SEMALAMAN, Lula tidak bisa tidur nyenyak karna kemunculan Teresa kemarin. Bahkan, setiap kali menutup mata, ia dihantui kenangan saat Teresa memberikan undangan pernikahannya dengan Fabian. Untunglah, Lula masih bisa fokus saat menyetir mobilnya ke kampus.
Lula masih menguap saat turun dari mobil. Sedetik kemudian, Lula terperanjat kaget melihat Teresa berdiri di depan kampusnya. Cewek itu terlihat sedang menunggu seseorang.
Lula mengucek matanya, memastikan lagi, apakah itu sungguh Teresa atau ia sedang mengkhayal? Bahkan, Lula sampai menepuk kedua pipinya untuk membuatnya tersadar. Mungkin saja karna terlalu mengantuk, Lula salah mengenali cewek itu.
Berapa kali pun memastikannya, cewek itu adalah Teresa. Tapi, apa yang dilakukan Teresa di kampus Lula? Apa cewek itu mau menemui Fabian? Jika iya, Lula tidak akan tinggal diam. Karna sekarang Fabian itu pacar Lula, bukan calon suami Teresa. Jadi, ia akan melakukan apapun untuk mempertahankan miliknya agar tidak dirampas orang lain.
Teresa menoleh. Seketika itu juga, Lula bersembunyi di balik mobil-mobil yang terparkir sehingga cewek itu tidak bisa melihatnya.
"Lah, kenapa gue ngumpet?" tanya Lula pada dirinya sendiri. Ia merasa tidak melakukan kesalahan. Justru, Teresa lah yang salah karna merebut Fabian darinya.
Lula mengintip, mencari tahu Teresa sedang menunggu siapa. Tak lama, seorang cewek datang menghampiri Teresa. Mereka cipika-cipiki gitu.
"Rani!" jerit Lula tertahan. Karna cewek yang menghampiri Teresa adalah Rani, pacar dari Ale.
Wah, ini kebetulan yang sungguh membangongkan. Bagaimana bisa Rani dan Teresa saling mengenal? Lula mencoba mengingat sesuatu. Ia memang tidak begitu akrab sama Rani karna mereka beda fakultas, makanya ia tidak tahu siapa saja yang berteman dengan cewek itu.
"Pagi Sayang." sapa Fabian ramah sambil menepuk bahu Lula. Membuat cewek itu menoleh padanya.
"Pagi juga Sayang." balas Lula sambil menyembunyikan keterkejutannya.
"Kamu lagi lihatin siapa? Kok kayaknya serius banget." tanya Fabian kepo. Tadi, ia sempat melihat tingkah Lula yang terlihat aneh.
Fabian ingin mengikuti arah pandang Lula, tapi cewek itu langsung menggandeng tangannya pergi.
"Nggak penting. Kita ke kelas aja yuk!"
Bahkan, Lula sengaja mengambil jalan memutar sehingga mereka tidak perlu bertemu Teresa. Sebisa mungkin, ia tidak akan membiarkan Fabian bertemu Teresa, sekalipun kebetulan.
--- ooo ---
KELAS Lula selesai lebih cepat. Ia dan Fabian keluar dari kelas sambil bergandengan tangan. Karna hanya mengambil satu mata kuliah hari ini, Lula bisa bersantai.
Di koridor, mereka tanpa sengaja berpapasan dengan Ale dan Rani.
"Yan, tadi anak-anak ngajak main basket. Gimana, lo mau ikutan?" tanya Ale pada Fabian.
Fabian melirik Lula. Seperti biasa, meminta persetujuan pacarnya itu. "Aku tinggal main, gapapa kan Sayang?"
"Gapapa kok. Kan ada Rani yang nemenin aku." kata Lula. Kesempatan, ia ingin mengorek informasi tentang Teresa dari Rani.
"Iya. Sekalian, gue mau ngajak Lula makan siang bareng." tambah Rani.
Meskipun sebelumnya Rani tidak mengenal Lula, tapi karna pacar mereka sahabatan, ia ingin mengenal lebih dekat dengan cewek itu.
Ale dan Fabian pun pergi, meninggalkan Lula dan Rani yang berjalan ke arah yang berbeda.
"Oh ya, Ran... tadi pagi gue lihat lo sama cewek di depan kampus, teman lo ya?" tanya Lula membuka obrolan sambil mencari tahu tentang Teresa.
KAMU SEDANG MEMBACA
99 DAYS (tamat)
FantasiPENGEN KEMBALI KE MASA LALU untuk memperbaiki hubunganmu dengan sang mantan? Tenang, itu bukan 'seandainya' lagi. Seandainya kalian nggak putus, seandainya kamu bisa memperbaiki semuanya. Lupakan seandainya! Karna Malaikat Maut yang bernama AZKA, me...