"Sudah saya bilang tidak papa Pak Janaka. Nak Ega sudah membantu banyak. Yugo juga. Jadi tenang saja" ucap pak Nathan di telepon pada seseorang.
"Iya kapan-kapan kalau balik Indonesia wajib ngeteh bareng kita ya pak. Ajak anak-anak juga" lanjutnya kemudian menutup telepon.
"Teman om tinggal di luar negeri semua ya?" tanya Wayan yang saat itu sedang membantu Nathan dan Johan mengemas buku yang akan dijual.
Nathan menggeeng "Tidak juga nak, kebetulan saja memang mereka kerja di Jepang. Itu anaknya yang tetangga om."
"Oh! Sepupu Sean?"
"Sean siapa?"
"Itu pak temennya Wayan. Ternyata sepupu sama Ega dan Yugo." jelas Johan.
"Wah dunia sempit sekali ya."
"Banget pak. Mungkin kayak jodohnya kak Prisha. Kali-kali kak Johan."
Johan melempar plastik pembungkus pada Wayan "Hush, ngomongnya lancar bener."
Pak Nathan tertawa "Ya siapa tahu ya Wayan."
"Tak perlu diengarkan pak, bocah ngawur gitu."
Pak Nathan menjawab sembari memberi solatip pada buku baru "Tapi kalau Johan bisa bikin Prisha bahagia ya saya restui saja. Asal sama-sama suka aja."
Johan menggerakkan tangannya menolak "Duh pak, saya ini teman makan ayamnya Prisha. Ga usah dijodoh-jodohin.
"Kan bisa jadi teman yang lainnya kak. Teman seumur hidup gitu."
"Diajarin siapa sih Wayan ngomong gitu?"
"Diajarin Sean."
Nathan tertawa melihat keributan kakak adik itu "Pokoknya kalau Johan bisa bikin Prisha bahagia mah cukup. Cintanya kemarin bikin saya sedih. Ada yang tega sama anak saya. Saya ngebesarin dia dengan cinta malah dapat cowok aneh. Masak selingkuh. Aslinya mau saya marahin tuh Bayu. Tapi dicegah Prisha." lanjutnya.
Wayan dan Johan terdiam dengan curhatan pak Nathan.
"Prisha orangnya baik pak, dia bisa dapat yang lebih baik dari saya atau Bayu itu deh pak. Tenang saja." jawab Johan kemudian.
"Tapi Johan masih punya peluang" kata pak Nathan sambil tersenyum.
"Berarti masih boleh cengcengin kak Johan sama kak Prisha ya pak?"
"Boleh"
Setelah membahas kehidupan Prisha mereka kembali membahas mengenai buku-buku yang akan ditampilkan di Pameran Buku di alun-alun kota.
*
"Om Nathan tetanggamu?"
"Iya, bener." jawab Ega membalas pertanyaan Haris.
"So basically kita diminta desain Stan beliau dengan kain-kain perca sekaligus mempersiapkan Stan? Dalam waktu 10 hari ini?"
Ega mengangguk. "Iya minta tolong gitu. Mau ga? Kalau ga mau gapapa. Om Nathan katanya ga masalah kalau ga bisa, soalanya tahu kalau kita kan sibuk sama tugas akhir ya. Tugas juga sudah mulai banyak. Mengingat tidak mudah juga dengan effort beberapa hari."
Haris dan Silvia terdiam dan berfikir sembari menatap satu sama lain.
"Sorry banget, bukannya ga tertarik mau ya tapi Gue ga bisa karena minggu ini banyak praktik kan. Presentasi juga banyak." jawab Haris.
Silvia mengangguk "Same for me. Gue juga ambil mapel interdep yang mayan juga tugas minggu ini."
"Baiklah, gue bilang pak Nathan kalau kita ga bisa. Soalnya ga mungkin gue doang yang ngerjain mengingat gue juga sama ngerjain tugasnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/293918482-288-k21989.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
APPLIQUE
Фанфик[Ps: Cerita ini asli buatan Penulis. Jika ada kesamaan tokoh, tempat, atau alur, hal ini merupakan ketidaksengajaan. Jangan dibawa ke real life yak. Ini fanfiction, buat kita aja luv luv ❤️] Ega (E-Tion) yakin jika cinta yang tulus itu tentang sali...