15

248 30 0
                                    

Ini adalah hari pertama Wendy masuk sekolah sepulangnya dari rumah sakit. Dia sangat merindukan pemandangan ini, lapangan yang luas, taman yang asri, pepohonan disekitar jalan, dan siswa-siswa yang berlarian dikoridor. Semua mata tertuju padanya, entah itu tatapan nanar, iba atau senang dia tidak peduli. Kejadian kemarin menjadi berita hangat disekolahnya, bahkan sampai kesekolah lain salah satu nya adalah Hanlim yaitu sekolah jimin. Bahkan saat memasuki kelas pun dia disambut oleh beberapa teman sekelasnya. Memberi beberapa kotak susu dan makanan.

"Terima Kasih banyak" tak henti-hentinya Wendy mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah mendukung dan mendoakannya agar cepat pulih.

"Wah banyak sekali, bagi aku satu ya?" Ucap seulgi

"Enak saja" ucap Wendy sambil mengulurkan lidahnya bercanda.

Hari ini baik-baik saja, tak ada Wendy sedikitpun mengalami gejala seperti apa yang dikatakan dokter kemarin. Seperti biasa dia pulang sekolah dijemput oleh Tuan Kim, tetapi sebelum itu dia sengaja melewati lapangan basket dimana Suga biasanya latihan. Ya, lelaki itu ada disana. Mengenakan pakaian basket dan headband dengan sedikit rambut basah akibat keringat. Sedang duduk beristirahat menghadap lapangan membelakangi Wendy.

"Wendy" seorang lelaki berbadan tegap datang menghampiri wendy, lelaki itu mengenakan seragam yang bukan milik sekolah ini. Menggunakan topi hitam menutupi sebagian wajahnya.

"Kau benar Wendy kan?"

"Iya, kau siapa?"

"Aku Kim Jongin"
"Dari Sekolah Hanlim"

"Ah iya, ada apa ya?"

"Maafkan aku"
"Maafkan aku Wendy, aku lah yang melempar bola itu"
"Aku dengar kau sampai dirawat dirumah sakit dan tidak sadarkan diri"
"Maafkan aku"

"Iya tidak apa, aku sudah sembuh kok"
"Tidak perlu khawatir"

"Benarkah? Terima Kasih banyak Wendy"

Yah sebaik itulah Wendy. Maka dari itu dia dijuluki Dewi Son bukan karena kecantikan dan kepintarannya saja, tetapi juga karena kebaikannya.

"Semudah itu kau memaafkannya?" Tanya Seulgi.

"Lalu? Bagaimana lagi?"

•••

Setelah Wendy pulang dari sekolah, dia membenamkan badan di bathub kamarnya. Lelah sekali rasanya hari ini, lelah fisik, mental dan hati tentunya. Dia benci saat dirinya sedang sendiri seperti ini, bayang-bayang Suga yang dia coba untuk lupakan muncul kembali. Hari dimana dia dan Suga membeli gaun untuk Yoonji, memilih sepatu dan memilih kado. Wajah Suga yang tampan teringat kembali. Hatinya terasa sesak.

"Cih, siapa peduli" ucap Wendy.

Ya, mulut bisa berbohong tetapi hati tidak. Untuk mengalihkan pikirannya dia menyudahi berendam dibathub dan menyelesaikan mandinya. Kemudian pergi ke kamarnya bersiap untuk belajar.

Tok.. tok.. tok..

"Wendy" panggil Nyonya Son membuka pintu sambil membawa semangkuk Seolleongtang dan Segelas air putih untuk makan malam.
"Makanlah selagi hangat, kau juga harus mengisi energi mu"

"Baik bu"

"Jangan terlalu banyak belajar, kau tidak boleh terlalu Stress"

"Baik, sebentar lagi aku selesai"

Nyonya Son meninggalkan kamar Wendy. Setelah selesai mengerjakan beberapa soal, Wendy menyantap makanan tadi yang dibawakan oleh ibunya. Kemudian pergi kekamar mandi untuk gosok gigi dan memersihkan Wajahnya, mungkin dengan cara itu dapat membuatnya kembali nyaman untuk belajar.

Beberapa jam sudah berlalu, kepala Wendy rasanya sangat berat dan sangat pusing jam sudah menunjukan pukul 11.30 ini sudah lewat jam tidurnya, tetapi dia belum juga mengantuk. Wendy mengambil Sebutir pil tidur yang telah dia konsumsi dari lama, berharap dengan meminumnya dapat tertidur dan mengurangi sakit yang dia rasakan sekarang.

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang