🌸Y I'M V ~ 31🌸

2.5K 195 30
                                    

~Bertengkar Hebat~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Bertengkar Hebat~

.

.

.

"Mari bermain" Verly tersenyum smirk.

Srett

Srett

Srett

Arrghhh

Bunyi goresan pisau di pipi tangan serta kaki menggema di gudang kosong itu di tambah suara teriakan yang membuat Verly semakin bersemangat.

"Hmm matamu bagus juga gimana kalau aku jual kan lumayan dapat uang" senang Verly.

Verly mulai mencongkel kedua bola mata milik pria itu sehingga lantai yang tadinya putih menjadi berwarna merah.

"Akhh psy..copat" lirih pria itu.

Tawa Verly memenuhi ruangan itu sehingga menimbulkan kesan hororr bagi yang mendengarnya, lalu raut wajah Verly berubah menjadi cemberut "ish bukannya kau ingin bermain denganku".

Pria itu tetap diam dengan seluruh tubuh yang sudah mati rasa.

"Kenapa kau tidak menjawab"

Hening.

"JAWAB AKU" bentak Verly yang membuat pria itu semakin gemeteran.

"Ah sudahlah kau tak seru ku ajak main baru segitu saja sudah lemas"

Verly mulai memotong jari jari nya sampai habis tak tersisa.

Jlebb

Arghh

Pisau Verly sudah menancap di perutnya, Verly menarik pisau nya dari perut hingga dada, lalu menarik isi perut nya.

"Akh gemas sekali jantungmu ini tapi sayang kotor" cibir Verly sambil meremas jantung yang sedikit berwarna hitam itu hingga hancur.

Verly melihat kearah korban nya yang ternyata sudah mati tak berdaya.

"Ckck lemah" decak nya, sebelum keluar meninggalkan tempat itu Verly langsung menebas kepalanya.

Setelah selesai Verly keluar gudang tapi dia terkejut saat melihat Veno yang sudah terduduk lemas menyaksikan kekejaman Verly.

Veno yang emang daritadi mengikuti Verly pun langsung penasaran apa yang dilakukan Verly di gang sempit itu dan dia syok saat melihat bagaimana kejamnya Verly membunuh mangsa nya.

Veno gak habis pikir sama adik nya, kemana adik manisnya itu yang bahkan membunuh semut pun tak mampu tapi sekarang apa? Dia melihat sendiri bagaimana Verly membunuh mangsanya dengan kejam.

"Lo ngikutin gw?" Tanya Verly dingin sambil bersedekap dada.

Veno berdiri dari duduk nya lalu menatap mata Verly tajam "kenapa?" Tanya nya rendah.

Verly menaikkan alisnya bingung.

"KENAPA LO MEMBUNUH HAH? KEMANA ADIK GW YANG SELALU BERSIKAP MANIS ITU?" bentak Veno.

"VERLY YANG GW KENAL GAK AKAN BERANI MEMBUNUH KAYA GINI"

"LO BERUBAH LY, GW GAK KENAL LO YANG SEKARANG"

Ah sekarang Verly tau maksud sih bajingan tengik satu ini.

"Haha adik? BARU SEKARANG LO ANGGEP GW ADIK? KEMARIN KEMARIN KEMANA AJA HAH SAAT GW DIHINA DAN DICACI MAKI LO MALAH DIAM AJA SEAKAN AKAN ITU PERTUNJUKKAN YANG MENARIK BUAT LO" bentak Verly balik.

Veno terdiam.

"ASAL LO TAU VERLY YANG DULU SUDAH MATI"

"IYA GW EMANG BERUBAH, GW BERUBAH JUGA KARNA KALIAN, dimana kalian saat gw butuh kalian? Dimana kalian saat gw butuh sandaran kalian? Dan dimana kalian saat gw membutuhkan kasih sayang kalian? DIMANA HAH??"

"Sekarang gw tanya sama lo, apa susahnya sih beri gw kasih sayang walaupun sedikit?, gw hanya butuh itu bang, apa gw pernah minta sesuatu ke lo hm?, Nggak kan? Yang gw butuh hanya kasih sayang dan cinta dari kalian, kadang gw iri sama orang lain yang tertawa bahagia bersama abang abang nya, Verly harap bisa kaya gitu lagi sama abang abang nya Verly tapi sayang itu hanya khayalan semata" Verly tersenyum miris saat mengingat perlakuan abang abangnya selama ini.

"Gw kecewa sama kalian hanya karna orang baru kalian lebih percaya ke mereka daripada adik kandung kalian sendiri, gw ngelakuin itu semua hanya untuk di perhatikan kalian, waktu itu gw berharap kalian menegur gw baik baik bukannya ikut membenci gw"

"Gw capek, gw lelah dan disaat gw kecelakaan gw memutuskan buat menyerah, menurut gw kasih sayang daddy, mommy, Valenno dan bang Vander sudah cukup kok buat gw"

"Jadi..." Ucap Verly menjeda ucapannya sebentar.

"..... Mari kita jalanin kehidupan kita masing masing, dimana kita gak kenal satu sama lain walaupun satu atap" lanjutnya, lalu Verly pergi dari sana sambil menghapus kasar air matanya, itu bukan perasaan Verlyne tapi perasaan Verly asli yang emang tadi mengambil alih tubuh nya untuk sebentar buat mengeluarkan unek unek nya yang selama ini dia pendam.

Sudah cukup Verly kecewa, sudah cukup Verly memendam semuanya kini semuanya sudah berakhir dan mari membuka lembaran baru.

Veno masih terdiam kaku di sana, badannya gemeteran
Apa selama ini dia sudah keterlaluan?.

Kenapa? Kenapa rasanya sesak saat Verly mengatakan itu? Bukan ini yang Veno mau malah Veno niatnya ingin memperbaiki hubungannya dengan Verly tapi sayang nasi sudah menjadi bubur itu artinya Verly akan semakin jauh dengannya dan gak bisa digapai kembali.

Tanpa sadar air mata Veno menetes, dia terduduk lemas disana.

Bugh

Bugh

Bugh

Veno memukul tembok berkali kali sehingga mengeluarkan darah segar dari tangannya.

"Bodoh, lo bodoh Veno lo sudah membuat adik lo semakin menjauh dari lo"

"ARGHH MAAF QUEEN, MAAFIN ABANG
ABANG NYESEL TOLONG JANGAN PERGI.. Maaf"

.

.

.

Hikss sumpah Li yang nulis malah Li yang nangis😌

Nyeseq gak sih?:')

Dah lah ndak bisa bikin yang sedih sedih Li tuh hiks🤧

Ini Li udah nepatin janji Li buat double up ya:v

Jangan lupa Vote Like and Commentnya prenn ya cape tau ngetiknya, ini juga Li nulisnya di kejar waktu hiks..😐

SPAM NEXT YOKK👉🏻

dah lah babay👋

See you🤸



Yes I'm (Verly)Ne//ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang