Page 12

353 78 8
                                    

Kehidupan lebih sering menyerupai novel daripada novel yang menyerupai kehidupan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehidupan lebih sering menyerupai novel daripada novel yang menyerupai kehidupan.


📖📖📖

Kegilaan apa yang dikatakan psikopat ini? Bualan apa? Apakah selain kehilangan kemampuan untuk berempati, dia juga mulai kehilangan kewarasan seutuhnya. Atau dia tengah berimanjinasi, bercita-cita menjadi novelis seperti dirinya?

Apa penyebabnya? Apakah karena masih pagi dan ia tidak bisa tidur sampai larut malam?

"Omong kosong, itu tidak ada hubungannya denganmu, itu tidak ada hubungannya dengan ibuku bagaimana dia mati? Apakah ibumu ada hubungannya dengan itu? Ayolah Zhehan, itu hanya imajinasi para penulis novel."

Gong Jun tidak tahu. Penolakan itu datang seperti sesuatu yang memaksa. Sebenarnya, dia tidak memiliki keberanian untuk menerima itu sebagai kebenaran. Dia yakin itu adalah ide dalam pikiran Zhehan yang ia anggap nyata. Dia pikir dia dapat mengoceh tentang hal semacam itu, dan menganggap bisa mewujudkannya.

"Aku berkata yang sebenarnya," Zhehan bersikeras. Semua rasa sudah menumpul dalam dirinya sejak bertahun-tahun lalu, dia tidak terlalu shock atau takut mengungkit hal seburuk itu. Tetapi Gong Jun tentu berbeda, dan ia berusaha menyampaikannya dengan hati-hati. Zhehan tidak mengerti, kenapa ada kebutuhan dalam dirinya untuk menjaga Gong Jun. Perasaannya, mau pun dirinya secara utuh.

"Aku tahu kau butuh waktu untuk mempercayai ini," Zhehan memutar cangkir kopi di atas pisin, melanjutkan datar, "Tetapi kenyataan tidak akan berubah hanya karena kau tidak percaya."

Raut tegang di wajah Gong Jun mengendur. Tapi langit tidak pernah lagi memiliki warna biru yang sama. Dia menghela nafas berat dan panjang, menoleh sekali lagi pada pohon magnolia di taman. Dunia tampak berbeda selamanya, dan bahkan di saat-saat sisa kenangan indah membayang, ada kegelapan yang mengintai, rasa kelemahan dan keputusasaan.

"Tetapi, waktu itu polisi telah menangkap pelakunya. Dia seorang pria. Dia juga telah mengakuinya, dan polisi menjatuhi hukuman penjara yang panjang. Aku tidak ingat tepatnya. Terlalu shock dan takut untuk mengingat. Terakhir kali kudengar, pelakunya tewas bunuh diri di penjara." Gong Jun memegang kepala dengan kedua tangan yang bertumpu pada meja makan. Rasa sakit karena ingatan itu berat dan sulit. Bahkan nafasnya menjadi sesak.

"Mungkin menurutmu ini lelucon buruk. Tapi aku rasa tidak. Itu lebih penting dari itu, dan sejujurnya aku tidak ingin mengatakan padamu. Tapi aku ingin mengatakannya, aku ingin kau mengubah penilaianmu padaku. Bahwa aku pernah memiliki tahun-tahun penuh kemurnian di mana aku tidak melakukan perbuatan mengerikan. Aku ingin -- sebenarnya, aku ingin menjelaskan padamu bahwa aku melakukan semuanya karena dendam dan kebencian yang dilampiaskan secara salah. Aku ingin kau mengerti bahwa mungkin aku bisa berubah. Andai saja -- andai saja ada seseorang yang mau bicara denganku..."

Suara Zhehan lirih dan mendesah, itu seperti satu sisi yang tak pernah dilihat Gong Jun selama beberapa hari berada di sini. Juga ekspresinya yang menyesal. Wajah yang terlalu pucat, dan jurang dalam di matanya menyimpan begitu banyak beban dan kegelapan.

𝐓𝐇𝐄 𝐍𝐎𝐕𝐄𝐋𝐈𝐒𝐓 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang