04. mengendarai malam merajut ingatan

99 7 0
                                    

Drajat memandang jendela taksinya malam itu, penerbangan acak atas nama rindu.... Lampu lampu kota terasa berlari di luar sana.....

Dia selalu merasa sendiri, merasa di dunia ini tak ada yang berharga lagi.....

Indah yang dirasa terlalu cepat hilang.... Dan dunia ini hanya berlari disekitarnya... Tanpa keinginan untuk singgah dan tinggal. .. Handphone di kantongnya seketika berbunyi

"Ya Ti... " Lirih si tampan ketika mendengar suara di ujung sana

"Dia gapapa dikasih perak,Pak ?" Ucap si penelepon.... Drajat tertawa...

"Seconcern itu kamu sama aku? " Ucapnya masam

"Man.... Aku anak Bapak kan?" Lanjut sang penelepon tertawa

Drajat tertawa, "yeah aku yang mulai sering lupa" Ujarnya riang

Suara di ujung tertawa, sang Anak Tunggal, wujud sejati dari kebaikan kebaikan yang tak pernah dia raih

Pria Sejati.... Dia bukan musuh siapapun, dia bukan hamba siapapun... Dia merdeka dengan caranya sendiri... Dan Drajat diam diam iri padanya....

"Maksudku bukannya penyanyi dangdut...lebih suka yang kuning kuning gitu ya.... Lebih... Gonjreng? " Lanjut Jati kemudian

"Dia, Sempat Jadi penyanyi dangdut" Sewot Drajat Marah... Jati hanya tertawa mendengar suara ayahnya ...Bapak yang patah hati... Bapak yang tertatih pulih... Lagi pula siapa aku melarang larang dia... Aku yang membuatnya kehilangan Ibuk by the way...

"Iya... Apapun... Asal Bapak bahagia... " Lanjut Jati tertahan, dia tahu Suci bukan perempuan baik baik... Hanya Bapak yang bisa menyaingi ke-Play girl-annya ...dan hanya Suci yang bisa menaklukkan Bapak

"Kamu bahagia Ti...?" Lirih Drajat setelah menarik napas panjang...Jati terkekeh diujung sana

"Banget pak...he complete me..." Jawab Sang Putra...

"Februari bentar lagi kan?" Lanjut Drajat ketika Taksinya mulai memasuki Tol dalam Kota...

"Yeah ...dan itu yang buat kami makin menghargai waktu..." Jawab sang Putra Mantap...dia yang amat hidup...membuat keputusan seperti tak berhati...berjanji untuk saling mencintai dengan lelakinya hingga februari...seperti keputusan dingin yang keluar dari hati yang mati

the eternity origins : 2009Where stories live. Discover now