[19]

2.2K 432 45
                                    

Alas kaki yang bertabrakan dengan lantai, menggema ke seluruh ruang bawah tanah tersebut.

Ruang bawah tanah dari tempat karaoke yang baru-baru ini kau beli untuk menambah pemasukan.

Kebisingan yang berada di atas sekarang lenyap ketika sampai di salah satu ruangan.

Seorang lelaki yang mata ditutupi kain hitam dan diikat dengan kursi terlihat ketika masuk.

"Siapa di sana?!" Tanya lelaki tersebut.

Kau menyeringai lebar, hampir saja tawaan keluar dari mulut mu. Bagi (Y/n) melihat musuhnya tak berdaya didepannya adalah kesenangan.

"Pftt- ahahaha! Astaga! Aku tidak pernah membayangkan akan bertemu denganmu seperti ini Kisaki!" Akhirnya kau angkat bicara.

"Suara ini... Kau! (Y/n)!" Tebak lelaki itu.

"Ding! Dong! Jawabanmu benar Kisaki!" Ucap (Y/n) diselangi kekehan.

"Ternyata begini caramu bermain? Menculik musuhmu dan mengeksekusinya??"

"Sungguh... Aku merasa kau seharusnya tidak melihat raut wajahku saat ini.." gumammu pelan.

Bisa dibilang saat ini (Y/n) sedang setengah mati mengatur raut wajahnya, seringainya yang sangat sulit dia atur membuatnya kesusahan.

Apalagi di kehidupan yang dulu kau pernah menjadi pembunuh berantai yang suka memutilasi korbannya.

Melihat Kisaki yang terikat seperti itu membuat dirinya merasa dejavu. Sepertinya nafsu membunuhnya masih tersisa di dalam kepalanya.

Kau menghela nafas, 'Hm~ Yona melakukan perintah dengan baik, tidak sia-sia aku mengambil satu bola matanya dan menjualnya.'

Benar yang dikatakan (Y/n), setelah Yona ketahuan akan bekerja sama dengan Kisaki. Dengan sigap dia melakukan hal tersebut.

"Yona, buka penutup matanya." Perintahmu kepada sosok wanita di pojok ruangan.

"Baik Nona."

Setelah Yona membukakan penutup mata Kisaki, tatapan tajam kau dapati dari dirinya.

"Woah! Tidak usah menatapku seperti itu Kisaki." Ucapmu dengan senyuman.

"Apa yang kau rencanakan, hah?"

"Seperti yang kau lihat.. mustahil bagimu untuk melenyapkanku, pelayan yang akan kau manfaatkan sudah aku ambil alih."

Kisaki melirik ke arah Yona, ia terkejut begitu melihat sebelah matanya ditutup menggunakan penutup mata, dan tatapan wanita tersebut benar-benar putus asa.

"Kau... Benar-benar gila." Kisaki berdecak kagum, "Lalu apakah tujuanmu menculikku hanya untuk memperlihatkan kehebatanmu??"

"Penculikan ini hanya ancaman, aku akan melepaskanmu asalkan kau tidak menganggu anggota Toman dan teman-temanku, termasuk juga aku." Ucapmu.

Kisaki terdiam begitu mendengar syarat darimu, 'Bodoh, syarat itu terlalu lemah untuk menghentikanku. Ternyata dia memang bocah.'

Kisaki menghela nafas seolah sedang berakting sudah menyerah, "Baiklah, aku akan melakukan hal yang kau suruh."

"Ingat baik-baik Kisaki Tetta jika kau menganggu teman-temanku, aku akan menghabisi mu."

Kini Yona menyuntikkan bius ke Kisaki, pandangannya mulai kabur dan kesadarannya sudah tidak bisa di tahan lagi.

"Ah~ termasuk diriku.." Ucapmu begitu Kisaki sudah tidak sadarkan diri.

"Pftt- konyolnya aku! Buang dia di gang terdekat Yona, jangan sampai kau ketahuan membawa tubuhnya."

Just Want To Rest | TOKYO REVENGERS X READER ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang