Serenity's Coffee And Donuts
Satu jam setelah bedah buku di Factory's Bookstore selesai, akhirnya Zhou Ye muncul di sana untuk menepati janji acara makan siang bersama. Keduanya memilih satu kafe yang tidak terlalu jauh dari lokasi toko buku.
Kafe itu bernuansa rumah didominasi warna-warna coklat dan krem, serta banyak hiasan bunga dan tanaman hidup. Mereka memesan dua cangkir capucinno dan beberapa macam menu makanan lainnya.
"Tortilla bread cheese," Gong Jun berkata pada pelayan yang berdiri di samping meja.
"Tortilla? Kedengarannya lezat. Aku ingin Tortilla's pizza," Zhou Ye bersuara.
Pelayan itu berlalu setelah mencatat pesanan. Hanya berselang tujuh menit, dia kembali dengan dua cangkir capucinno lebih dulu.
"Terima kasih," ujar Gong Jun.
Pelayan itu memandang beberapa lama penuh rasa kagum, sepertinya dia mengetahui bahwa Gong Jun salah seorang penulis terkenal. Dia baru akan mengatakan sesuatu saat managernya memanggil dari counter.
Pelayan itu tersenyum sekilas dan berjalan pergi.Gong Jun menatap pelayan itu acuh tak acuh. Di hadapannya, Zhou Ye menambahkan satu sachet gula ke dalam kopinya.
"Tampaknya penggemarmu banyak," dia berkomentar tentang bedah buku yang baru saja berlangsung, sambutannya cukup luar biasa.Gong Jun baru saja membuka mulut berniat mengatakan sesuatu, tetapi dering ponsel Zhou Ye mendahuluinya. Gadis itu mengangkat ponsel dan bicara serius dengan seseorang terkait pekerjaannya sebagai seorang pengacara.
"Kasusnya disidangkan, tapi ditunda. Jadi sidang berikutnya dua minggu ke depan. Halo? Ya, sebentar ... "
Zhou Ye memberi isyarat pada Gong Jun dengan jarinya bahwa dia harus menjauh dari situ. Gong Jun mengangguk, menampilkan wajah cemberut. Namun Zhou Ye tidak terlalu menghiraukannya.
Gong Jun mengaduk-aduk minuman dengan bosan. Sayup bisa didengarnya pembicaraan Zhou Ye yang membahas urusan persidangan. Dia menoleh berkali-kali, nyaris tidak sabar.
"Maaf." Zhou Ye menampilkan senyum tak berdosa ketika kembali duduk di depan Gong Jun. Dia menaruh ponselnya di atas meja.
"Kau terlihat gelisah," ujarnya, menyesap kopi perlahan-lahan.
"Apa aku terlihat begitu?" Gong Jun menanggapi, meski dia, entah mengapa, memang sedikit gelisah.
"Sudah menjadi kebiasaanmu terbangun kaget akibat mimpi buruk," Zhou Ye mengatakan hal serius itu dengan gaya sederhana, bahkan senyum tipisnya belum memudar.
Gong Jun menghela napas, menepis rasa tidak nyaman yang menyelinap tanpa bisa dikendalikan.
"Entah kenapa, akhir-akhir ini aku sulit tidur sendirian."
Zhou Ye menatapnya, masih menganggap tidak serius karena dia kembali meneguk kopinya santai.
"Sungguh? Apa itu tak masalah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐍𝐎𝐕𝐄𝐋𝐈𝐒𝐓
FanfictionBagaimana jika kau menulis sebuah kisah pembunuhan dan sang pembunuh tiba-tiba muncul di hadapanmu? Suatu malam di akhir pekan, Gong Jun mengajak Zhou Ye, kekasihnya ke sebuah villa terpencil di perbukitan. Di sana keduanya menemukan sebuah misteri...