Mereka semua saling melirik dalam diam, seolah-olah mereka tidak mungkin memahami kenyataan ini. Mereka terlihat gelisah."Darimana kau dapatkan benda-benda ini?" Gong Jun bertanya, suaranya melengking.
"Aku menemukannya di sini, tentu saja," kata Zhehan.
"Itu pasti milikmu."Bahu Zhou Ye merosot tanpa daya, mundur menjauhi cincin berlian yang berserakan, menyadari sekarang bahwa ada sesuatu yang sangat salah.
Dia sudah lelah, ingin rasanya tidur dan berharap semua hanya mimpi, tapi ini bukan mimpi. Dia mencoba berbicara, tetapi dia tidak bisa membuka mulutnya, tidak bisa membentuk kata-kata. Bahkan ia sulit untuk menelan. Dia ingin berkata pada Gong Jun tapi dia tidak bisa menggerakkan bibirnya, semuanya omong kosong sekarang.
"Kini kau tahu kejutannya bukan?" Zhehan masih berjuang menggoyahkan keyakinan Zhou Ye.
"Bagaimana? Apa kau terkejut?"
Gadis itu tidak menjawab. Tatapan kosongnya tertuju pada meja tempat di mana ia tadi meletakkan pistol kecil yang diserahkan Zhehan. Membayangkan adegan pembunuhan mengerikan, dia menebak-nebak siapa yang akan membunuh dirinya. Gong Jun atau Zhehan. Yang pasti, salah satu dari mereka pembunuh. Atau mungkin keduanya. Entahlah.
"Aku bersumpah kau yang akan terkejut oleh kematianmu yang mendadak!" Gong Jun kehilangan kendalinya sekali lagi. Dia menghambur pada Zhehan, mencengkeram leher mulus pria itu. Mencekiknya seganas binatang buas.
Zhehan tertawa aneh, menatap lurus pada pria yang sangat tidak sabar membunuhnya.
"Jika kau membunuhku sekarang," Zhehan berkata terbata, melengking dan sesak.
"Kau akan semakin mudah menemukan inspirasi untuk novelmu. Hanya seorang psikopat, yang mampu menulis kisah psikopat dengan sempurna."
Gong Jun terhenyak oleh kata-kata yang keluar dari bibir Zhehan, dengan ngeri segera mengendurkan cengkramannya.
"Tidak!" ia mengerang.
"Aku bukan pembunuh..."
Tiba-tiba Gong Jun merasakan sesuatu menyentuh tengkuknya. Aliran darahnya serasa berhenti. Sesuatu yang dingin, dan ia bisa mengenali apa.
Di belakangnya Zhou Ye berdiri, menodongkan laras pistol pada belakang lehernya.
"Zhou Ye, kau benar-benar berpikir aku pelaku pembunuhan? Kau pikir aku sanggup melakukannya?" Gong Jun bertanya, nyaris menangis oleh kemarahan tanpa daya.
"Jika kau tidak bersalah, mengapa kau takut polisi datang ke villa ini?" desis Zhou Ye.
"Karena aku tak ingin polisi datang ke villa ini lagi.." jawab Gong Jun lirih.
"Lagi?" tangan Zhou Ye goyah.
"Apa maksudmu?"
"Ibunya mati terbunuh," Zhehan menyela, disertai kilatan aneh di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐍𝐎𝐕𝐄𝐋𝐈𝐒𝐓
FanfictionBagaimana jika kau menulis sebuah kisah pembunuhan dan sang pembunuh tiba-tiba muncul di hadapanmu? Suatu malam di akhir pekan, Gong Jun mengajak Zhou Ye, kekasihnya ke sebuah villa terpencil di perbukitan. Di sana keduanya menemukan sebuah misteri...