APPLIQUE. 9

15 0 0
                                    

"Sorry Kak Ega"

Ega menggelengkan kepalanya "Ga papa kok, tenang."

"Serius kak? Gapapa cuma berdua makan di sini." kata Prisha sambil melihat sekelilingnya yang dipenuhi keluarga bersama anaknya di sisi kanan, depan dan belakang mereka.

Ega melihat sekitar juga "Hmmm Prisha keberatan kalau makan cuma berdua ya? Kita bungkus aja kalau begitu." ucapnya setelah meminum air jeruknya.

"Eeeh, bukan-bukan. Prisha biasa aja. Gapapa banget kak, makan sama kakak. Prisha malah yang khawatir sama kak Ega." lanjut Prisha.

"Kakak sih gapapa, sudah dipesen juga dari tadi. Kemungkinan makanannya sebentar lagi datang. Prisha tadi habis dari perpus belum sempet makan kan? Mending makan sekalian daripada di jalan kelaparan." kata Ega mengingat Prisha belum makan.

Mereka berdua tiba-tiba ditinggalkan pak Nathan karena ada urusan mendadak di kantor yang membuat mereka berdua akhirnya tertinggal untuk makan makanan yang sudah dipesan.

Padahal malam itu mereka akan makan bersama untuk mengisi kekosongan Yugo dan Wandra.

Prisha menatap Ega yang memainkan sedotannya.

"Kak Ega. Makasih banyak." ucap Prisha.

Benar kata Ega, makanan mereka cepat datang sesaat setelah Ega dan Prisha berbicara.

Setelah mengucapkan terima kasih mereka langsung memakannya.

Ega melahap kakap bakarnya dengan nikmat apalagi Prisha yang lapar sedari siang belum makan.

"Makan pelan-pelan." kata Ega singkat.

Prisha meringis dan mengangguk.

Prosesi makan mereka tenang, hanya ucapan Prisha meminta sambal ke Ega yang terucap.

Setelah beberapa saat mereka telah menghabiskan makanan mereka.

Prisha melihat ke arah sungai di samping gazebo yang ia dan Ega tempati. "Cantik banget ya kak Ega." katanya sambil melihat pantulan lampu-lampu rumah makan apung itu.

Ega bergumam setuju sambil melihat pemandangan yang sama.

Telepon Ega berbunyi setelah beberapa saat.
"Hallo Om?"

Prisha menatap Ega.

"Iya om, sudah selesai...baik om...hmmm mungkin taxi om.. Iya om lebih aman... Baik om, salam"

Prisha masih menatap Ega.

"Iya itu om Nathan." jawaban Ega sesuai yang ditanyakan Prisha dalam benaknya.

"Kak, kakak serius bisa baca pikiran ya?"

Ega menghiraukan ucapan Prisha dan berkata "Yuk lah pulang."

"Eh tapi ayah bilang apa kak?"  katanya memelas sambil menatap Ega.

"Katanya ga usah dibungkusin makan, suruh pulang."

"Gitu aja?"

"Hmmm, nanti suruh nungguin depan gerbang sampai Prisha masuk rumah dan kunci pintu."

Prisha mengangguk. Ayahnya selalu khawatir saat Prisha sendiri di rumah, apalagi sekarang Wandra dan Yugo sedang ada pelatihan olimpiade menginap selama 2 hari 1 malam.

"Oke deh kalau gitu. Kita pulang."

Ega dan Prisha keluar dari restoran dan menuju ke tempat pemberhentian taxi.

Sembari menunggu Prisha berucap "Tapi yak kak kenapa ayah ga telepon aku aja coba. Ayah bisa-bisanya sih."

"Kurang tahu juga Prisha."

APPLIQUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang