Sepanjang malam ini benar-benar penuh kejutan!
Zhou Ye terhenyak untuk beberapa saat.
Oke, Gong Jun memang mengajaknya pergi di akhir pekan untuk memberinya kejutan. Tetapi semua kejutan ini sungguh tidak menyenangkan.
Sekarang, berdiri di villa asing, di tengah hujan yang dingin ini, Zhou Ye tidak tahu apakah harus bersyukur karena pria yang diduga pembunuh berantai telah terikat, atau dia harus merasa marah atas situasi yang diciptakan kelalaian Gong Jun tentang mengunjungi villa ini. Tapi kini semua telah terjadi, dan meskipun ketakutan, ia masih memiliki seseorang yang peduli padanya dan melindunginya.
Gong Jun butuh waktu lama untuk pulih dari kondisi shock, lalu dia dan Zhou Ye berjalan perlahan menuju sofa, menjatuhkan diri ke atasnya. Hujan dan angin masih menggeliat. Keduanya membisu, menatap api menyala di perapian, bara merah hampir mati menebarkan bau asap kayu berat.
"Jun, maukah kau menemaniku ke rubanah?" usik Zhou Ye. Dia tahu itu gagasan nekad. Bahkan polisi pun tidak selalu sanggup memeriksa mayat korban pembunuhan dengan cara sadis.
"Apa yang kau pikirkan?" Gong Jun berjengit, "Kau ingin melihat mayat itu? Jangan, kau tidak akan sanggup melihatnya. Itu, itu sangat mengerikan."
"Kau menulis hal serupa berdasarkan imajinasimu," cetus Zhou Ye. Namun sebenarnya dia juga tidak memaksa untuk melihat langsung jasad itu di rubanah. Rasa penasaran memang akan terpenuhi, tapi mimpi buruk akan mengikuti setelahnya.
"Menulisnya, dan melihatnya secara nyata, itu dua hal yang berbeda. Aku tak menduga, bahkan mentalku terguncang." Gong Jun menatap pria cantik terikat yang masih dalam kondisi pingsan seakan-akan dia adalah pria tidak waras.
"Bagaimana dia bisa melakukan hal sekejam itu??" ia bergumam, ditujukan pada Zhehan.
Zhou Ye memasang wajah masam. "Apa ini hanya kebetulan belaka? Kau tidak benar-benar melacak pembunuh berantai yang kau jadikan inspirasi novelmu, bukan?"
"Aku tidak terkejut jika kau menuduhku. Kejadian ini terlalu aneh. Dia pria yang terlihat anggun dan intelek, tapi---"
"Dia kejam," ujar Zhou Ye.
"Astaga, ada apa dengan pria itu?"Gong Jun menggeleng-geleng kepala dengan mata setengah terpejam. "Ketamakan. Ambisi. Apa pun. Dia memberi ruang pada kegilaannya. Mencari perhatian publik dengan hal-hal mengerikan. Aku tidak tahu bagaimana caranya dia bisa berakhir di sini. "
Zhou Ye menghela napas panjang, kemudian setelah mengatasi rasa shocknya, dia mulai berpikir.
"Jun, kita harus menghubungi polisi."
Gong Jun menatapnya aneh, "Bagaimana caranya?"
Mendengus keras, ia meremas tepian sofa. "Teleponnya tak berfungsi."
"Bagaimana sekarang?" Zhou Ye mulai tidak bisa berpikir jernih.
"Ayo kita lakukan sesuatu.""Siapa yang bisa kita hubungi atau kita minta pertolongan di villa terpencil ini," suara Gong Jun tak kalah gemetar. Dia cemas memikirkan tentang pembunuh di depannya, setidaknya, ia menyangka Zhehan adalah pembunuh. Selain itu, diam-diam ia khawatir akan keamanan dirinya sendiri. Hanya Zhou Ye yang belum tahu bahwa villa ini ternyata adalah milik Gong Jun sendiri.
Sewaktu keduanya dicekam kepanikan, erangan Zhehan terdengar berat dan pelan. Tangan dan kakinya nampak bergerak-gerak. Pria itu belum sepenuhnya sadar bahwa telah terikat pada satu kursi. Butuh beberapa menit baginya sampai ia mendesah bosan seraya melirik pada Gong Jun.
"Ah, apa ini? Lepaskan aku."
Dia menggosok-gosokkan betisnya satu sama lain.
"Mr. Jun, ayolah. Kau tidak berencana menyakiti aku seperti yang kau lakukan pada korban wanitamu, bukan? Tenang saja, aku tak akan memberitahu siapa pun."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐍𝐎𝐕𝐄𝐋𝐈𝐒𝐓
FanfictionBagaimana jika kau menulis sebuah kisah pembunuhan dan sang pembunuh tiba-tiba muncul di hadapanmu? Suatu malam di akhir pekan, Gong Jun mengajak Zhou Ye, kekasihnya ke sebuah villa terpencil di perbukitan. Di sana keduanya menemukan sebuah misteri...