APPLIQUE. 8

12 1 0
                                    

"Keadaan Lo giman Prisha. Baik?" Tanya Mirza setelah duduk di samping Prisha saat kelas siang hari.

Prisha menoleh dan menjawab "Baik Mirza. Makasih udah ditanyain."

"Sama-sama. Lain kali kalau kecapean istirahat kali Prisha. Kata Keisya kemarin Lo pingsan karena kecapean."

Prisha meringis. Selain kecapean, ia saat itu diganggu oleh pikiran tentang Bayu lagi.

"Iya Mirza, siap." jawabnya singkat.

"Btw, tugas Pak Hendra udah belum?"

"Udah Mirza, mau nyontek?"

"Prisha tahu aja."

"Jangan lupa diubah-ubah kalimatnya. Contohnya jangan disamain."

"Tenang, gue kan udah handal Prisha."

Mirza kemudian segera mengeluarkan buku untuk siap menyalin jawaban Prisha.

Shindu kemudian datang, selang beberapa menit Keisya datang dan duduk dekat Shindu. Mereka kini duduk di depan Prisha dan Mirza.

"Yang, Kemarin ketemu kak Silvia ya?" katanya setelah meneguk kopi yang ia bawa.

"Iya. Ternyata temennya tetangga Prisha. Kaget juga masih ngenalin gue."

Shindu tersenyum "Kak Silvia ingatannya emang tajam Yang. Tadi cerita kalau ketemu kamu pas aku lewat ruang siaran."

"Lah masih aktif siaran juga? Kan udah tingkat akhir."

"Masih. Malah makin semangat. Mungkin sembari meluapkan pusingnya tingkat akhir.

"Bisa jadi sih."

"Ohiya, ditanyain juga Lo Prish sama kak Silvia. Udah baikan?" Shindu menoleh ke belakang.

"Prisha udah baik sih katanya tadi." jawab Mirza.

"Za, gue ga tanya ke Lo ya."

"Sudah baik gue. Kemarin kakaknya baik banget. Gue dibantu banyak."

"Syukurlah. Nanti gue update deh ke kak Silvia."

"Sip Shindu."

***

Prisha kini bersama Keisya ada di perpustakaan, tempat paling nyaman untuk mengerjakan tugas.

Sesaat dalam pengerjaan tugasnya, Prisha berdiri untuk mencari buku untuk bahan informasi yang kurang.

Setelah mencari letak buku di komputer, ia kemudian berada di bagian buku yang dimaksud.

Tak disangka ada Ega juga berada di tempat yang sama.

"OH, kak Ega." katanya berbisik.

Ega yang disapa menoleh "Oh, Hai Prisha."

Prisha mendekat "Untuk yang kemarin, makasih ya kak."

"Iya sama-sama."

Prisa terlihat belum mencari buku yang ia inginkan.

Dalam hatinya Ia ingin menggunakan kespatan tak sengaja itu untuk bertanya pada Ega perihal kotak hadiah yang Bayu bilang dibawa laki-laki yang keluar dari rumah kemarin.

Tak lain tak bukan adalah Kak Ega karena Bayu hanya mengatakan laki-laki tersebut memperkenalkan diri sebagai 'tetangga'.

"Kenapa Prisha? Mau tanya box berisi hadiah?" Tanya Ega.

Prisha menatap Ega kaget "Kak, beneran bisa baca pikiran orang ya?"

Ega tidak menjawab.

Ega menoleh menatap Prisha "Iya kemarin ada cowok yang datang bawa box, tapi kakak suruh pulang."

APPLIQUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang