16

193 26 0
                                    

Di hari minggu ini, Wendy sudah memiliki janji untuk pergi ke taman bermain bersama Seulgi dan Jimin. Ya, mereka semakin dekat setelah bertemu dicafe kemarin. Setelah sarapan Wendy bersiap kembali dikamar nya merapihkan make upnya. Seulgi dan Jimin akan menjemput Wendy, tetapi sekarang sudah pukul 10.25 mereka belum datang juga sudah terlambat 25 menit.

Drrrt... Drrrt... Drrrt...
Seulgi is calling...

"Kau ini kemana saja!"
"Sudah terlambat 25 menit tau"
"Aku hampir saja lum—" Oceh Wendy.

"Aku didepan"

"Oke"

Secepat itu perubahan emosi Wendy, dia segera turun kebawah untuk menemui temannya. Sesampainya di taman bermain, Wendy tidak ingin langsung memainkan permainan yang cukup ekstrim, mereka memulai permainan dari Komedi putar hingga Roller Coaster yang menyeramkan. Setelah memainkan beberapa permainan mereka memasuki toko souvenir disana.

"Aku ingin bando ini!" Seru Wendy

"Ayo kita beli bertiga!" Dijawab oleh Seulgi.

"Ayo, kau ingin yang mana?" Tanya Jimin.

"Kurasa yang kuping beruang ini lucu" ujar Seulgi.

"Ah yasudah kita beli yang itu saja" jawab jimin.

Setelah membayar mereka keluar dari toko souvenir. Wendy merasa kepalanya sangat pusing seketika, ini sudah sangat lewat jam makan siang. Bukankah dia harus makan tepat waktu dan mengurangi aktifitas fisik?.

"Aku sangat pusing" Ucap Wendy sambil memegang kepalanya.

"Duduklah disini, aku akan membelikan mencarikanmu obat" ujar Seulgi.

"Jangan!" Ucap Jimin.

"Kenapa?"

"Aku akan membelikannya air putih, kemudian kita harus mengantarnya pulang dengan segera" Jimin panik.

Setelah memberikan minum pada Wendy, mereka langsung mengantarkannya pulang. Sesampainya dirumah mereka mengantar Wendy hingga masuk kamarnya dan jimin berbicara pada Nyonya Son apa yang terjadi. Kemudian mereka berpamitan dan pulang.

"Kau kenapa melarangku membelikan obat untuk Wendy?" Tanya Seulgi.

"Dia tidak bisa minum sembarang obat"

"Benarkah? Kenapa?"

"Nuna tidak tahu?"
"Dia gegar otak!"

"Hah? Benarkah?"

"Hmm" ucap jimin sambil mengangguk.
"Aku pun terkejut mendengarnya, tetapi dia belum tahu sampai sekarang"

"Mengapa?"

"Entah lah, Nyonya Son meminta kami untuk tidak memberitahukannya pada Wendy"

"Kasihan sekali sahabat ku"

"Nuna harus menjaganya, jangan sampai dia melakukan aktivitas fisik yang berat"
"Jangan biarkan dia Stress"
"Jangan sampai kepalanya terbentur lagi"

"Aku akan berusaha untuk selalu berada di sampingnya"

"Itu bagus"
"Seulgi Nuna, kau mau makan bersamaku?"

•••

Setelah mendengarkan ucapan jimin tadi sore, malamnya Nyonya Son langsung membawa Wendy ke dokter untuk memeriksa perkembangannya. Setelah dilakukan beberapa Tes Nyonya Son meminta Wendy untuk menunggu dimobil saja. Tanpa curiga Wendy menuruti kemauan ibunya itu. Baru saja Wendy keluar dari ruangan, diujung lorong tampak seseorang yang tidak asing bagi nya. Lelaki itu membelakanginya, membawa segenggam bunga dan berdiri tepat di depan pintu. Punggung itu milik Suga.

"Sedang apa dia disini" gumam Wendy.

3 menit sudah berlalu Wendy terus memperhatikan Suga dari kejauhan, tetapi lelaki itu tetap saja tidak memberanikan diri untuk memasuki ruangan tersebut. Siapa kah sebenarnya yang dirawat disana?

"Wendy, sedang apa kau disini?"
"Ibu menyuruhmu menunggu dimobilkan?" Ucap Nyonya Son.

"Aku ingin menunggu ibu"

"Sekarang sudah selesai, ayo kita pulang"

Sesampainya dirumah Wendy masih saja memirkan, siapa orang yang didatangin oleh Suga? Sampai dia tidak berani masuk kedalam ruangan itu?

"Wendy, minumlah obat ini"
"Kau sudah makan kan?" Tanya ibu Wendy yang tiba-tiba masuk kedalam kamarnya.

"Ssudahh bu" jawab nya terkejut.

"Setelah minum obat sebaiknya kau tidur"

"Baik bu"
"Bu, apa yang dikatakan dokter tadi?"

"Hasil mu bagus, tidak ada menunjukan hasil buruk"
"Ibu rasa kau hanya terlalu lelah saja Wendy"

"Ah Syukurlah"

"Minum obatmu kemudian tidurlah"

"Baik bu"

Setelah Wendy membersihkan badannya dan meminum obat yang diberikan ibu tadi, dia bersiap untuk tidur. Tetapi setengah jam sudah, dia belum tertidur. Sulit sekali rasanya untuk tidur, padahal ini memang sudah waktunya dia untuk tidur. Kemudian Wendy mengambil sebutir pil obat tidur dilaci kamarnya, lalu meminumnya agar dia bisa tertidur.

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang