APPLIQUE. 4

19 0 0
                                    

Sean meregangkan tubuhnya di kamar Ega setelah meletakkan parsel buah di meja dapur. Ia segera meraih guling milik Ega "Kak, om sama tante bakal kerja di Jepang berapa lama?"

"Gatahu, lama pokoknya." jawab Ega sambil masih menggambar di sketchbooks miliknya.

"Kok Lo ga ikut kesana aja sih kak?"

"Mau jagain rumah aja ah Sean, gue kuliah pakai bahasa Jepang dah nyerah duluan."

"Kan Lo bisa bahasa jepang kak, sering nonton anime juga."

"Beda kali sama nanti dunia pelajaran. Bisa tekor. Gue nge anime juga buat seneng-seneng."

"Kan seru kak jadi mahasiswa luar negeri. Ada kali yang pakai bahasa Inggris."

"Mau jagain Yugo juga, sayang banget udah mau lulus harus pindah."

"Iya juga sih. Tapi tetep kak bakal seru kali."

Ega tidak menjawab lagi pernyataan Sean. Ia fokus dengan tugas desain baju laki-laki terbarunya dengan tema vintage. Ega juga mulai mewarnai secara kasar desainnya. Sedang Sean sedang sibuk dengan hpnya membalas pesan yang ada di grup BEM Fakultas.

Setelah dirasa cukup, Ega menutup tugasnya itu. Ia lalu meraih handuk dan pergi ke kamar mandi tanpa bicara lagi dengan Sean.

Setelah 20 menit berlalu Ega keluar dari kamar mandi, menemukan Sean sudah berbaring tidur di kasurnya. Sepupunya itu memang akan mudah tertidur jika ia tidak bicara dengan siapapun. Ega segera mengganti bajunya. Setelah mengganti pakaian ia duduk di pinggir kasur dan membuka laci dekat kasurnya untuk mengambil jam tangan. Suara gesekan laci membuat Sean terbangun.

Dengan masih mengusap matanya Sean segera bertanya "Mau kemana sih kak? Malam-malam rapi bener. Tadi kak Hengky juga bilang kakak ada acara malam ini". Katanya setelah melihat Ega berpakaian dengan kaos polos ditambah outer kemeja kotak dan celana jeans, bukan kaos oblong untuk malam hari. "BTW gue juga lihat Yugo pas kesini doang. Trus ga lihat lagi ga ada suaranya juga." katanya kaget.

"Ke rumah tetangga nih Sean. Yugo udah pamitan tadi pas Lo tidur."

"Tumbenan?"

Ega memakai jam tangannya "Mau rayain ulang tahun."

"Lah lebih tumben lagi?" kata Sean dengan nada kaget. Ega di mata Sean adalah seseorang yang tidak mudah bergaul dengan banyak orang. Berkunjung ke tetangga adalah sesuatu yang langka yang pernah ia dengar dari mulut Ega.

"Iya kan demi apapun, papa yang minta gue buat dateng wakilin karena dulu tetangga baru, om Nathan, sekelas online belajar bahasa Jepang sama papa."

"Ooooohhh...Kenapa pindah ke sini?"

"Kalau kata papa, mereka buka toko buku gitu di daerah sini. Jadi pindah deh." jawabnya sambil memasukkan kotak jam tangan ke dalam paper bag.

"Oooh." Sean yang melihatnya langsung bertanya "Itu hadiah buat anak tetangga kak?"

"Iya."

"Kok udah dikado aja."

"Disaranin sama papa." Ega berdiri dari tempat duduknya. "Lo balik, atau nungguin rumah gue?"

"Ogah nunggu di sini sendirian. Kan rumah Lo horor kak."

"Hantunya jahat sama Lo doang."

"Gue ikut lah kak"

Ega mengulurkan tangannya untuk membangunkan Sean. Sean segera meraihnya. "Gue aja diundang Se, gimana gue ngajak Lo. Kuota makanannya nanti ga muat."

Sean cemberut "Heleh, yaudah deh gue balik aja kak."

APPLIQUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang