6. Why He's Come?

270 23 0
                                    

Setelah selesai membahas pernikahan mereka, kedua keluarga pun memutuskan untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.

Renjun yang langsung masuk ke dalam kamar terlebih dahulu, meninggalkan sang keluarga yang lebih dulu berkumpul di ruang keluarga.

Sampai di dalam kamar, Renjun langsung membaringkan tubuh-nya di atas ranjang milik-nya. Menatap langit kamar-nya.

"Makin berat hari-hari ku." Gumam Renjun.

Sebentar lagi dia akan menikah dengan Jeno. Renjun yakin hari-harinya akan semakin rumit.

Renjun yakin kalau besok, Jeno akan mencari cara agar diri-nya mengagalkan pernikahan-nya.

Padahal Renjun tidak ada kemampuan untuk mengagalkan pernikahan mereka. Walaupun ia sangat ingin sekali.

"Semoga aku masih bisa bertahan di dunia ini." Ucap Renjun, sebelum terlelap.

---

Pagi hari-nya, Renjun sudah rapih dengan pakaian santai-nya. Hari ini hari minggu. Hari yang paling bosan menurut Renjun. Renjun tidak bisa jalan ke mana-mana seperti anak yang lain. Biasanya, anak yang lain akan dengan bebas jalan ke mana pun yang mereka mau.

Tapi tidak dengan Renjun. Renjun harus tetap di rumah, dan tidak di izinkan untuk keluar dari kamar-nya.

Maka dari itu dia sangat bosan di hari minggu. Di hari minggu-nya, ia hanya bisa bersih-bersih kamar-nya, menonton drama korea dari salah satu aplikasi, bermain ponsel, atau menulis cerita di salah satu aplikasi, atau memesan makanan. Hanya itu saja yang bisa Renjun lakukan di hari minggu.

*tok tok tok* ketukan pintu dari luar kamar-nya sukses membuat Renjun menghentikan film yang tengah ia tonton.

Renjun langsung beranjak dari kasur-nya, bergegas membukakan pintu yang daritadi terus di ketuk tanpa henti.

"Ada apa Na?" Tanya Renjun. Begitu dia membuka pintu, dan melihat Jaemin yang tengah tersenyum.

"Ada Jeno di bawah." Jawab Jaemin.

"Na, bercandaan-mu tidak lucu." Ucap Renjun yang ingin menutup pintu, tapi di tahan oleh Jaemin.

"Kau tidak menyangka bukan? Aku pun juga begitu. Tapi sungguh, Jeno ada di bawah." Ucap Jaemin dengan eajah yang sangat serius, guna meyakinkan Renjun.

"Mau apa dia ke sini?" Tanya Renjun, bingung atas kedatangan Jeno.

"Dia ingin bertemu kau kali Na. Bukan aku." Sambung Renjun.

Tch! Diri-nya terlalu percaya diri, sehingga befikiran Jeno kemari untuk bertemu dengan diri-nya. Padahal Renjun yakin kalau Jeno kemari ingin bertemu Jaemin.

"Tidak. Awal-nya aku berfikir seperti itu juga. Namun aku salah! Dia berkata sendiri ingin bertemu kamu. Lebih baik kau ganti baju sekarang, dan temui dia di bawah." Titah Jaemin.

"Kau tidak ingin memancing kemarahan-nya bukan?" Sambung Jaemin.

Renjun menghela nafasnya kasar. "Sebentar. Aku ganti baju dulu. Kau tolong temani diri-nya ya." Pinta Renjun yang langsung masuk ke dalam kamar-nya guna berganti baju. Sedangkan Jaemin ke bawah, menemani Jeno yang sedang berada di ruang tamu.

Setelah beberapa menit mengganti baju serta memoles sedikit wajah, dan merapihkan rambut-nya. Renjun pun bergegas ke bawah.

Sampai di ruang tamu, ia dapat melihat Jeno yang tengah mengobrol bersama Jaemin.

Jeno terlihat sangat tampan dengan pakaian santai-nya. Ah tidak, Jeno tampan dalam pakaian apapun. Bahkan Renjun pernah terpikat dalam pesona Jeno. Namun itu semua berakhir ketika ia mengetahui sikap Jneo yang sering berbuat kasar kepada diri-nya.

"Ekhem." Deham Renjun, guna mengalihkan atensi Jeno dan Jaemin yang sedang mengobrol dengan dunia mereka sendiri. Bahkan mereka tidak sadar kalau Renjun sudah ada di antara mereka.

Ah tidak, Renjun kan memang selalu tidak di anggap kehadiran-nya.

"Nah Renjun-nya sudah datang. Kalau begitu, aku pamit ya! Have fun kalian berdua!" Seru Jaemin. Jaemin berharap hubungan Jeno dan Renjun dapat membaik melalui perjodohan ini.

Aura sekitar langsung berubah, ketika Jaemin pergi dari ruang tamu, meninggalkan Jeno dan Renjun. Senyum ramah Jeno bahkan sudah berubah menjadi sangat datar.

Renjun takut melihat tatapan Jeno yang sangat mengintimidasi diri-nya. Berbeda dengan Jeno yang sedang menatap Renjun dari atas kepala, sampai bawah kaki.

Decihan terlontar dari mulut Jeno. "Tch. Sangat culun sekali." Ucap Jeno begitu melihat style-an Renjun saat ini.

"Eum. Ada apa kau ke sini?" Cicit Renjun, tidak mengidahkan kalimat sarkas Jeno. Ia sudah sering mendengar berbagai kalimat dari mulut Jeno.

"Mommy ingin bertemu dengan diri-mu." Ucap Jeno.

"Ayo!" Sambung Jeno yang tidak memberikan Renjun kesempatan untuk membalas.

"Sekarang juga?" Pertanyaan bodoh nan polos keluar dari mulut Renjun.

"Apakah kau bodoh?" Tanya balik Jeno.

"Kau pikir untuk apa aku datang kemari, kalau Mommy ingin bertemu dengan-mu besok? Kau pikir aku sudi menjemput diri-mu kemari, kalau bukan dari paksaan Mommy?" Sarkas Jeno.

"Ah Mian." Ucap Renjun, yang tidak tau harus membalas apa.

"Cepat-lah, Mommy telah menunggu diri-mu." Titah Jeno yang sudah lebih dulu jalan.

Renjun terus mengikuti Jeno dari belakang. Sampai akhir-nya ia tiba di samping pintu mobil Jeno.

Renjun ragu untuk ikut masuk ke dalam mobil Jeno. Pasal-nya, ia belum pernah masuk ke dalam mobil ini. Ia takut Jeno marah kepada diri-nya, kalau main asal masuk, tanpa di izinkan masuk.

Sedangkan Jeno? Ia sudah menggeram kesal karena tingkah lama Renjun. Renjun benar-benar memakan waktu!

*tin tin* suara klakson mobil, sukses membuat Renjun terhentak kaget. "Cepat masuk! Kau lambat sekali!" Titah Jeno.

Renjun yang masih terkejut, hanya bisa mengikuti perintah Jeno. Ia langsung masuk ke dalam mobil Jeno. Jeno pun langsung menjalankan mobil-nya meninggalkan area perkarangan rumah Nakamoto, menuju rumah-nya.

Di sepanjang jalan, tidak ada di antar mereka yang berniat membuka suara, untuk memulai obrolan. Baik Jeno maupun Renjun lebih memilih untuk bungkam satu sama lain. Jeno yang enggan untuk bertanya sesuatu kepada Renjun. Serta Renjun yang takut bertanya sesuatu kepada Jeno. Padahal, sudah banyak berbagai macam pertanyaan yang.muncul di pikiran Renjun, yang ingin sekali ia tanyakan, namun Renjun harus menahan itu semua.

Sampai akhirnya mereka tiba di depan rumah mewah nan megah milik keluarga Jung.

Jeno langsung keluar dari mobil-nya, dan masuk ke dalam rumah-nya, di ikuti Renjun yang juga masuk ke dalam rumah kediaman Jung.

Di dalam, Taeyong sudah menunggu kedatangan Renjun. Terbukti dengan datang-nya Renjun, Taeyong langsung berhambur ke dalam pelukkan-nya.

"Aigoo Renjuniee! Mommy kira kau tidak mau datang." Ujar Taeyong setelah melepas pelukkan-nya.

Taeyong langsung membawa Renjun ke dalam dan duduk di sofa ruang keluarga , di samping diri-nya.

Dan mereka mulai membuka percakapan untuk mereka berdua.

DIFFERENT - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang