapa dia yanh sangat sibuk?"

"Dia nantinya akan menjadi pemegang perusahaan ayah ku, jadi untuk saat ini dia sedang belajar bagaimana menjadi pemimpin seperti ayah"

"Wahh, pasti sangat sibuk dan lelah"
"Bagaimana dengan ibumu?"

"Dia selalu berkumpul dengan istri petinggi perusahaan lain"
"Aku selalu merasa sendiri jika dirumah, walaupun ada banyak pelayan tetapi tetap saja"
"Teman ku hanya Chiko dirumah"

"Chiko?"

"Kucingku"

Seulgi menggangguk memahami bagaimana perasaan Wendy. Tinggal dirumah sebesar itu tetapi selalu merasa kesepian. Lonceng tanda istirahat telah berakhir berbunyi, mereka kembali ke kelas.

•••

Sabtu sore Wendy telah sampai di kediaman Keluarga Kang. Flat Shoes hitam, Celana jeans biru langit, Cardigan corp berwarna pastel, hand bag hitam sangat serasi dengan tubuh Wendy dan semua itu adalah barang branded tentu nya.

"Masuk Wen" Sapa seulgi.

"Haloo, Wendy ya?"
"Wah cantik sekali ya" Sapa Nyonya Kang.

"Terimakasih"
"Tante, ini ada oleh-oleh dari ibu" ucap Wendy menyerahkan sebuah Tote bag berwarna hitam doff. Yang berisi Swarovski Studded Chocolates. Coklat bertaburan kristal diatasnya dan dibalut dengan emas juga kelopak mawar.

"Wah, oleh-oleh orang kaya tidak main-main"ucap seulgi.

"Wahh terimakasih banyak ya Wendy, tolong sampaikan itu pada Nyonya Son" Nyonya Kang menjawab dengan tersenyum ramah.

Kemudian Wendy mengikuti Seulgi menuju kamarnya. Cat dikamarnya sangat sesuai dengan warna kesukaan seulgi kuning pastel. Juga tersusun beberapa pajangan yang membuat kamar ini semakin indah.

"Seul, aku izin ketoilet"

"Oh iya silahkan, dari kamar ku di paling ujung sebelah kiri"

Wendy langsung keluar menuju kamar mandi, dia sudah menahannya sejak terjebak macet tadi. Wendy menekan flush closet itu, akhirnya lega pikirnya. Dia dengan santai berjalan kembali menuju kamar Seulgi.

"Eh?, MinHyun Oppa? Tadi perasaan tidak ada siapapun di teras" Wendy sedang melewati area jendela besar area teras. Terlihat MinHyun dan beberapa temannya sedang berbicara mengenai apa yang Wendy pun tidak peduli.

"Siapa dia?" Tanya salah satu teman MinHyun. Deg, Wendy gugup dan panik saat mereka semua merubah pandangan pada dirinya. Dengan segera Wendy menunduk sambil tersenyum sedikit memberikan rasa hormat pada teman-teman MinHyun kemudian berlari menuju kamar Seulgi.

Bodoh, dasar Wendy bodoh ia menyumpahi dirinya sendiri dalam hati. Bagaimana bisa dia berdiri didepan kaca lebar dan tembus pandang memandangi mereka yang sedang mengobrol seperti penguntit.

•••

Ciiiittt
Bruuugggh

Pagi ini Mobil milik Wendy ditabrak oleh mobil lain. Dengan panik Wendy keluar mobil bersama supirnya Tuan Kim. Terlihat  bagian depan mobil yang iya tumpangi hampir hancur setengahnya. Tentu saja hal ini membuat Wendy panik sebentar lagi jam pelajaran pertama akan dimulai.

"Nona Son, apakah ada yang terluka?" Tanya Tuan Kim.

"Tidak ada, hanya saja saya harus bergegas sebentar lagi jam pelajaran pertama dimulai"

"Maafkan saya Nyonya, saya akan mencoba mencari taxi"

"Tidak perlu, urus saja mobil nya saya akan mencari taxi sendiri"

"Sekali lagi Maafkan saya Nyonya"
Supir itu membungkuk merasa bersalah dan ketakutan.

Wendy berusaha untuk mencari taxi. 15 menit sudah berlalu tetapi tidak ada satupun yang menghampirinya. Ini adalah jam orang sibuk untuk berangkat kerja maupun sekolah jelas saja susah untuk mencari taxi yang kosong.

🦋✨🤍🦋

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang