"Yugo, kak Ega!" teriak seorang dari balik pintu saat masih jam 6.
Ega yang memang sedang menyapu di ruang tengah segera membuka pintu rumahnya. "Eh Wandra kenapa pagi-pagi datang ke rumah?"
"Kak Prisha pingsan kak, ayah lagi diluar kota belum bisa dihubungi. Wandra bingung harus gimana" kata Wandra dengan mata yang siap untuk menangis.
Ega kemudian memegang bahu Wandra. "Kamu tenang, kakak ambil hp kakak dulu ya. Akan kakak telepon dokter keluarga kakak dulu."
Wandra hanya mengangguk.
Ega dengan cekatan kembali membawa hp dan juga Yugo yang ternyata baru selesai mandi.
Mereka bertiga segera menuju rumah pak Nathan.
Ditemukan Prisha pingsan di dapur, Ega dengan cekatan membantu membawa Prisha dengan menggendongnya di depan.
Wandra segera menuntun Ega ke kamar tamu yang ada di lantai 1, lantai yang sama dengan dapur.
Setelahnya Ega sudah menelepon dokter dan melakukan apa yang diminta, 10 menit lagi dokter akan segera datang.
"Wandra, kakak tadi telepon teman cewek kakak supaya ke sini buat nemenin jagain Prisha. Soalnya kan ga mungkin kakak sendirian ya. Nah, nanti kalian berdua berangkat sekolahnya kakak antar." ucap Ega.
"Beneran ga papa kakak dan teman kakak yang jagain?"
"Gapapa Wandra, ada ujian juga kan hari ini?"
Wandra mengangguk.
"Nah, jadi fokus ujian aja. Kakak udah melakukan apa yang diminta dokter. Teman kakak juga bentar lagi datang, rumahnya deket soalnya. Jadi tenang aja ya."
Wandra tersenyum dan mengangguk.
"Wandra berarti belum makan ya?" Kata Yugo.
"Belum. Kak Prisha pingsan saat mau membuatkan aku makanan." katanya setelah menggeleng.
Yugo melihat ke arah Ega dan seakan tahu, Ega langsung mengangguk.
"Oke, nanti Yugo bawain sandwiches ya dari rumah. Kita siap-siap dulu, nanti naik taxi atau jadi diantar kak Ega."
"Iya, nanti kakak antar aja."
Wandra setuju lagi. Mereka berdua kemudian bersiap.
Dokter dan teman Ega, Silvia, datang tepat saat Wandra dan Yugo akan berangkat.
Wandra yang awalnya masih memasang muka khawatir kini terlihat lebih lega.
Apalagi saat dokter memberikan infus dan mengatakan bahwa Prisha hanya butuh istirahat.
Wandra akhirnya bisa tersenyum.
Dokter pun pamit, diikuti dengan Ega yang mengantar Wandra dan Yugo ke sekolah. Prisha kini hanya ditemani Silvia.
***
"Belum bangun juga?" tanyanya saat setelah mengantar Yugo dan Wandra.
Silvia menggeleng, "Belum nih Ga."
"Emang diberi obat biar istirahat kali ya." Ega kemudian duduk di kursi di samping meja. Sedangkan Silvia duduk di kursi dekat kasur.
"Makasih ya Silvia udah mau datang. Gue telpon ayahnya juga belum bisa, mana lagi ga tahu siapa temennya."
Silvia tersenyum "Santai. Lagian juga aneh kalau cuma kalian berdua yang di rumah. Untung pagi ini juga ga ada kelas. Jadinya gue bisa datang."
"Silvia udah makan? Kan lumayan ya gue pagi-pagi banget teleponnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
APPLIQUE
Fanfiction[Ps: Cerita ini asli buatan Penulis. Jika ada kesamaan tokoh, tempat, atau alur, hal ini merupakan ketidaksengajaan. Jangan dibawa ke real life yak. Ini fanfiction, buat kita aja luv luv ❤️] Ega (E-Tion) yakin jika cinta yang tulus itu tentang sali...