Page 13 (End)

606 98 23
                                    

Mature content : if you're not into this, you can skip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mature content : if you're not into this, you can skip

📖📖📖

Gong Jun menyentakkan kepalanya ke belakang dan ia tidak bisa melihat mata Zhehan dengan cukup baik untuk membacanya. "Kau tidak mencintaiku," katanya gelisah, "Kau hanya penasaran."

"Aku mencintaimu, dan aku bisa jadi milikmu jika kau menginginkanku. Kau bisa saja mengatakan tidak mencintaiku, tetapi aku tahu kau berbohong, karena aku melihatnya di matamu setiap kali kau melihatku."

Zhehan semakin mendekat ke wajah Gong Jun yang segera berpaling.

"Ketika keluargaku tercerai berai, aku bersumpah ketika aku dewasa, jika cinta datang dan menuntutku, aku akan membuka pintu dan membiarkannya masuk. Hari pertama melihatmu, aku menemukan cinta. Aku tahu kau dan aku memiliki kesamaan. Sama-sama memiliki imajinasi liar. Tetapi kau tidak bisa mewujudkannya dalam bentuk kegilaan brutal sepertiku."

Zhehan memeluk tubuh tinggi pria di depannya dengan sangat erat, dan Gong Jun terhenyak, tak mampu menolak, apalagi memberontak. Seketika ia seolah menyaksikan badai. Musim dingin seolah bertarung dengan musim semi dan Gong Jun perlahan ditaklukkan oleh pesona sang psikopat yang dingin itu.

"Zhehan, aku tidak mencintaimu. Kau menakutkan ..." bisikan Gong Jun gelisah, seluruh tubuhnya merinding, bergetar. Hasrat dan penolakan bercampur aduk dalam dirinya, mengguncang pertahanan yang rapuh.

Zhehan menyentuhkan ujung hidungnya ke pipi Gong Jun. Bisa ia rasakan pipi itu memanas.

"Benarkah?" Dia menyeringai, lirikannya mengajukan tantangan, dan perlahan kepalanya condong hingga bibirnya bertemu dengan bibir Gong Jun. Ini ciuman mereka yang kedua kali. Kesemutan listrik mendesis liar di tubuh, dan semua saraf Gong Jun yang seharusnya tidak dibakar oleh seorang psikopat dengan api. Awalnya Gong Jun berusaha menjauh dengan tajam, takut. Tetapi telapak tangan Zhehan menangkup wajahnya, memaksakan ciuman itu menjadi panjang dan lama.

"Apa yang kita lakukan?" Gong Jun memutus ciuman itu, keluar dari mantra yang dirapalkan Zhehan, yang membuatnya takut sekaligus terpesona.

"Iblis macam apa kau?" Kalimatnya terdengar kejam, namun Gong Jun mengatakannya dengan putus asa.
"Kau memang menawan, cantik, Kuakui itu. Tetapi kau hanya seorang pembunuh." Beberapa kesadaran menggelapkan matanya saat dia menebak motif Zhehan yang mungkin terselubung. "Atau kau ingin membunuhku juga dengan cara membuatku lemah dan tidak waspada?"

"Luruskan pikiran bengkokmu itu. Aku tidak membunuh pria, apalagi dirimu. Dengar, berhentilah berpura-pura. Aku selalu benci saat hujan deras dan angin bertiup di malam hari. Ini pertama kalinya aku merasa hangat dan terlindungi, di sini, bersamamu, di depan perapian yang menyala."

"Tetapi aku tidak aman berada di dekatmu. Aku selalu merasa gelisah dan takut. Dan kau merasa aman bersamaku, saat kau memaksa duduk di pangkuanku, dan menciumku seperti ini? Kau pikir aku terbuat dari apa?"

𝐓𝐇𝐄 𝐍𝐎𝐕𝐄𝐋𝐈𝐒𝐓 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang