Kematian tidak bisa menyentuhnya, kau yang dulunya mengira itu adalah anugerah sekarang menganggapnya sebuah kutukan.
.
.
Kali ini kau berenkarnasi di dunia Tokyo Revengers, dunia manga yang kau baca dikehidupan yang lalu.
"Aku hanya akan menjadi se...
"Itu tidak mungkin, gadis itu tidak secerdas yang kau kira." Kisaki meneguk soda kalengannya, "Mungkinkah kau meragukanku?"
"Hm, entahlah~ aku bahkan masih merasa tidak yakin kalau dia kalah begitu saja." Hanma lelaki itu menatap jalanan sepi tersebut dengan tatapan sulit ditebak.
"Lalu apa yang ingin kau katakan, selain membunuhnya?"
"Apakah kau bekerja sama dengan (Y/n) agar kita bisa bertemu di jembatan pada malam hari itu?" Kisaki melirik tajam ke arah Hanma seolah bisa menjadi musuh kapan saja.
Hanma terlihat bahwa dia tenang-tenang saja. "Iya, aku bekerja sama dengan (Y/n), agar bisa mempertemukan kalian, dan aku bisa menikmati pertunjukan kecil karena itu."
"Sekarang? Apakah kau masih bekerja sama dengannya?" Selidik Kisaki.
"Tidak, dia gadis yang sangat sulit dihubungi. Aku curiga dia punya dua ponsel."
"Begitu..." Kisaki menghela nafas jujur hal ini sedikit mengganggu pikirannya, bukan tentang kerja sama antara (Y/n) dan Hanma yang berdurasi 1 jam.
Tapi kematian (Y/n).
Dia belum mendengarkan kabar apapun tentang itu, apakah (Y/n) benar-benar mati atau tidak. Itu masih saja menjadi pertanyaan di kepalanya.
Dan jika hal buruk terjadi, apa yang akan dia lakukan, Kisaki belum merencanakannya.
.
.
.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
.
.
.
Kisaki sekarang sangat menyesal telah meremehkan (Y/n), dia lupa bahwa (Y/n) sebenarnya mempunyai koneksi besar.
Tapi Kisaki tidak pernah memikirkan tentang koneksinya, bahkan kisaki sekarang sedang berharap adanya keajaiban yang akan datang kepadanya.
