"Selamat pagi om"
Sapa Ega saat menutup gerbang rumahnya yang mendapati pak Nathan membuka gerbang."Oh nak Ega. Udah mau berangkat? Pagi banget ya"
"Iya om. Ada briefing sama kelompok dulu, mau ada presentasi." terang Ega.
Nathan mengangguk. "Prisha juga sering gitu waktu rumah kita masih jauh. Pagi banget berangkat. Sekarang masih berangkat pagi sih, tapi tidak sepagi ini."
Ega merasa bingung mau menanggapi apa, dia hanya tersenyum. Ega kemudian mengunci gerbang.
"Mari om."
"Ya hati-hati."
Ega kemudian naik ke motor matic merah miliknya. Nathan tersenyum melambaikan tangan untuk kepergian Ega ke kampus.
Tanpa memerlukan waktu yang lama, Ega sudah sampai di kelasnya. Haris dan Silvia sudah melambaikan tangan. Ega dengan langkah pasti mendekati mereka.
"Lo kenapa sih tadi pas di tengah telpon tiba-tiba Lo matiin? Padahal gue bentar doang naruh piring ke tempat cuci" kata Haris.
"Tadi om Nathan ngajak gue ngobrol."
"om Nathan?" Haris dan Silvia berbarengan.
Ega langsung menjawab "Itu tetangga baru gue"
"ooohhh!" jawab mereka bareng.
"Dia punya anak gadis ga Ga?" kata Haris kemudian.
Silvia kemudian memukul lengan Haris "Lo tuh ya, udah deketin berapa cewek??"
"Gue ga deketin. Mereka yang suka sama gue."
Di tengah perdebatan Silvia dan Haris, Ega mengambil buku skesta milik kelompok mereka yang ada di meja Silvia. Kali ini mereka memang mendapat tugas desain genre apapun, kelompok mereka memilih simple wedding dress. Silvia yang mendapat tugas tambahan meneruskan proses mewarnai membawa hasil terakhirnya.
Ega melihat 1 lembar desain itu. Silvia menjadi orang yang memiliki ide. Pembuat ide akan menggambarkan sketsa kasar, sisanya akan memperhalus. Mereka juga menggambarkan sebuah aksesoris pendukung.
2 hari lalu, Haris dan Silvia ke rumah Ega untuk meneruskan mewarnai. Tapi karena Haris ada urusan, mereka memutuskan Silvia untuk melanjutkannya. Mereka pulang ke rumah masing-masing.
Ega mengambil pensil warna ungu, ia mulai mencoret di atas dress biru. Ia juga menambahkan titik-titik putih. Nuansa langit malam nan indah ditambahkan di bagian bawah gaun "Gimana?" ucapnya.
Silvia dan Haris yang sudah selesai beradu mulut semenjak Ega menambahkan titik putih langsung mengacungkan jempol.
"Keren.""Gue seneng punya temen kayak Lo ga." Haris memberi tepuk tangan.
Mereka pun mulai membahas pembagian presentasi. Haris sang primadona jurusan tentu akan menjadi yang pertama menjelaskan dress. Komponen dress akan dijelaskan oleh Silvia. Penutup dan filosofi gaun akan dijelaskan Ega.
*
Wayan membantu Johan membereskan buku yang baru datang pagi tadi. Johan merasa beruntung adiknya yang punya postur tinggi bisa membantunya menata buku ke rak yang lebih tinggi. Ia tidak perlu menggunakan tangga lagi. Apalagi ia membawa bala bantuan, Sean.
"Kamu duduk aja Sean, baca-baca sana." saran Johan.
"Ga seru kalau ga bantu kak."
"Mantep Se, gue nanti traktir martabak kesukaan Lo." ucap Wayan.
"Nanti kakak traktir minumnya kalau gitu." tambah Johan.
Wayan meletakkan 3 buku ke rak paling atas yang tidak bisa digapai Johan ataupun Sean.

KAMU SEDANG MEMBACA
APPLIQUE
Fanfiction[Ps: Cerita ini asli buatan Penulis. Jika ada kesamaan tokoh, tempat, atau alur, hal ini merupakan ketidaksengajaan. Jangan dibawa ke real life yak. Ini fanfiction, buat kita aja luv luv ❤️] Ega (E-Tion) yakin jika cinta yang tulus itu tentang sali...